Yusrilardhi8
Herman Willem Daendels lahir di Hattem, 21 Oktober 1762 sebagai anak kedelapan dari 13 bersaudara. Ia merupakan Gubernur-Jendral Hindia-Belanda yang ke-36. Ayahnya bernama Burchard Johan Daendels dan Josina Christina Tulleken adalah ibunya. Daendels adalah gubernur jenderal yang memerintahkan pembangunan jalan raya pos. Daendels merupakan orang yang kejam hingga dikenal dengan sebutan jenderal Guntur, Mas Guntur, Marsekal Besi, bahkan di Jawa Barat ia dikenal dengan sebutan Mas Galak. Di tangannya, ribuan orang Indonesia menemui ajalnya. Karena pembangunan jalan raya pos, namanya jadi mendunia. Daendels ditunjuk menjadi Gubernur Jenderal Hindia Belanda pada tahun 1808 oleh Raja Belanda, Louis Napoleon yang merupakan adik dari Kaisar Perancis, Napoleon Bonaparte yang saat itu menduduki Belanda. Daendels mendarat di Anyer pada tanggal 5 Januari 1808 dan menggantikan Gubernur Jendral Albertus Wiese. Daendels diserahi tugas terutama untuk melindungi pulau Jawa dari serangan tentara Inggris. Jawa adalah satu-satunya daerah koloni Belanda-Perancis yang belum jatuh ke tangan Inggris setelah Isle de France dan Mauritius pada tahun 1807. Daendels pergi menuju Batavia dari Anyer dengan menempuh waktu selama empat hari perjalanan dengan naik kereta. Dia juga yang memindahkan pusat pemerintahan Hindia Belanda dari Batavia (sekitar kawasan Kota Tua sekarang) ke Weltevreden (Lapangan Banteng dan sekitarnya). Berbeda dengan apa yang dipercaya orang selama ini, Daendels selama masa pemerintahannya memang memerintahkan pembangunan jalan di Jawa tetapi tidak dilakukan dari Anyer hingga Panarukan. Jalan antara Anyer dan Batavia sudah ada ketika Daendels tiba. Oleh karena itu menurut het Plakaatboek van Nederlandsch Indie jilid 14, Daendels mulai membangun jalan dari Buitenzorg menuju Cisarua dan seterusnya sampai ke Sumedang. Pembangunan dimulai bulan Mei 1808. Selebihnya, untuk jalan sepanjang 850 km ia perintahkan kepada aparat pemerintahan dalam negeri Jawa untuk mengerahkan pekerja rodi.Herman Willem Daendels lahir di Hattem, 21 Oktober 1762 sebagai anak kedelapan dari 13 bersaudara. Ia merupakan Gubernur-Jendral Hindia-Belanda yang ke-36. Ayahnya bernama Burchard Johan Daendels dan Josina Christina Tulleken adalah ibunya. Daendels adalah gubernur jenderal yang memerintahkan pembangunan jalan raya pos. Daendels merupakan orang yang kejam hingga dikenal dengan sebutan jenderal Guntur, Mas Guntur, Marsekal Besi, bahkan di Jawa Barat ia dikenal dengan sebutan Mas Galak. Di tangannya, ribuan orang Indonesia menemui ajalnya. Karena pembangunan jalan raya pos, namanya jadi mendunia. Daendels ditunjuk menjadi Gubernur Jenderal Hindia Belanda pada tahun 1808 oleh Raja Belanda, Louis Napoleon yang merupakan adik dari Kaisar Perancis, Napoleon Bonaparte yang saat itu menduduki Belanda. Daendels mendarat di Anyer pada tanggal 5 Januari 1808 dan menggantikan Gubernur Jendral Albertus Wiese. Daendels diserahi tugas terutama untuk melindungi pulau Jawa dari serangan tentara Inggris. Jawa adalah satu-satunya daerah koloni Belanda-Perancis yang belum jatuh ke tangan Inggris setelah Isle de France dan Mauritius pada tahun 1807. Daendels pergi menuju Batavia dari Anyer dengan menempuh waktu selama empat hari perjalanan dengan naik kereta. Dia juga yang memindahkan pusat pemerintahan Hindia Belanda dari Batavia (sekitar kawasan Kota Tua sekarang) ke Weltevreden (Lapangan Banteng dan sekitarnya). Berbeda dengan apa yang dipercaya orang selama ini, Daendels selama masa pemerintahannya memang memerintahkan pembangunan jalan di Jawa tetapi tidak dilakukan dari Anyer hingga Panarukan. Jalan antara Anyer dan Batavia sudah ada ketika Daendels tiba. Oleh karena itu menurut het Plakaatboek van Nederlandsch Indie jilid 14, Daendels mulai membangun jalan dari Buitenzorg menuju Cisarua dan seterusnya sampai ke Sumedang. Pembangunan dimulai bulan Mei 1808. Selebihnya, untuk jalan sepanjang 850 km ia perintahkan kepada aparat pemerintahan dalam negeri Jawa untuk mengerahkan pekerja rodi.
Daendels ditunjuk menjadi Gubernur Jenderal Hindia Belanda pada tahun 1808 oleh Raja Belanda, Louis Napoleon yang merupakan adik dari Kaisar Perancis, Napoleon Bonaparte yang saat itu menduduki Belanda. Daendels mendarat di Anyer pada tanggal 5 Januari 1808 dan menggantikan Gubernur Jendral Albertus Wiese. Daendels diserahi tugas terutama untuk melindungi pulau Jawa dari serangan tentara Inggris. Jawa adalah satu-satunya daerah koloni Belanda-Perancis yang belum jatuh ke tangan Inggris setelah Isle de France dan Mauritius pada tahun 1807. Daendels pergi menuju Batavia dari Anyer dengan menempuh waktu selama empat hari perjalanan dengan naik kereta. Dia juga yang memindahkan pusat pemerintahan Hindia Belanda dari Batavia (sekitar kawasan Kota Tua sekarang) ke Weltevreden (Lapangan Banteng dan sekitarnya). Berbeda dengan apa yang dipercaya orang selama ini, Daendels selama masa pemerintahannya memang memerintahkan pembangunan jalan di Jawa tetapi tidak dilakukan dari Anyer hingga Panarukan. Jalan antara Anyer dan Batavia sudah ada ketika Daendels tiba. Oleh karena itu menurut het Plakaatboek van Nederlandsch Indie jilid 14, Daendels mulai membangun jalan dari Buitenzorg menuju Cisarua dan seterusnya sampai ke Sumedang. Pembangunan dimulai bulan Mei 1808. Selebihnya, untuk jalan sepanjang 850 km ia perintahkan kepada aparat pemerintahan dalam negeri Jawa untuk mengerahkan pekerja rodi.Herman Willem Daendels lahir di Hattem, 21 Oktober 1762 sebagai anak kedelapan dari 13 bersaudara. Ia merupakan Gubernur-Jendral Hindia-Belanda yang ke-36. Ayahnya bernama Burchard Johan Daendels dan Josina Christina Tulleken adalah ibunya. Daendels adalah gubernur jenderal yang memerintahkan pembangunan jalan raya pos. Daendels merupakan orang yang kejam hingga dikenal dengan sebutan jenderal Guntur, Mas Guntur, Marsekal Besi, bahkan di Jawa Barat ia dikenal dengan sebutan Mas Galak. Di tangannya, ribuan orang Indonesia menemui ajalnya. Karena pembangunan jalan raya pos, namanya jadi mendunia.
Daendels ditunjuk menjadi Gubernur Jenderal Hindia Belanda pada tahun 1808 oleh Raja Belanda, Louis Napoleon yang merupakan adik dari Kaisar Perancis, Napoleon Bonaparte yang saat itu menduduki Belanda. Daendels mendarat di Anyer pada tanggal 5 Januari 1808 dan menggantikan Gubernur Jendral Albertus Wiese. Daendels diserahi tugas terutama untuk melindungi pulau Jawa dari serangan tentara Inggris. Jawa adalah satu-satunya daerah koloni Belanda-Perancis yang belum jatuh ke tangan Inggris setelah Isle de France dan Mauritius pada tahun 1807. Daendels pergi menuju Batavia dari Anyer dengan menempuh waktu selama empat hari perjalanan dengan naik kereta. Dia juga yang memindahkan pusat pemerintahan Hindia Belanda dari Batavia (sekitar kawasan Kota Tua sekarang) ke Weltevreden (Lapangan Banteng dan sekitarnya). Berbeda dengan apa yang dipercaya orang selama ini, Daendels selama masa pemerintahannya memang memerintahkan pembangunan jalan di Jawa tetapi tidak dilakukan dari Anyer hingga Panarukan. Jalan antara Anyer dan Batavia sudah ada ketika Daendels tiba. Oleh karena itu menurut het Plakaatboek van Nederlandsch Indie jilid 14, Daendels mulai membangun jalan dari Buitenzorg menuju Cisarua dan seterusnya sampai ke Sumedang. Pembangunan dimulai bulan Mei 1808. Selebihnya, untuk jalan sepanjang 850 km ia perintahkan kepada aparat pemerintahan dalam negeri Jawa untuk mengerahkan pekerja rodi.