Kekayaan negara beribukota Bandar Seri Begawan itu, berasal dari penjualan minyak buminya yang menyumbang 92% dari total pendapatan nasional. Ladang minyak terpenting Brunei, terdapat di Seria, sebuah kawasan pesisir. Selain itu di ladang minyak lepas pantai Kuala Belait, Jerudong dan Ampar.
Dari sumur-sumur minyak itu, Brunei memproduksi 200-an ribu barrel minyak per hari. Angka itu di bawah produksi minyak Indonesia yang mencapai 1,5 juta barrel per hari. Namun wilayah Brunei yang hanya 5.765 km2 dan dihuni oleh 300-an ribu penduduk, membuat kemakmuran yang dicapai Brunei jauh di atas kemakmuran Indonesia. Pendapatan perkapita Brunei mencapai 15 ribu dolar AS per tahun.
2. Gas Bumi
Penambangan minyak dan gas alam ini dilakukan di darat dan lepas pantai. Hampir semua gas asli Brunei dicecairkan di Loji Gas Asli Cecair Shell Brunei yang dibuka pada tahun 1972 dan merupakan salah satu loji gas asli cecair (LNG) yang terbesar di dunia. Melebihi 82% daripada LNG Brunei dijual kepada Jepun di bawah sebuah perjanjian jangka panjang yang dibaharui pada tahun 1993. Perjanjian itu memerlukan Brunei membekalkan melebihi 5 juta tan LNG setiap tahun kepada tiga buah kemudahan Jepun.
Mitsubishi ialah syarikat Jepun yang merupakan rakan usaha sama dengan Shell dan Kerajaan Brunei dalam Brunei LNG, Brunei Coldgas, dan Brunei Shell Tankers, yang mengeluarkan LNG untuk pembekalan kepada Jepun. Sejak dari tahun 1995, Brunei juga telah membekalkan melebihi 700,000 tan LNG kepada Perbadanan Gas Korea. Pada tahun 1999, pengeluaran gas asli Brunei mencapai 90 kargo setiap hari. Brunei ialah pengeksport LNG keempat terbesar di wilayah Asia Pasifik selepas Indonesia, Malaysia, dan Australia. Sedikit gas asli Brunei digunakan untuk penjanaan kuasa di dalam negara.
3. Karet
Tanaman karet merupakan tanaman perdagangan ekspor kedua setelah minyak bumi, luas tanaman karet mencapai 13.000 ha.
4. Pariwisata
Brunei Darussalam adalah sebuah kesultanan kaya minyak yang mendapatkan kemerdekaan pada tahun 1984. Menawarkan wisatawan masjid besar, perjalanan sungai dan hutan hujan perawan wisatawan yang mencakup 70% dari Negara. Hal pariwisata menjadi strategi brunei dalam menarik wisatawan dan secara langsung berdampak pada naiknya tingkat penjualan produk dalam negeri Brunei.
5. Perhubungan
Pada sektor perhubungan dibangun transportasi melalui darat, laut, dan udara. Jaringan jalan raya masih terbatas (1.250 km) dan jalan kereta api hanya sepanjang 10 km. Untuk menghubungkan dengan luar negeri dibangun bandar udara internasional Bandar Seri Begawan dan Pelabuhan Samudra di muara Sungai Brunei.
Perekonomian Brunei tergolong stabil sebagaimana tercatat dalam Global Competitiveness Report 2013-2014 oleh The World Economic Forum (WEF) yang menempatkan Brunei pada peringkat ke-26 dari 148 negara (Indonesia menempati peringkat ke-38). Komoditi ekskpor utama Brunei Darussalam adalah minyak mentah, produk-produk perminyakan dan gas alam cair dengan negara tujuan ekspor utama, yaitu Jepang, Indonesia, Korea Selatan, Singapura, Malaysia dan Australia.
Dalam rangka mengurangi ketergantungan terhadap minyak dan gas, sejak tahun 1990-an Pemerintah Brunei Darussalam telah melaksanakan program diversifikasi ekonomi melalui pengembangan sektor industri, perdagangan, jasa, dan pariwisata. Kebijakan tersebut antara lain berupa proyek pembangunan Sungai Liang Industrial Park, Pulau Muara Besar Transhipment Hub, pengembangan eco-tourism, pengembangan pusat keuangan Islam, Brunei Halal Brand, pengembangan iklim investasi yang konduktif serta pengembangan SDM .
Sesuai dengan visi pembangunan (Wawasan Brunei 2035), secara bertahap Brunei akan mengurangi ketergantungan penerimaan negara dari sector migas. Melalui program diversifikasi ekonomi, pada tahun 2035 ekonomi Brunei akan bertransformasi dari Negara yang menggantungkan pada ekspor hasil migas (resource-related wealth) menuju negara dengan ekonomi berbasis ilmu pengetahuan (knowledge-based economy).
PRODUK DAN JASA
1. Minyak Bumi
Kekayaan negara beribukota Bandar Seri Begawan itu, berasal dari penjualan minyak buminya yang menyumbang 92% dari total pendapatan nasional. Ladang minyak terpenting Brunei, terdapat di Seria, sebuah kawasan pesisir. Selain itu di ladang minyak lepas pantai Kuala Belait, Jerudong dan Ampar.
Dari sumur-sumur minyak itu, Brunei memproduksi 200-an ribu barrel minyak per hari. Angka itu di bawah produksi minyak Indonesia yang mencapai 1,5 juta barrel per hari. Namun wilayah Brunei yang hanya 5.765 km2 dan dihuni oleh 300-an ribu penduduk, membuat kemakmuran yang dicapai Brunei jauh di atas kemakmuran Indonesia. Pendapatan perkapita Brunei mencapai 15 ribu dolar AS per tahun.
2. Gas Bumi
Penambangan minyak dan gas alam ini dilakukan di darat dan lepas pantai. Hampir semua gas asli Brunei dicecairkan di Loji Gas Asli Cecair Shell Brunei yang dibuka pada tahun 1972 dan merupakan salah satu loji gas asli cecair (LNG) yang terbesar di dunia. Melebihi 82% daripada LNG Brunei dijual kepada Jepun di bawah sebuah perjanjian jangka panjang yang dibaharui pada tahun 1993. Perjanjian itu memerlukan Brunei membekalkan melebihi 5 juta tan LNG setiap tahun kepada tiga buah kemudahan Jepun.
Mitsubishi ialah syarikat Jepun yang merupakan rakan usaha sama dengan Shell dan Kerajaan Brunei dalam Brunei LNG, Brunei Coldgas, dan Brunei Shell Tankers, yang mengeluarkan LNG untuk pembekalan kepada Jepun. Sejak dari tahun 1995, Brunei juga telah membekalkan melebihi 700,000 tan LNG kepada Perbadanan Gas Korea. Pada tahun 1999, pengeluaran gas asli Brunei mencapai 90 kargo setiap hari. Brunei ialah pengeksport LNG keempat terbesar di wilayah Asia Pasifik selepas Indonesia, Malaysia, dan Australia. Sedikit gas asli Brunei digunakan untuk penjanaan kuasa di dalam negara.
3. Karet
Tanaman karet merupakan tanaman perdagangan ekspor kedua setelah minyak bumi, luas tanaman karet mencapai 13.000 ha.
4. Pariwisata
Brunei Darussalam adalah sebuah kesultanan kaya minyak yang mendapatkan kemerdekaan pada tahun 1984. Menawarkan wisatawan masjid besar, perjalanan sungai dan hutan hujan perawan wisatawan yang mencakup 70% dari Negara. Hal pariwisata menjadi strategi brunei dalam menarik wisatawan dan secara langsung berdampak pada naiknya tingkat penjualan produk dalam negeri Brunei.
5. Perhubungan
Pada sektor perhubungan dibangun transportasi melalui darat, laut, dan udara. Jaringan jalan raya masih terbatas (1.250 km) dan jalan kereta api hanya sepanjang 10 km. Untuk menghubungkan dengan luar negeri dibangun bandar udara internasional Bandar Seri Begawan dan Pelabuhan Samudra di muara Sungai Brunei.
Perekonomian Brunei tergolong stabil sebagaimana tercatat dalam Global Competitiveness Report 2013-2014 oleh The World Economic Forum (WEF) yang menempatkan Brunei pada peringkat ke-26 dari 148 negara (Indonesia menempati peringkat ke-38). Komoditi ekskpor utama Brunei Darussalam adalah minyak mentah, produk-produk perminyakan dan gas alam cair dengan negara tujuan ekspor utama, yaitu Jepang, Indonesia, Korea Selatan, Singapura, Malaysia dan Australia.
Dalam rangka mengurangi ketergantungan terhadap minyak dan gas, sejak tahun 1990-an Pemerintah Brunei Darussalam telah melaksanakan program diversifikasi ekonomi melalui pengembangan sektor industri, perdagangan, jasa, dan pariwisata. Kebijakan tersebut antara lain berupa proyek pembangunan Sungai Liang Industrial Park, Pulau Muara Besar Transhipment Hub, pengembangan eco-tourism, pengembangan pusat keuangan Islam, Brunei Halal Brand, pengembangan iklim investasi yang konduktif serta pengembangan SDM .
Sesuai dengan visi pembangunan (Wawasan Brunei 2035), secara bertahap Brunei akan mengurangi ketergantungan penerimaan negara dari sector migas. Melalui program diversifikasi ekonomi, pada tahun 2035 ekonomi Brunei akan bertransformasi dari Negara yang menggantungkan pada ekspor hasil migas (resource-related wealth) menuju negara dengan ekonomi berbasis ilmu pengetahuan (knowledge-based economy).