Persamaan dan perbedaan strategi dakwah Sunan Muria dan Sunan Gunung Jati adalah Sunan Muria dan Sunan Gunung Jati adalah dua dari anggota Walisongo yang masyhur. Sunan Muria berdakwah di wilayah Kudus, Pati, dan pesisir utara Jawa Tengah lainnya. Sunan Gunung Jati berdakwah di wilayah Cirebon, Majalengka, Kuningan, Kawali, Sunda Kelapa, Banten dan wilayah Jawa Barat lainnya
Pembahasan
Seperti halnya cara berdakwah anggota walisongo lainnya, Sunan Muria dan Sunan Gunung Jati memiliki kesamaan dalam berdakwah yaitu
1. Berdakwah dengan lemah lembut tidak memaksakan kehendak, dan tidak menggunakan pertumpahan darah
2. Menjadikan masjid dan pesantren sebagai pusat kegiatan dakwah
3. Berdakwah dengan membangun peradaban islam di masyarakatnya
Sunan Muria adalah putra dari Sunan Kalijaga yang bernama Raden Umar Sahid, sehingga dalam berdakwah beliau memiliki kesamaan dengan ayahnya yaitu Sunan Kalijaga. Diantara adalah
1. Menggunakan metode Tapa Ngeli, yaitu berbaur dengan masyarakat atau menghanyutkan diri dalam masyarakat
2. Menciptakan tembang macapat Sinom dan Kinanti
3. Menggunakan sarana kebudayaan jawa
4. Lebih memilih berdakwah kepada rakyat jelata dari pada bangsawan
Sunan Gunung Jati adalah cucu dari penguasa kerajaan Pajajaran yaitu Prabu Siliwangi dari putrinya yang bernama Nyai Lara Santang. Sehingga dari leluhurnya itu mempengaruhi cara dakwah Sunan Gunung Jati yaitu selain menjadi seorang ulama atau waliyullah, Sunan Gunung Jati juga merupakan seorang raja atau sultan di kerajaan Cirebon dan Banten. Sehingga dapat disimpulkan bahwa strategi berdakwah Sunan Gunung Jati diantaranya
1. Menjadikan Kerajaan atau Kesultanan Cirebon dan Banten sebagai sarana menyebarkan agama islam
2. Mendirikan Masjid Agung “Sang Ciptarasa” dan masjid jami’ di wilayah bawahan Cirebon
3. Berdakwah kepada kalangan bangsawan dan rakyatnya
Persamaan dan perbedaan strategi dakwah Sunan Muria dan Sunan Gunung Jati adalah Sunan Muria dan Sunan Gunung Jati adalah dua dari anggota Walisongo yang masyhur. Sunan Muria berdakwah di wilayah Kudus, Pati, dan pesisir utara Jawa Tengah lainnya. Sunan Gunung Jati berdakwah di wilayah Cirebon, Majalengka, Kuningan, Kawali, Sunda Kelapa, Banten dan wilayah Jawa Barat lainnya
Pembahasan
Seperti halnya cara berdakwah anggota walisongo lainnya, Sunan Muria dan Sunan Gunung Jati memiliki kesamaan dalam berdakwah yaitu
1. Berdakwah dengan lemah lembut tidak memaksakan kehendak, dan tidak menggunakan pertumpahan darah
2. Menjadikan masjid dan pesantren sebagai pusat kegiatan dakwah
3. Berdakwah dengan membangun peradaban islam di masyarakatnya
Sunan Muria adalah putra dari Sunan Kalijaga yang bernama Raden Umar Sahid, sehingga dalam berdakwah beliau memiliki kesamaan dengan ayahnya yaitu Sunan Kalijaga. Diantara adalah
1. Menggunakan metode Tapa Ngeli, yaitu berbaur dengan masyarakat atau menghanyutkan diri dalam masyarakat
2. Menciptakan tembang macapat Sinom dan Kinanti
3. Menggunakan sarana kebudayaan jawa
4. Lebih memilih berdakwah kepada rakyat jelata dari pada bangsawan
Sunan Gunung Jati adalah cucu dari penguasa kerajaan Pajajaran yaitu Prabu Siliwangi dari putrinya yang bernama Nyai Lara Santang. Sehingga dari leluhurnya itu mempengaruhi cara dakwah Sunan Gunung Jati yaitu selain menjadi seorang ulama atau waliyullah, Sunan Gunung Jati juga merupakan seorang raja atau sultan di kerajaan Cirebon dan Banten. Sehingga dapat disimpulkan bahwa strategi berdakwah Sunan Gunung Jati diantaranya
1. Menjadikan Kerajaan atau Kesultanan Cirebon dan Banten sebagai sarana menyebarkan agama islam
2. Mendirikan Masjid Agung “Sang Ciptarasa” dan masjid jami’ di wilayah bawahan Cirebon
3. Berdakwah kepada kalangan bangsawan dan rakyatnya