AdinnovaSP Orang Pertama TunggalPengarang dalam sudut pandang ini menempatkan dirinya sebagai pelaku sekaligus narator dalam ceritanya. Menggunakan kata ganti “Aku” atau “Saya”.
SP Orang Pertama JamakBentuk SP ini sesungguhnya hampir sama dengan SP orang pertama tunggal. Hanya saja menggunakan kata ganti orang pertama jamak, “Kami”. SP Orang KeduaPengarang menempatkan dirinya sebagai narator yang sedang berbicara kepada orang lain, menggambarkan apa-apa yang dilakukan oleh orang tersebut. SP ini menggunakan kata ganti orang kedua, “Kau”, “Kamu” atau “Anda” yang menjadi pusat pengisahan dalam cerita. SP Orang Ketiga TunggalPengarang menempatkan dirinya sebagai narator yang berada di luar cerita, atau tidak terlibat dalam cerita. Dalam SP ini, narator menampilkan tokoh-tokoh cerita dengan menyebut namanya, atau kata gantinya; “Dia” atau “Ia”
ardan12228
maaf kak jika saya ikut campur bukankah sudut pandang terbagi menjadi 4
Adinnova
iya, adalagi, cuma krna terlalu panjang, itu ajaa, sorry,
makasih ardan:)
ardan12228
1 SP orang pertama tunggal 2SP orang pertama sampingan 3. Sp orang ketiga terbatas 4. Sp orang ketiga serba tau
rachintridha16
SP orang pertama > "aku" tokoh utama + narator Pengarang menempatkan dirinya sebagai tokoh di dalam cerita yang menjadi pelaku utama. Melalui tokoh "aku" inilah pengarang mengisahkan kesadaran dirinya sendiri (self consciouness); mengisahkan peristiwa atau tindakan. Pembaca akan menerima cerita sesuai dengan yang diketahui, didengar, dialami, dan dirasakan tokoh "aku". Tokoh "aku" menjadi narator sekaligus penceritaan
SP orang kedua > "kau", "kamu", "anda" Pengarang menempatkan dirinya sebagai narator yang sedang berbicara kepada orang lain, menggambarkan apa-apa yang dilakukan oleh orang tersebut.
SP orang ketiga > nama tokoh, "dia", "ia" Pengarang menempatkan dirinya sebagai narator yang ada di luar cerita, atau tidak terlibat dalam cerita.
SP serbatahu Pengarang atau narator mengetahui segala hal tentang tokoh-tokohnya, peristiwa, dan tindakan, termasuk motif yang melatarbelakanginya. Dia bebas berpindah sari satu tokoh ke tokoh lainnya. Bahkan, pengarang bebas mengungkapkan apa yang ada di pikiran serta perasaan tokoha-tokohnya.
SP objektif Pengarang atau narator dalam SP ini bisa melukiskansemua tindakan tokoh-tokohnya, namun dia tak bisa mengungkapkan apa yang dipiran serta dirasakan oleh tokoh-tokohnya. Dia hanya boleh menduga apa yang dipikirkan, atau dirasakan okeh tokoh ceritanya.
SP campuran > "aku", "kamu", "kami", "mereka", "dia" Sebuah novel mungkin saja menggunakan lebih dari satu ragam SP. Bahkan, belakangan ini, SP campuran tak hanya digunakan dalam novel saja, namun juga digunakan di dalam cerpen.
1 votes Thanks 2
rachintridha16
saya hanya membantu. jawab saya, jawaban anda, belum tentu benar juga.
SP Orang Pertama JamakBentuk SP ini sesungguhnya hampir sama dengan SP orang pertama tunggal. Hanya saja menggunakan kata ganti orang pertama jamak, “Kami”.
SP Orang KeduaPengarang menempatkan dirinya sebagai narator yang sedang berbicara kepada orang lain, menggambarkan apa-apa yang dilakukan oleh orang tersebut. SP ini menggunakan kata ganti orang kedua, “Kau”, “Kamu” atau “Anda” yang menjadi pusat pengisahan dalam cerita.
SP Orang Ketiga TunggalPengarang menempatkan dirinya sebagai narator yang berada di luar cerita, atau tidak terlibat dalam cerita. Dalam SP ini, narator menampilkan tokoh-tokoh cerita dengan menyebut namanya, atau kata gantinya; “Dia” atau “Ia”
Pengarang menempatkan dirinya sebagai tokoh di dalam cerita yang menjadi pelaku utama. Melalui tokoh "aku" inilah pengarang mengisahkan kesadaran dirinya sendiri (self consciouness); mengisahkan peristiwa atau tindakan. Pembaca akan menerima cerita sesuai dengan yang diketahui, didengar, dialami, dan dirasakan tokoh "aku". Tokoh "aku" menjadi narator sekaligus penceritaan
SP orang kedua > "kau", "kamu", "anda"
Pengarang menempatkan dirinya sebagai narator yang sedang berbicara kepada orang lain, menggambarkan apa-apa yang dilakukan oleh orang tersebut.
SP orang ketiga > nama tokoh, "dia", "ia"
Pengarang menempatkan dirinya sebagai narator yang ada di luar cerita, atau tidak terlibat dalam cerita.
SP serbatahu
Pengarang atau narator mengetahui segala hal tentang tokoh-tokohnya, peristiwa, dan tindakan, termasuk motif yang melatarbelakanginya. Dia bebas berpindah sari satu tokoh ke tokoh lainnya. Bahkan, pengarang bebas mengungkapkan apa yang ada di pikiran serta perasaan tokoha-tokohnya.
SP objektif
Pengarang atau narator dalam SP ini bisa melukiskansemua tindakan tokoh-tokohnya, namun dia tak bisa mengungkapkan apa yang dipiran serta dirasakan oleh tokoh-tokohnya. Dia hanya boleh menduga apa yang dipikirkan, atau dirasakan okeh tokoh ceritanya.
SP campuran > "aku", "kamu", "kami", "mereka", "dia"
Sebuah novel mungkin saja menggunakan lebih dari satu ragam SP. Bahkan, belakangan ini, SP campuran tak hanya digunakan dalam novel saja, namun juga digunakan di dalam cerpen.