pada gambar 3 dan empat menunjukkan perubahan fisik anak laki-laki dari anak-anak ke masa remaja
perubahan fisik:
1. suara menjari berat
2. tumbuh jakun
3. Dada bidang
4. pertumbuhan massa otot
5. tumbuhny rambut pada kemaluan dan ketiak
perubahan psikis:
1. perubahan emosi dan cara berpikir
remaja laki-laki cenderung mengalami serangkaian emosi, sehingga terkadang mereka akan mudah merasa kesal, sedih, atau tertekan. Mereka mungkin merasakan gejolak emosi terkait gairah seksual yang mulai meningkat.
2. perubahan dalam hubungan
Dinamika hubungan akan segera berubah setelah pubertas. Hal ini berkemungkinan besar membuat mereka lebih mandiri dan lebih tertarik untuk mengembangkan hubungan yang lebih erat dengan teman atau wanita yang mereka taksir.
3. merasa lebih sensitif
contohnya, jerawat kecil di wajah mungkin dapat menjadi momok menakutkan. Hal ini dapat membuat seorang remaja menjadi lebih sensitif karena merasa tidak nyaman atau tidak percaya diri dengan penampilannya sendiri.
4. menjadi labil
kebanyakan remaja menjadi bingung, terkait bagaimana mereka harus bersikap. Di satu sisi mereka merasakan emosi ketakutan, ketidaknyamanan, dan ketidakberdayaan sebagai anak. Namun, di sisi lain, mereka tidak seharusnya berpikiran sebagai anak-anak, karena merasa sudah dewasa. Hal ini membuat remaja terkesan labil dalam bertindak.
pada gambar 3 dan empat menunjukkan perubahan fisik anak laki-laki dari anak-anak ke masa remaja
perubahan fisik:
1. suara menjari berat
2. tumbuh jakun
3. Dada bidang
4. pertumbuhan massa otot
5. tumbuhny rambut pada kemaluan dan ketiak
perubahan psikis:
1. perubahan emosi dan cara berpikir
remaja laki-laki cenderung mengalami serangkaian emosi, sehingga terkadang mereka akan mudah merasa kesal, sedih, atau tertekan. Mereka mungkin merasakan gejolak emosi terkait gairah seksual yang mulai meningkat.
2. perubahan dalam hubungan
Dinamika hubungan akan segera berubah setelah pubertas. Hal ini berkemungkinan besar membuat mereka lebih mandiri dan lebih tertarik untuk mengembangkan hubungan yang lebih erat dengan teman atau wanita yang mereka taksir.
3. merasa lebih sensitif
contohnya, jerawat kecil di wajah mungkin dapat menjadi momok menakutkan. Hal ini dapat membuat seorang remaja menjadi lebih sensitif karena merasa tidak nyaman atau tidak percaya diri dengan penampilannya sendiri.
4. menjadi labil
kebanyakan remaja menjadi bingung, terkait bagaimana mereka harus bersikap. Di satu sisi mereka merasakan emosi ketakutan, ketidaknyamanan, dan ketidakberdayaan sebagai anak. Namun, di sisi lain, mereka tidak seharusnya berpikiran sebagai anak-anak, karena merasa sudah dewasa. Hal ini membuat remaja terkesan labil dalam bertindak.