Jelaskan tentang idiologi liberalisme pada masa orde lama
Erlanggamadiun2
Dengan lahirnya pemerintahan Orde Baru pada tahun 1966, maka generasi muda pendukungnya, terutama sekali di kalangan mahasiswa dan intelektual, mengharapkan adanya perubahan-perubahan dratis dalam sistem politik Indonesia. Para pendukung Orde Baru ini sangat menghendaki berlangsungnya suatu proses liberalisasi dalam kehidupan politik. Mereka mendambahkan suatu keadaan dimana Orde Baru dapat menghilangkan kontrol politik yang diterapkan oleh rezim Demokrasi Terpimpin dan menghentikannya dengan sistem lain yang berdasarkan pada demokrasi parlementer.[4]
Di setiap masa, pancasila mengalami perkembangan terutama dalam mengartikan Pancasila itu sendiri. Pada masa Orde Lama , yaitu pada masa kekuasaan presiden Soekarno, pancasila mengalami ideologisasi. Pada masa ini pancasila berusaha untuk dibangun, dijadikan sebagai keyakinan, kepribadian bangsa indonesia. Selain itu, kelompok nasionalis-komunis, PKI, yang menginginkan negara Indonesia menjadi negara komunis. PKI menganggap tuhan tidak ada. Sedangkan negara Indonesia mengakui keberagaman agama yang ada di indonesia. Ini berarti negara Indonesia percaya adanya tuhan. Dalam sistem demokrasi ini, partai-partai besar seperti Masyumi,Pni ,dan PKI mempunyai partisipasi yang besar dalam pemerintahan. Tetapi di dalam perkembangannya, presiden Soekarno lebih cenderung ke komunis dan tidak lagi bersifat nasionalisme.[5]
Pada masa Orde Baru, yaitu kepemimpinan presiden Soeharto, pancasila dijadikan sebagai indokrinasi. Pancasila dijadikan ole soeharto sebagai alat untuk melanggengkan kekuasaannya. Pada masa-masa awal itu pemerintah Orde Baru telah menghapus pengintaian politik yang ketat yang selama ini dilakukanb oleh Orde Lama baik terhadap lawan-lawan politiknya maupun terhadap rakyat biasa. Soeharto dalam menjalankan pancasila melakukan beberapa penyelewengan, yaitu Soeharto menerapkan demokrasi sentralistik, demokrasi yang berpusat di tangan pemerintah. Selain itu, Soeharto memegang kendali terhadap lembaga legislatif, eksekutif dan yudikatif sehingga peraturan yang dibuat harus sesuai dengan persetujuan Soeharto.Penyelewengan yang lain adalah Soeharto melanggengkan korupsi, kolusi dan nepotisme sehingga pada masa ini banyak pejabat negara yang melakukan korupsi dan juga pada masa ini negara indonesia mengalami krisis moneter.
Pada masa Reformasi, yaitu Pancasila sebagai re-interprestasi, yaitu Pancasila harus selalu di interprestasikan kembali sesuai dengan perkembangan zaman. pancasila pada masa Reformasi tidak jauh berbeda dengan Pancasila pada masa Orde Baru dan Orde Lama, yaitu tetap ada tantangan yang harus dihadapi. Tantangan itu adalah KKN, yang merupakan masalah yang sangat berat dan sulit untuk dituntaskan karena pada masa ini korupsi sangat merajalela. Para penjabat yang melakukan korupsi tidak lagi merasa malu. Mereka malah bangga dengan apa yang mereka lakukan.[6]
Di setiap masa, pancasila mengalami perkembangan terutama dalam mengartikan Pancasila itu sendiri. Pada masa Orde Lama , yaitu pada masa kekuasaan presiden Soekarno, pancasila mengalami ideologisasi. Pada masa ini pancasila berusaha untuk dibangun, dijadikan sebagai keyakinan, kepribadian bangsa indonesia. Selain itu, kelompok nasionalis-komunis, PKI, yang menginginkan negara Indonesia menjadi negara komunis. PKI menganggap tuhan tidak ada. Sedangkan negara Indonesia mengakui keberagaman agama yang ada di indonesia. Ini berarti negara Indonesia percaya adanya tuhan. Dalam sistem demokrasi ini, partai-partai besar seperti Masyumi,Pni ,dan PKI mempunyai partisipasi yang besar dalam pemerintahan. Tetapi di dalam perkembangannya, presiden Soekarno lebih cenderung ke komunis dan tidak lagi bersifat nasionalisme.[5]
Pada masa Orde Baru, yaitu kepemimpinan presiden Soeharto, pancasila dijadikan sebagai indokrinasi. Pancasila dijadikan ole soeharto sebagai alat untuk melanggengkan kekuasaannya. Pada masa-masa awal itu pemerintah Orde Baru telah menghapus pengintaian politik yang ketat yang selama ini dilakukanb oleh Orde Lama baik terhadap lawan-lawan politiknya maupun terhadap rakyat biasa. Soeharto dalam menjalankan pancasila melakukan beberapa penyelewengan, yaitu Soeharto menerapkan demokrasi sentralistik, demokrasi yang berpusat di tangan pemerintah. Selain itu, Soeharto memegang kendali terhadap lembaga legislatif, eksekutif dan yudikatif sehingga peraturan yang dibuat harus sesuai dengan persetujuan Soeharto.Penyelewengan yang lain adalah Soeharto melanggengkan korupsi, kolusi dan nepotisme sehingga pada masa ini banyak pejabat negara yang melakukan korupsi dan juga pada masa ini negara indonesia mengalami krisis moneter.
Pada masa Reformasi, yaitu Pancasila sebagai re-interprestasi, yaitu Pancasila harus selalu di interprestasikan kembali sesuai dengan perkembangan zaman. pancasila pada masa Reformasi tidak jauh berbeda dengan Pancasila pada masa Orde Baru dan Orde Lama, yaitu tetap ada tantangan yang harus dihadapi. Tantangan itu adalah KKN, yang merupakan masalah yang sangat berat dan sulit untuk dituntaskan karena pada masa ini korupsi sangat merajalela. Para penjabat yang melakukan korupsi tidak lagi merasa malu. Mereka malah bangga dengan apa yang mereka lakukan.[6]