Jelaskan pelaksanaan rantai makanan untuk mengontrol tikus ?
Sisizu
Populasi tikus dapat dikontrol dan dapat terkendali dengan adanya rantai makanan yang ada. Karena burung hantu, ular, elang merupakan predator utama bagi tikus. Namun perkembangan populasi manusia yang semakin meningkat menyebabkan musuh – musuh alami tikus mulai tergeser. Sehingga dikhawatirkan populasi tikus bisa eksplosif dan membahayakan tanaman padi.
Selain secara alami, petani mengendalikan tikus dengan cara gropyokan (mekanik) maupun menggunakan pestisida (kimia). Pestisida efektif yang banyak digunakan adalah rodentisida alpostran (tiran) yang bahan aktifnya belerang. Alpostran ini dibuat menggunakan belerang yang dikemas menggunakan kertas dan di campur dengan bubuk mesiu sebagai penghantarnya. Aplikasi tiran cukup mudah dan bisa dilakukan oleh petani seorang diri. Pertama petani mengontrol lubang, atau mencari lubang aktif, caranya petani mencari lubang tikus kemudian menutup lubang tersebut menggunakan tanah. Keesokan harinya petani melihat kembali lubang yang telah ditutup. Apabila lubang yang telah ditutup pada hari sebelumnya tanahnya terbuka lagi, itulah yang disebut lubang aktif.
Selanjutnya tiran dipasang dalam corong, yang dibakar pada ujungnya, setelah terbakar bubuk mesiu akan melontarkan bahan aktifnya, kemudian dimasukkan kedalam lubang aktif tersebut, setelah bubuk mesiunya habis lubang ditutup kembali menggunakan tanah, serta asap yang keluar lewat lubang – lubang kecil dari sarang tikus tersebut ditutup sehingga tidak ada asap yang keluar. Karena bahan aktif tercampur dengan asap semburan bubuk mesiu.
Dari perlakuan tersebut beberapa petani membuktikan dengan cara menggali lagi sarang tikus yang sudah diaplikasikan tiran. Hasilnya tikus yang berada di dalam lubang tersebut semuanya mati. Apabila ada tikus yang sempat lari keluar sarang waktu aplikasi tiran, tikus tersebut telah teracuni dan panca indranya rusak sehingga tikus pun akan mati di luar lubang.
Selain secara alami, petani mengendalikan tikus dengan cara gropyokan (mekanik) maupun menggunakan pestisida (kimia). Pestisida efektif yang banyak digunakan adalah rodentisida alpostran (tiran) yang bahan aktifnya belerang. Alpostran ini dibuat menggunakan belerang yang dikemas menggunakan kertas dan di campur dengan bubuk mesiu sebagai penghantarnya. Aplikasi tiran cukup mudah dan bisa dilakukan oleh petani seorang diri. Pertama petani mengontrol lubang, atau mencari lubang aktif, caranya petani mencari lubang tikus kemudian menutup lubang tersebut menggunakan tanah. Keesokan harinya petani melihat kembali lubang yang telah ditutup. Apabila lubang yang telah ditutup pada hari sebelumnya tanahnya terbuka lagi, itulah yang disebut lubang aktif.
Selanjutnya tiran dipasang dalam corong, yang dibakar pada ujungnya, setelah terbakar bubuk mesiu akan melontarkan bahan aktifnya, kemudian dimasukkan kedalam lubang aktif tersebut, setelah bubuk mesiunya habis lubang ditutup kembali menggunakan tanah, serta asap yang keluar lewat lubang – lubang kecil dari sarang tikus tersebut ditutup sehingga tidak ada asap yang keluar. Karena bahan aktif tercampur dengan asap semburan bubuk mesiu.
Dari perlakuan tersebut beberapa petani membuktikan dengan cara menggali lagi sarang tikus yang sudah diaplikasikan tiran. Hasilnya tikus yang berada di dalam lubang tersebut semuanya mati. Apabila ada tikus yang sempat lari keluar sarang waktu aplikasi tiran, tikus tersebut telah teracuni dan panca indranya rusak sehingga tikus pun akan mati di luar lubang.