Jelaskan peranan Kerajaan Sriwijaya pada masa Kejayaannya
widyacowtow
Peranan kerajaan sriwijaya meliputi : 1. sumber sejarah 2. kehidupan politik 3. sriwijaya sebagai negara meritim 4. hubungan luar negeri 5.
76 votes Thanks 176
valnet21Peranan Sriwijaya Sebagai Negara Maritim. Untuk menjaga keamanan wilayah lautan yang cukup luas, Sriwijaya membangun armada yang kuat. Sriwijaya memiliki ciri khas yaitu sebagai negara perdagangan. Itu dikarenakan kebanyakan kerajaan lain adalah kerajaan agraris. Armada yang kuat diperlukan untuk menjamin keamanan perdagangan lewat laut. Armada Sriwijaya mampu mengamankan seluruh lautan Nusantara dan Selat Malaka. Bahkan Sriwijaya pun berhasil membangun pangkalan armada di Ligor, Semenanjung Malaka. Karena armada kuat yang mampu menguasai lautan Nusantara sekaligus melindunginya itulah yang membuat Sriwijaya disebut-sebut sebagai Negara Maritim.
Dilihat dari jalur pelayaran antara India dengan Cina, letak Sriwijaya sangat strategis. Sebab Pulau Sumatera dilewati oleh dua jalur pelayaran antara India dengan Cina. Kedua jalur pelayaran India-Cina itu adalah : Jalur utara, lewat Selat MalakaJalur selatan, lewat Selat Sunda Kedua jalur pelayaran tersebut sangat menguntungkan Sriwijaya. Kapal-kapal dagang yang lewat jalur utara maupun selatan, tentu melewati pantai timur Sumatera. Oleh karena itu, pastilah kapal-kapal tersebut singgah di bandar Sriwijaya. Hal itu mendorong kemajuan pelayaran dan perdagangan Sriwijaya. Sementara itu, armada Sriwijaya selalu siaga menjaga keamanan wilayah lautnya, dan mengamankan serta memperlancar perdagangannya. Usaha-usaha yang dijalankan oleh armada Sriwijaya ialah : Menguasai jalur-jalur pelayaran dan pelabuhan-pelabuhanMerebut daerah-daerah yang dapat menjadi saingan dalam perdaganganMembasmi bajak laut, untuk menjamin keamanan kapal-kapal dagang. (Oleh karena itu, para kapal dagang yang menuju ke bandar Sriwijaya benar-benar merasa aman dan tidak takut untuk singgah ke sana) Kapal-kapal dagang dari seluruh Nusantara dan Asia Tenggara pun berlabuh di bandar Sriwijaya. Bahkan kapal-kapal dagang India dan Cina juga berlabuh disitu. Sebagai Pusat Agama Buddha. Peranan Sriwijaya sangat penting dalam pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya ilmu tentang agama Buddha. Di kerajaan Sriwijaya terdapat sebuah perguruan tinggi agama Buddha. Di perguruan tinggi tersebut diajarkan ilmu tentang agama Buddha dan ilmu bahasa sansekerta. Lebih dari seribu orang pendeta Buddha belajar di Perguruan Tinggi Sriwijaya. Mereka ada yang berasal dari Cina, ada pula yang berasal dari Tibet. Pendeta yang berasal dari Cina antara lain bernama I-Tsing. Sedangkan yang berasal dari Tibet bernama Atisa.
Atisa menjadi murid pendeta Dharmakirti (Sakyakirti), pendeta tertinggi kerajaan Sriwijaya. Dharmakirti juga menjabat sebagai mahaguru di Perguruan Tinggi Sriwijaya. Para pendeta Cina yang akan belajar di Perguruan Tinggi Nalanda (India), terlebih dahulu harus belajar di Perguruan Tinggi Sriwijaya untuk memperdalam ilmu tentang agama Buddha dan bahasa Sansekerta.
Raja Sriwijaya bukan hanya pemeluk agama Buddha yang taat, tetapi juga menjadi pelindung bagi para pemeluk agama Buddha lain. Pemuda-pemuda Sriwijaya dikirimkan ke India untuk menuntut ilmu agama Buddha ke Perguruan Tinggi Nalanda. Di India, Raja Balaputradewa membangun sebuah biara di Benggala. Gunanya sebagai tempat tinggal bagi para pemuda Sriwijaya yang bersekolah disana. Pembangunan biara itu mendapat bantuan dari Raja Dewapaladewa, raja dari Kerajaan Pala di Benggala, India. Hal itu dapat diketahui dari prasasti Nalanda di India yang berangka tahun 860.
1. sumber sejarah
2. kehidupan politik
3. sriwijaya sebagai negara meritim
4. hubungan luar negeri
5.
Sebagai Negara Maritim.
Untuk menjaga keamanan wilayah lautan yang cukup luas, Sriwijaya membangun armada yang kuat. Sriwijaya memiliki ciri khas yaitu sebagai negara perdagangan. Itu dikarenakan kebanyakan kerajaan lain adalah kerajaan agraris. Armada yang kuat diperlukan untuk menjamin keamanan perdagangan lewat laut. Armada Sriwijaya mampu mengamankan seluruh lautan Nusantara dan Selat Malaka. Bahkan Sriwijaya pun berhasil membangun pangkalan armada di Ligor, Semenanjung Malaka. Karena armada kuat yang mampu menguasai lautan Nusantara sekaligus melindunginya itulah yang membuat Sriwijaya disebut-sebut sebagai Negara Maritim.
Dilihat dari jalur pelayaran antara India dengan Cina, letak Sriwijaya sangat strategis. Sebab Pulau Sumatera dilewati oleh dua jalur pelayaran antara India dengan Cina. Kedua jalur pelayaran India-Cina itu adalah :
Jalur utara, lewat Selat MalakaJalur selatan, lewat Selat Sunda Kedua jalur pelayaran tersebut sangat menguntungkan Sriwijaya. Kapal-kapal dagang yang lewat jalur utara maupun selatan, tentu melewati pantai timur Sumatera. Oleh karena itu, pastilah kapal-kapal tersebut singgah di bandar Sriwijaya. Hal itu mendorong kemajuan pelayaran dan perdagangan Sriwijaya. Sementara itu, armada Sriwijaya selalu siaga menjaga keamanan wilayah lautnya, dan mengamankan serta memperlancar perdagangannya. Usaha-usaha yang dijalankan oleh armada Sriwijaya ialah : Menguasai jalur-jalur pelayaran dan pelabuhan-pelabuhanMerebut daerah-daerah yang dapat menjadi saingan dalam perdaganganMembasmi bajak laut, untuk menjamin keamanan kapal-kapal dagang. (Oleh karena itu, para kapal dagang yang menuju ke bandar Sriwijaya benar-benar merasa aman dan tidak takut untuk singgah ke sana) Kapal-kapal dagang dari seluruh Nusantara dan Asia Tenggara pun berlabuh di bandar Sriwijaya. Bahkan kapal-kapal dagang India dan Cina juga berlabuh disitu.
Sebagai Pusat Agama Buddha. Peranan Sriwijaya sangat penting dalam pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya ilmu tentang agama Buddha. Di kerajaan Sriwijaya terdapat sebuah perguruan tinggi agama Buddha. Di perguruan tinggi tersebut diajarkan ilmu tentang agama Buddha dan ilmu bahasa sansekerta. Lebih dari seribu orang pendeta Buddha belajar di Perguruan Tinggi Sriwijaya. Mereka ada yang berasal dari Cina, ada pula yang berasal dari Tibet. Pendeta yang berasal dari Cina antara lain bernama I-Tsing. Sedangkan yang berasal dari Tibet bernama Atisa.
Atisa menjadi murid pendeta Dharmakirti (Sakyakirti), pendeta tertinggi kerajaan Sriwijaya. Dharmakirti juga menjabat sebagai mahaguru di Perguruan Tinggi Sriwijaya. Para pendeta Cina yang akan belajar di Perguruan Tinggi Nalanda (India), terlebih dahulu harus belajar di Perguruan Tinggi Sriwijaya untuk memperdalam ilmu tentang agama Buddha dan bahasa Sansekerta.
Raja Sriwijaya bukan hanya pemeluk agama Buddha yang taat, tetapi juga menjadi pelindung bagi para pemeluk agama Buddha lain. Pemuda-pemuda Sriwijaya dikirimkan ke India untuk menuntut ilmu agama Buddha ke Perguruan Tinggi Nalanda. Di India, Raja Balaputradewa membangun sebuah biara di Benggala. Gunanya sebagai tempat tinggal bagi para pemuda Sriwijaya yang bersekolah disana. Pembangunan biara itu mendapat bantuan dari Raja Dewapaladewa, raja dari Kerajaan Pala di Benggala, India. Hal itu dapat diketahui dari prasasti Nalanda di India yang berangka tahun 860.