aulialia32Eksplorasi minyak dan gas bumi notabene memerlukan kemampuan yang tinggi dalam mengelola dalam jumlah yang demikian banyak keberagaman (variety), mengakomodasi kecepatan pertumbuhan data yang mengintegrasikan berbagai metodologi eksplorasi dalam bentuk data stream (velocity), dalam jumlah data yang demikian banyak (volume), dan dengan kondisi tidak boleh meninggalkan keakuratan data (veracity), serta mengintegrasikan dalam berbagai kepentingan untuk tujuan kepastian keberadaan migas agar investasi (value) lebih efektif dan efisien.Dari penjalasan pendek di atas kita dapat menangkap bahwa penggunaan big data dalam migas memiliki tujuan yang sesuai dengan definisi intelijen bisnis seperti yang sudah dipaparkan sebelumnya. Data yang banyak tersebut digunakna, dianalisis untuk melakukan pencarian dimana keberadaan minyak dan gas dalam perut bumi, proses ini tentunya dibutuhkan kecepatan, dan ketepatan sehingga dimasa yang akan datang investasi yang dilakukan dalam pencarian migas lebih efisien dan efektif.Untuk tahapan konvensional dalam suatu eksplorasi minyak dan gas bumi memerlukan tahapan yang panjang, dengan pendekatan berbagai pertimbangan multidisiplin berbagai persepektif sain dan teknologi antara lain geologi, geodesi, teknik perminyakan, dan pertambangan, sehingga ini akan menghasilkan sumber data yang berbeda (terutama dalam struktur data yang didapat). Data yang didapatpun membutuhkan akusisi data, preprocessing, dan interpretasi yang memerlukan pemrosesan penyimpanan data skala besar. Dengan tujuan membuat citra seismic dengan visualisasi yang akurat dan beresolusi tinggi sudah menjadi keharusan mengingat investasi di bidang eksplorasi migas terus meningkat, untuk meningkatkan kepastian keberadaan migas,geological facies model, reservoir characterization menjadikan permasalahan ini suatu studi saintifik dan fenomena engineering yang sangat komplek.Sehingga permasalahan yang muncul adalah terlalu banyak data (too much data), sehingga bagaimana cara me-manage data dan pengetahuan yang begitu komplek maka perlu dibangun suatu knowledge management system dan kesenjangan antara kesadaran akan ‘kebanjiran data’ dan teknologi Big Data.Teknologi Big Data dalam eksplorasi migas didefinisikan sebagai generasi baru teknologi, arsitektur yang deidesain secara ekonomi mengekstrak nilai (value) dari volume yang sangat besar dengan keaneka ragaman data (variety), dengan memanfaatkan kecepatan (velocity), penjelajahan dan analisis.Indonesia sendiri merupakan pasar global dalam industry migas, tidak perlu menawarkan teknologi ini kepada negara maju, di negeri kita sendiri 90% perusahaan yang bergerak di Industri migas adalah perusahaan asing, mereka membutuhkan teknologi big data ini untku melakukan efisiensi namun tetap efektif dalam proses pencarian sumber minyak di Negara kita, terutama dalam investasi termahal yaitu seismic exploration. Seismic Exploration adalah tahapan yang merupakan penentu atas kemungkinan menemukan cadangan migas yang terletak jauh di bawah permukaan tanah atau lautan. Sehingga potensi big data ini sesuai dengan namanya besar (probabilitas besar) untuk dapat berkembang dalam bidang eksplorasi migas di Indonesia.