Jelaskan terjadinyakausbrunei gatepada masa pemerintahan kH. Abdurrahman wahid
jeins
Kasus Bulog Gate merupakan kasus yang terjadi pada masa pemerintahan presiden ke 4 Indonesia, K.H. Abdurrahman Wahid atau yang lebih dikenal dengan nama Gus Dur. Kasus Bulog Gate begitu terkenal karena sering kali menjerat para pertinggi negara. Kasus ini melibatkan nama Badan Urusan Logistik (Bulog) serta jajaran pimpinannya. Gus Dur beranggapan bahwa Bulog sebagai badan yang bergerak di bidang logistik dapat digunakan untuk menanggulangi masalah-masalah yang terkait dengan logistik baik itu dalam bidang sosial budaya, ekonomi maupun politik. Gus Dur pun dengan leluasa dapat menggunakan dana dan materi dari Bulog dalam menghadapi masalah-masalah yang timbul. Namun, DPR menganggap bahwa kebijakan yang dilakukan oleh Gus Dur kurang tepat karena berpotensi menyebabkan perilaku korupsi. Sehingga Gus Dur mendapat memorandum dari DPR.Belum selesai pada kasus Bulog Gate, timbul masalah baru, yaitu Brunei Gate. Brunei Gate ini merupakan kasus penyaluran dana Sultan Brunei yang diserahkan kepada pengusaha yang dekat dengan Presiden Wahid, yaitu Ario Wowor. Dana tersebut kemudian disimpan oleh Gus Dur dalam rekening pribadinya. Hal ini menyebabkan Gus Dur dinilai melakukan tindak pidana korupsi. Namun, Gus Dur beralasan bahwa Sultan Brunei memintanya untuk merahasiakan dana tersebut, sehingga Gus Dur pun menyimpan dana itu sendiri tanpa diketahui oleh publik.Melihat kasus-kasus yang melibatkan orang nomor satu di Indonesia saat itu, DPR mengeluarkan memorandum keduanya kepada Presiden Gus Dur. Namun, memorandum tersebut tidak digubris oleh Gus Dur, sehingga muncullah memorandum-memorandum selanjutnya sampai akhirnya DPR mengusulkan kepada MPR untuk melengserkan Gus Dur dari jabatannya sebagai presiden.Langkah DPR tersebut membuat Presiden Gus Dur mengeluarkan Dekrit Presiden untuk membekukan DPR dan MPR. Namun, dekrit tersebut tidak dapat dilaksanakan karena dianggap bertentangan dengan konstitusi dan tidak memiliki kekuatan hukum.MPR pun mengadakan sidang istimewa yang menghasilkan keputusan untuk melengserkan Gus Dur dari posisinya sebagai presiden, dan secara otomatis Megawati yang saat itu menjabat sebagai wakil presiden diangkat menjadi Presiden Republik Indonesia dan posisi wakil presiden dipegang oleh Hamzah Haz.
Kesimpulan :Abdurrahman Wahid atau yang lebih dikenal dengan nada Gus Dur merupakan presiden RI ke-4. Walaupun pada awal masa kepemimpinannya banyak diragukan oleh berbagai pihak, namun beliau berhasil menunjukkan energi yang besar dan kuat kepada masyarakat Indonesia.Selain itu, beliau juga telah berhasil menjalin hubungan kerja sama dan mitra dengan negara-negara lain. Pada pertengahan 2001 tampak sangat jelas bahwa pola perilaku warisan masa lalu tidak akan mudah untuk diubah. Tindakan Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN) tidak dapat lepas dari masa pemerintahan presiden ke-4 RI tersebut. Masa kepresidenan yang kacau itu pun berakhir pada bulan Juli 2001. Meskipun Gus Dur berusaha dengan Dekrit Presiden yang dikeluarkannya untuk membekukan lembaga perwakilan untuk menghindar dari turunan jabatan, namun tidak ada yang menghiraukan. Pada akhirnya MPR mengadakan sidang istimewa yang memutuskan untuk memberhentikan Abdurrahman Wahid dan melantik Megawati sebagai Presiden Indonesia yang kelima.
Kesimpulan :Abdurrahman Wahid atau yang lebih dikenal dengan nada Gus Dur merupakan presiden RI ke-4. Walaupun pada awal masa kepemimpinannya banyak diragukan oleh berbagai pihak, namun beliau berhasil menunjukkan energi yang besar dan kuat kepada masyarakat Indonesia.Selain itu, beliau juga telah berhasil menjalin hubungan kerja sama dan mitra dengan negara-negara lain. Pada pertengahan 2001 tampak sangat jelas bahwa pola perilaku warisan masa lalu tidak akan mudah untuk diubah. Tindakan Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN) tidak dapat lepas dari masa pemerintahan presiden ke-4 RI tersebut. Masa kepresidenan yang kacau itu pun berakhir pada bulan Juli 2001. Meskipun Gus Dur berusaha dengan Dekrit Presiden yang dikeluarkannya untuk membekukan lembaga perwakilan untuk menghindar dari turunan jabatan, namun tidak ada yang menghiraukan. Pada akhirnya MPR mengadakan sidang istimewa yang memutuskan untuk memberhentikan Abdurrahman Wahid dan melantik Megawati sebagai Presiden Indonesia yang kelima.