Kehidupan ekonomi masyarakat dan sosial kerajaan Ternate dan Tidoresangat dipengaruhi oleh perkebunan rempah-rempah dan kegiatan perdagangan. Ternate dan Tidore dikenal sebagai produsen utama komoditas rempah-rempah yang diperdagangkan secara luas dalam perdagangan dunia pada abad kelima belas dan ketujuh belas.
Penjelasan:
Kerajaan Ternate merupakan kerajaan Islam di Maluku yang masih eksis hingga saat ini. Ketika didirikan oleh Baab Mashur Malamo pada tahun 1257 M, kesultanan yang dulu bernama Kerajaan Gapi belumlah Islami.
Islam mulai menyebar di Ternate pada abad ke-14, dan keluarga kerajaan baru memeluk Islam pada masa pemerintahan Raja Mahon (1432-1486 M). Kerajaan Ternate dalam perkembangannya mencapai puncak kejayaannya pada masa pemerintahan Sultan Baabulla (1570-1583 M).
Pada abad ke-15, Kerajaan Ternate mengalami perkembangan pesat, terutama dalam bidang perdagangan dan pelayaran, berkat kekayaan rempah-rempahnya. Namun, stabilitas kerajaan terancam ketika Portugis mulai menginjak tanah Ternate.
Sejak awal abad ke-16, Sultan Ternate memulai perjuangan melawan Portugis, yang percaya bahwa mereka memonopoli perdagangan di wilayah mereka.
Menjelang akhir abad ke-17, Kerajaan Ternate sepenuhnya berada di bawah kendali Perusahaan Hindia Timur Belanda (VOC). Kerajaan ini belum sepenuhnya hancur, namun konon menjadi penyebab runtuhnya Kerajaan ini.
Jawaban:
Kehidupan ekonomi masyarakat dan sosial kerajaan Ternate dan Tidoresangat dipengaruhi oleh perkebunan rempah-rempah dan kegiatan perdagangan. Ternate dan Tidore dikenal sebagai produsen utama komoditas rempah-rempah yang diperdagangkan secara luas dalam perdagangan dunia pada abad kelima belas dan ketujuh belas.
Penjelasan:
Kerajaan Ternate merupakan kerajaan Islam di Maluku yang masih eksis hingga saat ini. Ketika didirikan oleh Baab Mashur Malamo pada tahun 1257 M, kesultanan yang dulu bernama Kerajaan Gapi belumlah Islami.
Islam mulai menyebar di Ternate pada abad ke-14, dan keluarga kerajaan baru memeluk Islam pada masa pemerintahan Raja Mahon (1432-1486 M). Kerajaan Ternate dalam perkembangannya mencapai puncak kejayaannya pada masa pemerintahan Sultan Baabulla (1570-1583 M).
Pada abad ke-15, Kerajaan Ternate mengalami perkembangan pesat, terutama dalam bidang perdagangan dan pelayaran, berkat kekayaan rempah-rempahnya. Namun, stabilitas kerajaan terancam ketika Portugis mulai menginjak tanah Ternate.
Sejak awal abad ke-16, Sultan Ternate memulai perjuangan melawan Portugis, yang percaya bahwa mereka memonopoli perdagangan di wilayah mereka.
Menjelang akhir abad ke-17, Kerajaan Ternate sepenuhnya berada di bawah kendali Perusahaan Hindia Timur Belanda (VOC). Kerajaan ini belum sepenuhnya hancur, namun konon menjadi penyebab runtuhnya Kerajaan ini.