rhanniKerajaan Samudera Pasai adalah kerajaan Islam yang terletak di pesisir pantai utara Sumatera, kurang lebih di sekitar Kota Lhokseumawe, Aceh Utara sekarang. Kerajaan ini didirikan oleh Marah Silu, yang bergelar Malik al-Saleh, pada sekitar tahun 1267 dan berakhir dengan dikuasainya Samudra Pasai oleh bangsa Portugis pada tahun 1521. Raja pertama bernama Sultan Malik as-Saleh yang wafat pada tahun 696 H atau 1297 M. Kerajaan Samudera Pasai mencapai puncak kejayaan pada masa pemerintahan Sultan Malikul Thahir, sistem pemerintahan Samudera Pasai sudah teratur baik, Samudera Pasai menjadi pusat perdagangan internasional. Pedagang-pedagang dari Asia, Afrika, China, dan Eropa berdatangan ke Samudera Pasai. Hubungan dagang dengan pedagang-pedagang Pulau Jawa juga terjalin erat. Produksi beras dari Jawa ditukar dengan lada. Samudera Pasai adalah sebagai pintu gerbang penyebaran agama Islam ke hampir seluruh wilayah Nusantara dan sebagian Asia Tenggara. Saat itu hampir semua mubalig yang menyebarkan Islam di Jawa dan daerah lain berasal dari Pasai. Para mubalig dari berbagai wilayah Nusantara juga menjadikan Samudera Pasai sebagai tempat belajar agama Islam sebelum mereka kemudian belajar di Mekkah. Kehidupan Kerajaan Samudera Pasai pada masa itu sangat makmur. Karena Samudra Pasai dapat menerbitkan mata uang emas sendiri, hal ini menandakan bahwa kerajaan itu cukup makmur (menurut ukuran masa itu). Mata uang emas Kerajaan Samudera Pasai ini telah diperkenalkan pula oleh orang-orang kerajaan itu ke beberapa bandar perdagangan di Nusantara, diantaranya ke bandar Malaka.
Kerajaan Samudera Pasai mencapai puncak kejayaan pada masa pemerintahan Sultan Malikul Thahir, sistem pemerintahan Samudera Pasai sudah teratur baik, Samudera Pasai menjadi pusat perdagangan internasional. Pedagang-pedagang dari Asia, Afrika, China, dan Eropa berdatangan ke Samudera Pasai. Hubungan dagang dengan pedagang-pedagang Pulau Jawa juga terjalin erat. Produksi beras dari Jawa ditukar dengan lada.
Samudera Pasai adalah sebagai pintu gerbang penyebaran agama Islam ke hampir seluruh wilayah Nusantara dan sebagian Asia Tenggara. Saat itu hampir semua mubalig yang menyebarkan Islam di Jawa dan daerah lain berasal dari Pasai. Para mubalig dari berbagai wilayah Nusantara juga menjadikan Samudera Pasai sebagai tempat belajar agama Islam sebelum mereka kemudian belajar di Mekkah.
Kehidupan Kerajaan Samudera Pasai pada masa itu sangat makmur. Karena Samudra Pasai dapat menerbitkan mata uang emas sendiri, hal ini menandakan bahwa kerajaan itu cukup makmur (menurut ukuran masa itu). Mata uang emas Kerajaan Samudera Pasai ini telah diperkenalkan pula oleh orang-orang kerajaan itu ke beberapa bandar perdagangan di Nusantara, diantaranya ke bandar Malaka.