Abdul Latif Hendraningrat pernah menjadi pasukan Pembela Tanah Air (PETA) dan ikut dalam berbagai pertempuran. Ia pernah menjabat komandan komando kota ketika Belanda menyerbu Yogyakarta (1948). Kemudian ia ditunjuk sebagai atase militer RI untuk Filipina (1952), lalu dipindahkan ke Washington hingga tahun 1956.
Karena ia berperan sebagai penggerek bendera Sang Saka Merah Putih pada tanggal 17 Agustus 1945.
Pada tahun 1945, ada 3 orang tokoh yang dipercaya mengibarkan Bendera Sang Saka Merah Putih yang saat itu dijahit langsung oleh Ibu Negara Pertama Fatmawati. 3 tokoh itu adalah Latief Hendraningrat, Suhud Sastro Kusumo, dan Surastri Karma (SK) Trimurti.
Latief pertama kali bersekolah di Europe Ingere School (ELS) yang berada di Jakarta, Pasuruan, dan Cianjur. Setelah lulus Sekolah Dasar, dia melanjutkan Sekolah menengah MULO di Bandung dan Surabaya. Kemudian, setelah lulus disana, dia melanjutkan kembali sekolahnya di AMS-B (setara dengan SMA) di kota Malang. Setelah itu, dia menamatkan pendidikan menengah atas. Dia melanjutkan kuliah di sekolah tinggi hukum yaitu Rechts Hooge School yang berada di Jakarta. 6 tahun sebelum proklamasi, dia juga pernah sekolah di Teacher Collage di Columbi.
Beliau pernah menjabat komandan komando kota ketika Belanda menyerbu Yogyakarta (1948).
Latief mengibarkan bendera di sebuah tiang bambu sederhana depan kediaman Jalan Pegangsaan Timur 56. Lagu kebangsaan 'Indonesia Raya' juga berkumandang dan sang saka merah putih berkibar di udara Indonesia merdeka.
Jawaban:
Penjelasan:
Maaf bila salah. Semoga membantu.