"Kau harus membawanya kembali!" Erza berteriak kalang kabut. Aku gugup. Bingung. Tak tau sekeliling. Manusia purba itu menemukanku ketika aku memasuki dimensi alpha. Tanpa kusadari apa yang harus kuperbuat, sedangkan manusia dengan wajah setengah kera itu memandang ia mengikutiku. Manusia purba itu akan mati jika tidak kembali dalam waktu 12 jam. "Aku harus membawa dia kembali!" teriakku. Erza menghempaskan tubuhnya pada meja kontrol laboratorium dengan kesal. Ardi berteriak lantang, "Jangan main-main Don!" Ardi menatapku dengan tajam. "Padahal..." Erza tercekat, "Aku tahu Er kita tinggal punya waktu 8 jam." Aku terus berusaha meyakinkan sabahat-sahabatku. Erza dan Ardi menatapku tajam/ "Jika kamu mengembalikan manusia purba melebihi 8 jam, berarti tamat riwayatmu." Kembali Aku mengotak-atik komputer Luminaku dengan cepat. Aku memutuskan untuk tetap mengembalikan manusia purba itu. "Sistem oke!" Manusia purba itu harus hidup. Setiap mahkluk berhak untuk hidup. Aku yang membawanya, aku juga yang harus mengembalikannya. Orang tuaku tak pernah mengajarkanku untuk melarikan diri sesulit apapun masalah yang kuhadapi. Ku klik tombol 'run' pada layar monitor Lumina di depanku dan diikuti gelombang biru mirip Aurora memenuhi ruangan. Pagar Asteroid terbuka lebar, memberikan ruang cukup untuk kulewati bersama manusia purba itu. Ruangan penuh asap dengan pohon-pohon yang meranggas. Hampir 8 jam, manusia purba tetap memegang tanganku. Kurang 10 menit aku lepaskan tangan manusia purba. Kujabat erat dan aku lari menuju lorong dimensi alpha. Kurang 10 menit lagi waktu yang tersisa dan aku masih di lorong dimensi alpha. Aku berpikir ini takdir akhir hidupku. Tiba-tiba kudengar teriakan keras dan goncangan hebat. Aku terlempar kembali ke laboratoriumku. Alarm berbunyi. Gelombang dimensi alpha semakin mengecil. Badanku lemas seakan rontok semua sendiku. Aku menengadah dan kulihat sahabat-sahabatku mengelilingiku. Semua alat di laboratorium ini pecah berantakan. Tinggal laptop Luminaku yang masih menyala. "Ardi maafkan aku! Maaf telah merusak labolatorium untuk penelitian ini," kataku mengiba. "Gak apa-apa asalkan dirimu bisa selamat," Ardi memelukku dengan erat. Kulihat Erza membawa air minum untukku. Tidak menyangka aku bisa berhasil dikembalikan dan hidup lagi secara biasa. Manusia purba itu juga berhasil kembali ke habitatnya pada 500 tahun sebelum masehi. Aku dapat melihatnya dengan jelas di layar laptop. Manusia purba itu tersenyum sambil melambaikan tangan ke arahku.
Soal
1. Urutkan kejadian yang du di alami Doni pada cerita tersebut! 2. Bagaimana proses terlemparnya Doni ke lorong dimensi alpha? 3. Siapa tokoh dan bagaimana watak tokoh yang ada pada cerita?