Jawaban : Studi modern tentang bahasa tubuh didasarkan pada keyakinan bahwa gerakan bukanlah bahasa universal atau alami, tetapi produk dari konteks sosial dan budaya. Bahkan aspek paling dasar dari perilaku fisik, seperti cara orang makan, tidur, berjalan, atau duduk, tampaknya ditentukan secara budaya dan sangat bervariasi dari satu masyarakat ke masyarakat lainnya. Ini termasuk sinyal yang digunakan oleh orang-orang untuk mengkomunikasikan makna secara non-verbal, dan juga reaksi emosional atau fisik yang tidak disengaja, seperti muka memerah (malu) atau menangis.
Studi lintas budaya yang menunjukkan keragaman gerak tubuh dan ekspresi wajah dilengkapi oleh pengalaman para pelancong ke negara lain, atau bahkan mereka yang menonton film atau mendengarkan musik dari belahan dunia lain.
Globalisasi budaya, terutama di pusat-pusat perkotaan yang di mana-mana cenderung semakin kosmopolitan dalam produk dan sikapnya, telah memperkecil perbedaan-perbedaan tertentu. Homogenisasi budaya terjadi relatif cepat dalam aspek-aspek tertentu seperti mode dalam berpakaian, makan makanan "mewah", atau masuknya kata-kata asing atau benda-benda dekoratif. Namun, itu cenderung berlangsung jauh lebih lambat pada ekspresi tubuh dan gerakan wajah, yang membutuhkan lebih banyak waktu untuk diterima dan diubah orang. :]
Jawaban :
Studi modern tentang bahasa tubuh didasarkan pada keyakinan bahwa gerakan bukanlah bahasa universal atau alami, tetapi produk dari konteks sosial dan budaya. Bahkan aspek paling dasar dari perilaku fisik, seperti cara orang makan, tidur, berjalan, atau duduk, tampaknya ditentukan secara budaya dan sangat bervariasi dari satu masyarakat ke masyarakat lainnya. Ini termasuk sinyal yang digunakan oleh orang-orang untuk mengkomunikasikan makna secara non-verbal, dan juga reaksi emosional atau fisik yang tidak disengaja, seperti muka memerah (malu) atau menangis.
Studi lintas budaya yang menunjukkan keragaman gerak tubuh dan ekspresi wajah dilengkapi oleh pengalaman para pelancong ke negara lain, atau bahkan mereka yang menonton film atau mendengarkan musik dari belahan dunia lain.
Globalisasi budaya, terutama di pusat-pusat perkotaan yang di mana-mana cenderung semakin kosmopolitan dalam produk dan sikapnya, telah memperkecil perbedaan-perbedaan tertentu. Homogenisasi budaya terjadi relatif cepat dalam aspek-aspek tertentu seperti mode dalam berpakaian, makan makanan "mewah", atau masuknya kata-kata asing atau benda-benda dekoratif. Namun, itu cenderung berlangsung jauh lebih lambat pada ekspresi tubuh dan gerakan wajah, yang membutuhkan lebih banyak waktu untuk diterima dan diubah orang.
:]