juandaud
Laterisasi merupakan proses pembentukan dari tanah Laterit. Biasa juga disebut dengan Latosolisasi atau juga disebut sebagai Feralisasi. Pada intinya proses pembentukan tanah Laterit merupakan perkembangan dari pelapukan lebih lanjut dari tanah Latosol.
Curah hujan yang tinggi (basah atau lembab) ditambah temperatur yang tinggi menyebabkan gaya-gaya perkembangan tanah di daerah tropika lebih cepat dan lebih intensif akibat pertumbuhan yang lebat. Temperatur yang tinggi mempercepat proses mineralisasi bahan organik yang dapat mengimbangi proses humifikasi, sehingga terbentuk CO2 dan H2O. Zat-zat ini selanjutnya mempercepat proses dekomposisi batuan-batuan, dan juga silikat Al dan Fe dengan melarutkan ion basa seperti K, Ca, Na, dan Mg. Tak adanya proses gleisasi mempertinggi intensitas pelarutan basa. Adanya basa-basa sebagai kation menjadikan laarutan tanah beraksi basa.
Hasil proses perkembangan tanah yang sempurna semaccam ini berupa pelindian semua unsur-unsur basa, silika, dan bahan organik sampai habis dengan meninggalkan senyawa-senyawa oksida besi, AL, dan Mn dalam lapisan tanah atas.
Beberapa pendapat mengatakan bahwa tertimbunnya oksida Fe, Al, dan mn pada lapisan tanah atas disebabkan oleh adanya kenaikan kapiler air tanah. Naiknya kapiler air tanah menyebabkan basanya reaksi larutan tanah. Berdasarkan kenyataan profil tanah laterit merupakan ciri perkembangan batuan basa, maka adanya larutan basa disebabkan karena terlindinya basa akibat dekomposisi batuan basa (Baver, 1956). Pendapat lain mengatakan, bahwa dalam iklim tropika, silikat mengalami hidrolisa karena adanya hidroxil bebas yang menjadikan hidrat silika negatif stabil, sehingga menjadi mudah terlindi. Sebaliknya ion OH bereaksi dengan Al2O3 dan Fe2O3 dengan membentuk koagulat dan Kristal yang stabil (Weigner, 1926).
Curah hujan yang tinggi (basah atau lembab) ditambah temperatur yang tinggi menyebabkan gaya-gaya perkembangan tanah di daerah tropika lebih cepat dan lebih intensif akibat pertumbuhan yang lebat. Temperatur yang tinggi mempercepat proses mineralisasi bahan organik yang dapat mengimbangi proses humifikasi, sehingga terbentuk CO2 dan H2O. Zat-zat ini selanjutnya mempercepat proses dekomposisi batuan-batuan, dan juga silikat Al dan Fe dengan melarutkan ion basa seperti K, Ca, Na, dan Mg. Tak adanya proses gleisasi mempertinggi intensitas pelarutan basa. Adanya basa-basa sebagai kation menjadikan laarutan tanah beraksi basa.
Hasil proses perkembangan tanah yang sempurna semaccam ini berupa pelindian semua unsur-unsur basa, silika, dan bahan organik sampai habis dengan meninggalkan senyawa-senyawa oksida besi, AL, dan Mn dalam lapisan tanah atas.
Beberapa pendapat mengatakan bahwa tertimbunnya oksida Fe, Al, dan mn pada lapisan tanah atas disebabkan oleh adanya kenaikan kapiler air tanah. Naiknya kapiler air tanah menyebabkan basanya reaksi larutan tanah. Berdasarkan kenyataan profil tanah laterit merupakan ciri perkembangan batuan basa, maka adanya larutan basa disebabkan karena terlindinya basa akibat dekomposisi batuan basa (Baver, 1956). Pendapat lain mengatakan, bahwa dalam iklim tropika, silikat mengalami hidrolisa karena adanya hidroxil bebas yang menjadikan hidrat silika negatif stabil, sehingga menjadi mudah terlindi. Sebaliknya ion OH bereaksi dengan Al2O3 dan Fe2O3 dengan membentuk koagulat dan Kristal yang stabil (Weigner, 1926).