Kenapa dibumi terang karena ada sinar matahari,selain itu mengapa di luar angaksa gelap padahal lebih besar sinarnya daripada menerangi bumi? Jawab dengan panjang tapi jelas.
gavinnita
Pernah bertanya-tanya mengapa ruang angkasa tampak gelap atau hitam padahal ada banyak bintang dan galaksi di segala arah di alam semesta? Berikut kami coba jelaskan alasan ilmiahnya.
Bayangkan Anda berada di ruang angkasa. Jika Anda melihat Matahari di angkasa luar sana, Anda akan melihat bintang terdekat dengan Bumi kita tersebut tampak sangat terang dan sanggup membakar retina mata Anda seketika sehingga menyebabkan kebutaan. Sementara, langit latar belakang Matahari akan tampak hitam dan gelap, dihiasi dengan bintik-bintik kecil bintang yang redup.
Kita semua tahu bahwa ruang angkasa sangatlah besar, bahkan mungkin tak terbatas, jauh lebih besar daripada yang sekarang kita bayangkan. Selain ukuran ruang yang tak terbatas, banyaknya bintang juga bisa dikatakan tidak terhitung. Ke manapun kita menoleh di ruang angkasa, yang kita lihat hanyalah bintang-bintang.
Tidak seharusnya ruang angkasa gelap gulita begitu, bukan? Karena adanya bintang yang jumlahnya tidak terhitung itu, seharusnya bintang-bintang itu mampu memancarkan cahaya yang membuat ruang angkasa menjadi berkilau atau terang karena sinarnya.
Astronom Wilhelm Olbers pernah sampai pada suatu kesimpulan bahwa penyebabnya adalah debu. Olbers mengatakan bahwa ada banyak debu yang menutupi bintang yang tidak terhitung jumlahnya itu, sehingga bintang-bintang tadi tidak bisa memancarkan sinarnya.
Namun, kesimpulan yang diusulkan Olbers ternyata keliru. Setelah kematiannya, para astronom menghitung bahwa sinar-sinar bintang itu seharusnya cukup untuk dapat memanaskan setiap debu sehingga tetap bisa berpijar. Akhirnya, persoalan ini dikenal dengan paradoks olbers.
Bayangkan Anda berada di ruang angkasa. Jika Anda melihat Matahari di angkasa luar sana, Anda akan melihat bintang terdekat dengan Bumi kita tersebut tampak sangat terang dan sanggup membakar retina mata Anda seketika sehingga menyebabkan kebutaan. Sementara, langit latar belakang Matahari akan tampak hitam dan gelap, dihiasi dengan bintik-bintik kecil bintang yang redup.
Kita semua tahu bahwa ruang angkasa sangatlah besar, bahkan mungkin tak terbatas, jauh lebih besar daripada yang sekarang kita bayangkan. Selain ukuran ruang yang tak terbatas, banyaknya bintang juga bisa dikatakan tidak terhitung. Ke manapun kita menoleh di ruang angkasa, yang kita lihat hanyalah bintang-bintang.
Tidak seharusnya ruang angkasa gelap gulita begitu, bukan? Karena adanya bintang yang jumlahnya tidak terhitung itu, seharusnya bintang-bintang itu mampu memancarkan cahaya yang membuat ruang angkasa menjadi berkilau atau terang karena sinarnya.
Astronom Wilhelm Olbers pernah sampai pada suatu kesimpulan bahwa penyebabnya adalah debu. Olbers mengatakan bahwa ada banyak debu yang menutupi bintang yang tidak terhitung jumlahnya itu, sehingga bintang-bintang tadi tidak bisa memancarkan sinarnya.
Namun, kesimpulan yang diusulkan Olbers ternyata keliru. Setelah kematiannya, para astronom menghitung bahwa sinar-sinar bintang itu seharusnya cukup untuk dapat memanaskan setiap debu sehingga tetap bisa berpijar. Akhirnya, persoalan ini dikenal dengan paradoks olbers.