Catatan Sejarah Danau Toba Dahulu kala, kisah sejarah terbentuknya danau Toba sempat menggegerkan dunia karena ledakan yang terjadi kemudian tercatat sebagai salah satu ledakan supervolkano dengan VEI 8 sekitar 69.000 hingga 77.000 tahun yang lalu. Ledakan ini dipercaya mengubah iklim, dan merupakan salah satu ledakan erupsi paling besar yang pernah dialami oleh umat manusia dalam 25 juta tahun terakhir. Menurut teori bencana Toba, letusan tersebut bertanggung jawab akan pemangkasan jumlah manusia hingga hanya menyisakan 60% dari jumlah awal, dan menciptakan bottleneck populasi di Afrika timur dan India yang berpengaruh pada bentuk manusia hingga sekarang ini. Meski begitu, hipotesa ini tidak banyak diterima orang-orang karena tidak ada bukti pasti tentang berkurangnya jumlah populasi ataupun punahnya hewan lain, termasuk spesies yang sensitif pada perubahan.
Yang dipercaya oleh para peneliti adalah bahwa erupsi Toba membawa volcanic winter yang menyebabkan turunnya temperatur di seluruh dunia hingga kisaran 3 sampai 5 derajat celcius, dan di dataran yang lebih tinggi bisa berkurang hingga 15 derajat celcius. Penelitian lebih lanjut juga menemukan bukti bahwa danau Malawi di Afrika Timur memiliki banyak jumlah abu yang diperkirakan datang dari erupsi Toba yang jaraknya hingga 300 mil, tapi tidak banyak mengalami perubahan iklim. Penelitian yang dipimpin oleh Dr. Michael Petraglia di Oxford menyatakan bahwa di selatan dan utara India ditemukan sebuah situs arkeolog yang cukup menarik, dimana pada situs itu bisa dilihat bukti orang-orang yang bertahan hidup baik sebelum maupun sesudah terjadinya letusan supervolkano Toba puluhan ribu tahun lalu, dan bukti bahwa terlepas dari tebalnya timbunan abu, ada bukti kehidupan di bawahnya.
Penyebaran debu gunung api yang merupakan bagian dari sejarah terbentuknya danau Toba sangat luas dan mampu ditemukan hampir di seluruh pelosok dunia. Debu tersebut muncul dari gunung purba yang diperkirakan adalah Gunung Toba. Perkiraan ini didasari fakta bahwa bentuk molekul debu vulkanik yang ada di dekat danau Toba identik dengan molekul debu vulkanik dari sekitar 2100 titik di dunia.
Erupsi Besar Gunung Toba Erupsi gunung Toba yang kemudian membentuk danau Toba terjadi sekitar 67.500 hingga 75.500 tahun yang lalu, tidak ada yang tahu pasti. Erupsi itu sendiri merupakan bagian terakhir dari paling tidak 3 seri erupsi yang membentuk kaldera di lokasi tersebut, dengan kaldera awal terbentuk sekitar 700.000 hingga 840.000 tahun yang lalu. Meskipun menjadi yang terakhir, Erupsi ini tercatat memiliki VEI sebesar 8, dan menjadi ledakan vulkanik paling dahsyat selama 25 juta tahun terakhir.
Dua peneliti dari Michigan Technological University yang bernama Bill Rose dan Craig Chesner mengestimasikan bahwa total material yang dilepaskan pada erupsi besar yang menjadi awal sejarah terbentuknya danau Toba adalah sekitar 2.800 km3 ignimbrite yang ada di tanah dan sekitar 800 km3 abu yang terbang ke barat. Alur pyroclastic dari erupsi ini berhasil menghancurkan sekitar 20.000 km2 dengan abu setebal 600 m. Erupsi ini cukup besar hingga bisa melemparkan lapisan abu setebal 15 cm ke seluruh Asia Selatan, satu daerah di India, dan sebagian Malaysia yang tertutup oleh jatuhan debu sebesar 9 m.
2 votes Thanks 3
moeq8018
Danau Toba adalah sebuah danau vulkanik dengan ukuran luas 100km x 30km di Sumatera Utara, Indonesia. Di tengah danau ini terdapat sebuah pulau vulkanik bernama Pulau Samosir. Danau Toba sejak lama menjadi daerah tujuan wisata penting di Sumatera Utara maupun mancanegara.
Diperkirakan Danau Toba terjadi saat ledakan sekitar 73.000-75.000 tahun yang lalu dan merupakan letusan supervolcano (gunung berapi super) yang paling baru. Bill Rose dan Craig Chesner dari Michigan Technological University memperkirakan bahwa bahan-bahan vulkanik yang dimuntahkan gunung itu sebanyak 2800km3, dengan 800km3 batuan ignimbrit dan 2000km3 abu vulkanik yang diperkirakan tertiup angin ke barat selama 2 minggu.
Debu vulkanik yang ditiup angin telah menyebar ke separuh bumi, dari cina sampai ke afrika selatan. Letusannya terjadi selama 1 minggu dan lontaran debunya mencapai 10 KM diatas permukaan laut.
Kejadian ini menyebabkan kematian massal dan pada beberapa spesies juga diikuti kepunahan. Menurut beberapa bukti DNA, letusan ini juga menyusutkan jumlah manusia sampai sekitar 60% dari jumlah populasi manusia bumi saat itu yaitu sekitar 60 juta manusia. Letusan itu juga ikut menyebabkan terjadinya zaman es, walaupun para ahli masih memperdebatkan soal itu.
Setelah letusan tersebut, terbentuk kaldera yang kemudian terisi oleh air dan menjadi yang sekarang dikenal sebagai Danau Toba. Tekanan ke atas oleh magma yang belum keluar menyebabkan munculnya Pulau Samosir .
Catatan Sejarah Danau Toba
Dahulu kala, kisah sejarah terbentuknya danau Toba sempat menggegerkan dunia karena ledakan yang terjadi kemudian tercatat sebagai salah satu ledakan supervolkano dengan VEI 8 sekitar 69.000 hingga 77.000 tahun yang lalu. Ledakan ini dipercaya mengubah iklim, dan merupakan salah satu ledakan erupsi paling besar yang pernah dialami oleh umat manusia dalam 25 juta tahun terakhir. Menurut teori bencana Toba, letusan tersebut bertanggung jawab akan pemangkasan jumlah manusia hingga hanya menyisakan 60% dari jumlah awal, dan menciptakan bottleneck populasi di Afrika timur dan India yang berpengaruh pada bentuk manusia hingga sekarang ini. Meski begitu, hipotesa ini tidak banyak diterima orang-orang karena tidak ada bukti pasti tentang berkurangnya jumlah populasi ataupun punahnya hewan lain, termasuk spesies yang sensitif pada perubahan.
Yang dipercaya oleh para peneliti adalah bahwa erupsi Toba membawa volcanic winter yang menyebabkan turunnya temperatur di seluruh dunia hingga kisaran 3 sampai 5 derajat celcius, dan di dataran yang lebih tinggi bisa berkurang hingga 15 derajat celcius. Penelitian lebih lanjut juga menemukan bukti bahwa danau Malawi di Afrika Timur memiliki banyak jumlah abu yang diperkirakan datang dari erupsi Toba yang jaraknya hingga 300 mil, tapi tidak banyak mengalami perubahan iklim. Penelitian yang dipimpin oleh Dr. Michael Petraglia di Oxford menyatakan bahwa di selatan dan utara India ditemukan sebuah situs arkeolog yang cukup menarik, dimana pada situs itu bisa dilihat bukti orang-orang yang bertahan hidup baik sebelum maupun sesudah terjadinya letusan supervolkano Toba puluhan ribu tahun lalu, dan bukti bahwa terlepas dari tebalnya timbunan abu, ada bukti kehidupan di bawahnya.
Penyebaran debu gunung api yang merupakan bagian dari sejarah terbentuknya danau Toba sangat luas dan mampu ditemukan hampir di seluruh pelosok dunia. Debu tersebut muncul dari gunung purba yang diperkirakan adalah Gunung Toba. Perkiraan ini didasari fakta bahwa bentuk molekul debu vulkanik yang ada di dekat danau Toba identik dengan molekul debu vulkanik dari sekitar 2100 titik di dunia.
Erupsi Besar Gunung Toba
Erupsi gunung Toba yang kemudian membentuk danau Toba terjadi sekitar 67.500 hingga 75.500 tahun yang lalu, tidak ada yang tahu pasti. Erupsi itu sendiri merupakan bagian terakhir dari paling tidak 3 seri erupsi yang membentuk kaldera di lokasi tersebut, dengan kaldera awal terbentuk sekitar 700.000 hingga 840.000 tahun yang lalu. Meskipun menjadi yang terakhir, Erupsi ini tercatat memiliki VEI sebesar 8, dan menjadi ledakan vulkanik paling dahsyat selama 25 juta tahun terakhir.
Dua peneliti dari Michigan Technological University yang bernama Bill Rose dan Craig Chesner mengestimasikan bahwa total material yang dilepaskan pada erupsi besar yang menjadi awal sejarah terbentuknya danau Toba adalah sekitar 2.800 km3 ignimbrite yang ada di tanah dan sekitar 800 km3 abu yang terbang ke barat. Alur pyroclastic dari erupsi ini berhasil menghancurkan sekitar 20.000 km2 dengan abu setebal 600 m. Erupsi ini cukup besar hingga bisa melemparkan lapisan abu setebal 15 cm ke seluruh Asia Selatan, satu daerah di India, dan sebagian Malaysia yang tertutup oleh jatuhan debu sebesar 9 m.
Diperkirakan Danau Toba terjadi saat ledakan sekitar 73.000-75.000 tahun yang lalu dan merupakan letusan supervolcano (gunung berapi super) yang paling baru. Bill Rose dan Craig Chesner dari Michigan Technological University memperkirakan bahwa bahan-bahan vulkanik yang dimuntahkan gunung itu sebanyak 2800km3, dengan 800km3 batuan ignimbrit dan 2000km3 abu vulkanik yang diperkirakan tertiup angin ke barat selama 2 minggu.
Debu vulkanik yang ditiup angin telah menyebar ke separuh bumi, dari
cina sampai ke afrika selatan. Letusannya terjadi selama 1 minggu dan
lontaran debunya mencapai 10 KM diatas permukaan laut.
Kejadian ini menyebabkan kematian massal dan pada beberapa spesies juga diikuti kepunahan. Menurut beberapa bukti DNA, letusan ini juga menyusutkan jumlah manusia sampai sekitar 60% dari jumlah populasi manusia bumi saat itu yaitu sekitar 60 juta manusia. Letusan itu juga ikut menyebabkan terjadinya zaman es, walaupun para
ahli masih memperdebatkan soal itu.
Setelah letusan tersebut, terbentuk kaldera yang kemudian terisi oleh air dan menjadi yang sekarang dikenal sebagai Danau Toba. Tekanan ke atas oleh magma yang belum keluar menyebabkan munculnya Pulau Samosir .