Unsur karya seni tari yang pertama adalah tubuh. Ini merupakan unsur paling mendasar dalam tari, karena tanpa tubuh seni tari menjadi mustahil untuk ditampilkan. Tubuh berkaitan dengan subjek, yakni siapa yang melakukan gerak tari dan berperan sebagai pelaku yang dinamis sekaligus fleksibel.
Dalam pengertian tersebut, dinamis dimaksudkan penari bisa diam, bergerak lambat, bergerak cepat bahkan berjalan atau berlari ke sekeliling panggung saat menari. Sedangkan fleksibel diartikan penari dapat memberdayakan bagian tertentu tubuhnya atau bahkan seluruh tubuhnya sesuai dengan bentuk tarian yang ditampilkan.
Dapat disimpulkan, bahwa dalam tarian tubuh menjadi saluran komunikasi suasana batin (niat, gagasan, emosi, dan identitas) yang diekspresikan dalam beragam gerakan, sehingga penonton dapat turut merasakan suasana batin tersebut.
Aksi (Action)
Aksi merupakan penentu apakah gerak tubuh seorang merupakan perilaku biasa ataukah bagian dari pertunjukan seni tari. Tanpa aksi suatu gerak tari akan terkesan kosong tanpa makna, sehingga suasana batin akan sulit untuk disalurkan.
Aksi berkaitan dengan objek yakni apa yang sedang ditampilkan sang penari. Dimana, aksi dalam gerak tari ini meliputi langkah-langkah kaki, ayunan tangan, gerakan wajah, gerakan badan, dan bahkan gerakan sehari-hari seperti berjalan.
Ruang (Space)
Gerak menari harus dilakukan dalam ruang tertentu, baik terbuka maupun tertutup, sempit atau luas, dan menetap atau berpindah-pindah. Ruang adalah tempat, yakni di mana subjek dapat beraksi menggerakan tubuhnya. Ruang pentas adalah panggung tempat orang melakukan suatu gerak tari.
Seorang penari harus menyesuaikan hasil imajinasinya dengan pentas (ruang) tempat ia menari. Misalnya, tarian Garuda harus dilakukan dalam pentas yang luas.
Waktu (Time)
Tari merupakan rangkaian sejumlah gerak yang sudah terpolakan, dimana terdapat peralihan dari gerakan yang satu ke gerakan berikutnya. Peralihan itu beragam ada yang lambat, cepat, bahkan mendadak.
Unsur waktu memuat irama (ritme) dan dinamika. Kedua hal ini membuat kita dapat membedakan gerakan tari dengan gerakan fungsional (gerakan tubuh sehari-hari). Ritme dan dinamika dalam gerakan fungsional lebih banyak ditentukan oleh situasi di luar subjek dan dilakukan untuk kepentingan diri sendiri.
Sedangkan untuk ritme dan dinamika dalam gerakan tari lebih banyak ditentukan oleh subjek (penari) dengan tujuan untuk menampilkan suatu keindahan.
Energi
Unsur karya seni tari yang terakhir adalah energi. Ya, gerak tubuh manusia dapat berlangsung karena energi, begitupun dalam gerak tari dimana energi berperan sebagai kekuatan yang mengendalikan, menggiatkan, dan menghentikan gerakan demi gerakan yang berkaitan dengan proses. Ada gerak tari yang memerlukan energi kuat, seperti melompat, berlari, dan gerakan cepat atau gerak tari yang memerlukan energi ringan seperti gerakan lambat sambil tetap berdiri di tempat.
Disamping itu, ada pula gerak tari yang memerlukan variasi energi. Dimana, bisa dimulai dari energi ringan, sedang, kuat atau variasi lain tergantung dari intensitas gerak tubuh yang dilakukan.
Jawaban:
Tubuh (Body)
Unsur karya seni tari yang pertama adalah tubuh. Ini merupakan unsur paling mendasar dalam tari, karena tanpa tubuh seni tari menjadi mustahil untuk ditampilkan. Tubuh berkaitan dengan subjek, yakni siapa yang melakukan gerak tari dan berperan sebagai pelaku yang dinamis sekaligus fleksibel.
Dalam pengertian tersebut, dinamis dimaksudkan penari bisa diam, bergerak lambat, bergerak cepat bahkan berjalan atau berlari ke sekeliling panggung saat menari. Sedangkan fleksibel diartikan penari dapat memberdayakan bagian tertentu tubuhnya atau bahkan seluruh tubuhnya sesuai dengan bentuk tarian yang ditampilkan.
Dapat disimpulkan, bahwa dalam tarian tubuh menjadi saluran komunikasi suasana batin (niat, gagasan, emosi, dan identitas) yang diekspresikan dalam beragam gerakan, sehingga penonton dapat turut merasakan suasana batin tersebut.
Aksi (Action)
Aksi merupakan penentu apakah gerak tubuh seorang merupakan perilaku biasa ataukah bagian dari pertunjukan seni tari. Tanpa aksi suatu gerak tari akan terkesan kosong tanpa makna, sehingga suasana batin akan sulit untuk disalurkan.
Aksi berkaitan dengan objek yakni apa yang sedang ditampilkan sang penari. Dimana, aksi dalam gerak tari ini meliputi langkah-langkah kaki, ayunan tangan, gerakan wajah, gerakan badan, dan bahkan gerakan sehari-hari seperti berjalan.
Ruang (Space)
Gerak menari harus dilakukan dalam ruang tertentu, baik terbuka maupun tertutup, sempit atau luas, dan menetap atau berpindah-pindah. Ruang adalah tempat, yakni di mana subjek dapat beraksi menggerakan tubuhnya. Ruang pentas adalah panggung tempat orang melakukan suatu gerak tari.
Seorang penari harus menyesuaikan hasil imajinasinya dengan pentas (ruang) tempat ia menari. Misalnya, tarian Garuda harus dilakukan dalam pentas yang luas.
Waktu (Time)
Tari merupakan rangkaian sejumlah gerak yang sudah terpolakan, dimana terdapat peralihan dari gerakan yang satu ke gerakan berikutnya. Peralihan itu beragam ada yang lambat, cepat, bahkan mendadak.
Unsur waktu memuat irama (ritme) dan dinamika. Kedua hal ini membuat kita dapat membedakan gerakan tari dengan gerakan fungsional (gerakan tubuh sehari-hari). Ritme dan dinamika dalam gerakan fungsional lebih banyak ditentukan oleh situasi di luar subjek dan dilakukan untuk kepentingan diri sendiri.
Sedangkan untuk ritme dan dinamika dalam gerakan tari lebih banyak ditentukan oleh subjek (penari) dengan tujuan untuk menampilkan suatu keindahan.
Energi
Unsur karya seni tari yang terakhir adalah energi. Ya, gerak tubuh manusia dapat berlangsung karena energi, begitupun dalam gerak tari dimana energi berperan sebagai kekuatan yang mengendalikan, menggiatkan, dan menghentikan gerakan demi gerakan yang berkaitan dengan proses. Ada gerak tari yang memerlukan energi kuat, seperti melompat, berlari, dan gerakan cepat atau gerak tari yang memerlukan energi ringan seperti gerakan lambat sambil tetap berdiri di tempat.
Disamping itu, ada pula gerak tari yang memerlukan variasi energi. Dimana, bisa dimulai dari energi ringan, sedang, kuat atau variasi lain tergantung dari intensitas gerak tubuh yang dilakukan.