dissaangela
Hecataeus Hecataeus adalah orang pertama yang menggunakan istilah historia untuk menyebut hasil karyanya yang berasal dari pengamatannya dalam berbagai perjalanan, Hecataeus menyebut hasil penelitiannya tentang gejala alam yang terdapat di daerah hunian manusia di Yunani. Hecataeus adalah sejarawan Yunani yang hidup pada 500 SM, bukunya yang berjudul Periegesis berisi tentag geografi, adat dan budaya, dunia yang diketahui oleh orang Yunani ketika Hecataeus berkunjung, ia membagi dunia menjadi Eropa dan Asia, dia menyatakan kondisi geografi ini dengan peta yang lebih detail dari peta-peta sebelumnya Sejarawan Herodotus meminjam pengetahuan Hecataeus tentang Mesir, kutipan Hecataeus yang Herodutus masukan adalah pandangan filsafat Heraclitus dan Hecataeus sendiri sebagai pengumpul fakta, karyanya yang tidak kalah penting Genealogis, bermula dengan kalimat aku menulis kalimat di bawah in sebagai kenyataan karena kisah orang Yunani itu banyak yang tidak logis bagi saya, Hecataeus mencoba untuk membuat mitos menjadi masuk akal meskipun karya ini bukan sejarah, Herodotus mengadopsi metode riset Hecataeus yang penuh dengan kenyataan.
Foto: Ilustrasi Sejarah | Fancycrave.com Ibn Khaldun Lahir di Tunisia, 27 Mei 1332, meninggal 19 Maret 1406, ia seorang sejarawan dan ‘Bapak Sosiologi Islam’, keluarganya berasal dari Hadramaut (sekarang Yaman) dan silsilahnya sampai kepada seorang sahabat Nabi SAW bernama Wail bin Hujr dari kabilah Kindah, sewaktu kecil Ibnu Khaldun sudah menghapal Al-Quran dan mempelajari tajwid, ia juga mendapat kesempatan belajar dari para ulama besar selain dari ayahnya, dia mempelajari ilmu-ilmu syariat: tafsir, hadis, ushul fiqih, tauhid, dan fiqih Mahzab selain mempelajari ilmu-ilmu bahasa, fisika, dan matematika.
Foto: Ilustrasi Sejarah | Pixabay.com Pada usia 21 tahun, Ibnu Khaldun diangkat sebagai sekretaris Sultan Dinasti Hafs, selanjutnya ia melakukan perjalanan ke Tilmisan, di sanalah ia mengarang kitab monumentalnya al-Ibar atau Sejarah Umum sebanyak 7 jilid dan didahului oleh Muqaddimah yang berisi pembahasan tentang masalah-masalah sosial manusia, Muqaddimah itulah membuka jalan menuju pembahasan ilmu-ilmu sosial, karenanya dalam Islam, Ibnu Khaldun dipandang sebagai peletak dasar-dasar ilmu sosial dan politik Islam
Hecataeus adalah orang pertama yang menggunakan istilah historia untuk menyebut hasil karyanya yang berasal dari pengamatannya dalam berbagai perjalanan, Hecataeus menyebut hasil penelitiannya tentang gejala alam yang terdapat di daerah hunian manusia di Yunani. Hecataeus adalah sejarawan Yunani yang hidup pada 500 SM, bukunya yang berjudul Periegesis berisi tentag geografi, adat dan budaya, dunia yang diketahui oleh orang Yunani ketika Hecataeus berkunjung, ia membagi dunia menjadi Eropa dan Asia, dia menyatakan kondisi geografi ini dengan peta yang lebih detail dari peta-peta sebelumnya
Sejarawan Herodotus meminjam pengetahuan Hecataeus tentang Mesir, kutipan Hecataeus yang Herodutus masukan adalah pandangan filsafat Heraclitus dan Hecataeus sendiri sebagai pengumpul fakta, karyanya yang tidak kalah penting Genealogis, bermula dengan kalimat aku menulis kalimat di bawah in sebagai kenyataan karena kisah orang Yunani itu banyak yang tidak logis bagi saya, Hecataeus mencoba untuk membuat mitos menjadi masuk akal meskipun karya ini bukan sejarah, Herodotus mengadopsi metode riset Hecataeus yang penuh dengan kenyataan.
Foto: Ilustrasi Sejarah | Fancycrave.com
Ibn Khaldun
Lahir di Tunisia, 27 Mei 1332, meninggal 19 Maret 1406, ia seorang sejarawan dan ‘Bapak Sosiologi Islam’, keluarganya berasal dari Hadramaut (sekarang Yaman) dan silsilahnya sampai kepada seorang sahabat Nabi SAW bernama Wail bin Hujr dari kabilah Kindah, sewaktu kecil Ibnu Khaldun sudah menghapal Al-Quran dan mempelajari tajwid, ia juga mendapat kesempatan belajar dari para ulama besar selain dari ayahnya, dia mempelajari ilmu-ilmu syariat: tafsir, hadis, ushul fiqih, tauhid, dan fiqih Mahzab selain mempelajari ilmu-ilmu bahasa, fisika, dan matematika.
Foto: Ilustrasi Sejarah | Pixabay.com
Pada usia 21 tahun, Ibnu Khaldun diangkat sebagai sekretaris Sultan Dinasti Hafs, selanjutnya ia melakukan perjalanan ke Tilmisan, di sanalah ia mengarang kitab monumentalnya al-Ibar atau Sejarah Umum sebanyak 7 jilid dan didahului oleh Muqaddimah yang berisi pembahasan tentang masalah-masalah sosial manusia, Muqaddimah itulah membuka jalan menuju pembahasan ilmu-ilmu sosial, karenanya dalam Islam, Ibnu Khaldun dipandang sebagai peletak dasar-dasar ilmu sosial dan politik Islam