NilaTanTerjadinya musim di Bumi disebabkan oleh kenyataan bahwa sumbu rotasi bumi tidak tegak lurus terhadap bidang orbit nya. Sumbu Bumi miring pada sudut sekitar 23,44 derajat dari bidang orbit nya. kemiringan ini disebut kemiringan sumbu. Akibatnya, sekitar setengah tahun (yaitu dari sekitar Maret 20 hingga sekitar bulan September 22), di bagian belahan bumi utara ke arah Matahari, dengan jumlah maksimum yang terjadi pada sekitar 21 Juni, sedangkan untuk bagian belahan bumi selatan akan mengalami fenomena ini, dengan maksimum sekitar tanggal 21 Desember. ketika matahari berada tepat di atas kepala di Khatulistiwa adalah sebagaimana kita kenali sebagai ekuinoks. dimana pada saat itu, baik Kutub Utara dan Kutub Selatan bumi pada posisi terminator, dimana siang dan malam sama-sama dibagi antara belahan utara dan selatan.
Karena Matahari adalah sumber (bukan titik-tunggal) bola cahaya, yang sebenarnya persimpangan dari Matahari di atas Khatulistiwa berlangsung sekitar 33 jam. Pada ekuinoks, laju perubahan untuk panjang siang hari dan malam hari adalah yang terbesar. Di kutub, ekuinoks menandai awal transisi dari 24 jam malam hari sampai 24 jam siang hari (atau sebaliknya). Jauh di utara Lingkaran Arktik, di Longyearbyen, Svalbard, Norwegia, ada tambahan 15 menit lebih siang setiap hari tentang waktu equinox Spring, sedangkan di Singapura (yang hanya satu derajat lintang utara Khatulistiwa), yang jumlah siang hari dalam setiap siang hari bervariasi dengan hanya beberapa detik.
Kejadian dari equinoxes tidak tetap, tetapi jatuh sekitar enam jam kemudian setiap tahun, sebesar satu hari penuh dalam empat tahun.
Jadi bayangkan kalau sumbu bumi tidak miring, maka tidak akan ada pergantian musim seperti yang kita alami saat ini. Selamanya kemarau atau selamanya dingin.
JennyLucy Sebenarnya, jarak bumi dan matahari tidaklah menentukan musim di Bumi, karena perbedaannya jarak terjauh dan terdekat tidak signifikan. Perbandingannya seperti kita berdiri satu meter dari api unggun, kemudian menjauh sekira dua cm, tentu kita tidak bisa membedakan perbedaan panas yang kita rasakan. Ternyata kemiringan poros bumilah yang mempengaruhi terjadinya pergantian musim. Bumi dengan kemiringan poros buminya yang kemudian berotasi mengelilingi matahari mengakibatkan terjadinya pergantian musim. Gambar di atas mengilustrasikan bagaimana cahaya matahari tersebar ke permukaan Bumi yang dibagi oleh garis khatulistiwa, utara dan selatan. Pada posisi tersebut, bagian selatan Bumi menerima sinar matahari lebih banyak daripada bagian utara sehingga bagian selatan mengalami musim panas atau musim kemarau untuk daerah tropis. Sementara bagian utara mengalami musim dingin atau musim hujan untuk daerah tropis. Kondisi ini akan berganti setelah enam bulan, saat posisi Bumi di sebelah kanan matahari. Perhatikan juga kutub utara dan selatan Bumi. Walau Bumi sudah berotasi penuh (24 jam), kutub utara tidak akan menerima sinar Matahari sehingga selalu malam, sedangkan kutub selatan menerima sinar matahari terus sehingga selalu siang. Kondisi ini akan berlaku sampai enam bulan, saat posisi bumi di sebelah kanan matahari. Inilah penjelasan kenapa di kutub pergantian siang dan malam adalah sekali dalam enam bulan.
Karena Matahari adalah sumber (bukan titik-tunggal) bola cahaya, yang sebenarnya persimpangan dari Matahari di atas Khatulistiwa berlangsung sekitar 33 jam.
Pada ekuinoks, laju perubahan untuk panjang siang hari dan malam hari adalah yang terbesar. Di kutub, ekuinoks menandai awal transisi dari 24 jam malam hari sampai 24 jam siang hari (atau sebaliknya). Jauh di utara Lingkaran Arktik, di Longyearbyen, Svalbard, Norwegia, ada tambahan 15 menit lebih siang setiap hari tentang waktu equinox Spring, sedangkan di Singapura (yang hanya satu derajat lintang utara Khatulistiwa), yang jumlah siang hari dalam setiap siang hari bervariasi dengan hanya beberapa detik.
Kejadian dari equinoxes tidak tetap, tetapi jatuh sekitar enam jam kemudian setiap tahun, sebesar satu hari penuh dalam empat tahun.
Jadi bayangkan kalau sumbu bumi tidak miring, maka tidak akan ada pergantian musim seperti yang kita alami saat ini. Selamanya kemarau atau selamanya dingin.
Sebenarnya, jarak bumi dan matahari
tidaklah menentukan musim di Bumi,
karena perbedaannya jarak terjauh
dan terdekat tidak signifikan.
Perbandingannya seperti kita berdiri
satu meter dari api unggun, kemudian
menjauh sekira dua cm, tentu kita
tidak bisa membedakan perbedaan
panas yang kita rasakan. Ternyata
kemiringan poros bumilah yang
mempengaruhi terjadinya pergantian
musim. Bumi dengan kemiringan poros
buminya yang kemudian berotasi
mengelilingi matahari mengakibatkan
terjadinya pergantian musim.
Gambar di atas mengilustrasikan
bagaimana cahaya matahari tersebar
ke permukaan Bumi yang dibagi oleh
garis khatulistiwa, utara dan selatan.
Pada posisi tersebut, bagian selatan
Bumi menerima sinar matahari lebih
banyak daripada bagian utara sehingga
bagian selatan mengalami musim panas
atau musim kemarau untuk daerah
tropis. Sementara bagian utara
mengalami musim dingin atau musim
hujan untuk daerah tropis. Kondisi ini
akan berganti setelah enam bulan,
saat posisi Bumi di sebelah kanan
matahari.
Perhatikan juga kutub utara dan
selatan Bumi. Walau Bumi sudah
berotasi penuh (24 jam), kutub utara
tidak akan menerima sinar Matahari
sehingga selalu malam, sedangkan
kutub selatan menerima sinar
matahari terus sehingga selalu siang.
Kondisi ini akan berlaku sampai enam
bulan, saat posisi bumi di sebelah
kanan matahari. Inilah penjelasan
kenapa di kutub pergantian siang dan
malam adalah sekali dalam enam bulan.