chairaniwafiq
Konteks merupakan suatu teori kebahasaan yang diperkenalkan oleh aliran London yang disebut dengan Contextual Approach (al-manhaj as-siyaqi) atau Operational Approach (al-manjah al-‘amali). Firth sebagai tokoh dalam aliran ini telah meletakkan dasar tentang fungsi sosial bahasa. Tokoh-tokoh yang lain misalnya Halliday, Mc Intosh, Sinclair, dan Mitchell (Umar, 1982). Menurut pencetus aliran ini, makna suatu kata terletak pada penggunaannya. Selanjutnya Freesh sebagaimana yang dikutip oleh Umar (1982) menegaskan bahwa makna suatu kata tidak akan terungkap tanpa diletakkan ke dalam unit bahasa, yakni tanpa diletakkan ke dalam konteks yang berbeda.
Konteks diartikan sebagai suatu bunyi, kata, atau frase yang mendahului dan mengikuti suatu unsur bahasa dalam ujaran. Konteks juga dapat diartikan sebagai ciri-ciri alam di luar bahasa yang menumbuhkan makna pada ujaran atau wacana (Kridalaksana, 1984). Secara fungsional, konteks mempengaruhi makna kalimat atau ujaran. Konteks ada yang bersifat linguistik dan non-linguistik (ekstra linguistik). Konteks linguistik menjadi wilayah kajian semantik, sedangkan konteks non-linguistik (ekstra linguistik) menjadi wilayah kajian pragmatik.
Konteks linguistik mengacu pada suatu makna yang kemunculannya dipengaruhi oleh struktur kalimat atau keberadaan suatu kata atau frase yang mendahului atau mengikuti unsur-unsur bahasa (kata/frase) dalam suatu kalimat. Perhatikan contoh di halaman berikut ini.
Konteks diartikan sebagai suatu bunyi, kata, atau frase yang mendahului dan mengikuti suatu unsur bahasa dalam ujaran. Konteks juga dapat diartikan sebagai ciri-ciri alam di luar bahasa yang menumbuhkan makna pada ujaran atau wacana (Kridalaksana, 1984). Secara fungsional, konteks mempengaruhi makna kalimat atau ujaran. Konteks ada yang bersifat linguistik dan non-linguistik (ekstra linguistik). Konteks linguistik menjadi wilayah kajian semantik, sedangkan konteks non-linguistik (ekstra linguistik) menjadi wilayah kajian pragmatik.
Konteks linguistik mengacu pada suatu makna yang kemunculannya dipengaruhi oleh struktur kalimat atau keberadaan suatu kata atau frase yang mendahului atau mengikuti unsur-unsur bahasa (kata/frase) dalam suatu kalimat. Perhatikan contoh di halaman berikut ini.
Contoh A:
1. Ali memetik bunga di halaman rumahnya.
2. Fatimah itu bunga di desanya.
3. Mereka belajar bahasa Arab.