Saat ini Indonesia mempunyai tiga zona waktu, yakni WIB, WITA dan WIT. Masing-masing mempunyai perbedaan waktu satu jam. Zona waktu dihitung berdasarkan perbedaan dari titik nol waktu yakni Greenwich.
WIB diambil dari GMT+7 atau greenwich mean time ditambah tujuh jam. Artinya di Indonesia bagian barat mempunyai waktu lebih cepat tujuh jam dibanding dengan Greenwich di Inggris sana.
Artinya WITA yang merupakan GMT+8 mempunyai waktu delapan lebih cepat dari Greenwich. Pun dengan WIT yang jika dihitung dari Greenwich mempunyai waktu lebih cepat sembilan jam.
Pakar pemasaran Hermawan Kartajaya mengatakan, Indonesia Marketing Asosiation (IMA) mulai melakukan kajian pada 2005 untuk menjadikan Indonesia satu zona waktu.
Ada beberapa keuntungan yang bisa diambil jika sistem pewaktuan di Indonesia dijadikan menjadi satu zona waktu. "Secara ekonomi menjadikan Indonesia dalam satu zona waktu akan menguntungkan," tutur Hermawan di sela Peringatan Soempah Pemoeda Indonesia 4.0 di Gedung Indonesia Menggugat (GIM), Kota Bandung, Minggu (28/10/2018).
Perbedaan waktu kata dia menjadikan ada gap antara wilayah barat dengan wilayah timur. Dengan memberlakukan satu zona waktu, maka ketimpangan antara wilayah barat dan timur bisa diselesaikan. "Seperti kita tahu, Indonesia Timur selalu ketinggalan dibandingkan Indonesia Barat," ucapnya.
AYO BACA :Ini Risiko jika Seseorang Bekerja Nonstop
Pakar sosial budaya Imam Prasodjo mengatakan dengan menggunakan satu zona waktu, maka seluruh wilayah Indonesia akan tekoneksi dalam waktu bersamaan. Perbedaan zona waktu yang selama ini dirasakan, turut berperan dalam memberi ketimpangan antara wilayah barat dengan timur.
Ayo Baca
Kevin/Marcus Siap Turun Di All England 2021
Kang Emil Dukung Digitalisasi Aksara Sunda Oleh Pandi
PSSI: Rencana, Liga 1 2021 Start Mei Atau Juni
457 Orang Ikuti Uji Usap Di Lapas Sukamiskin Usai 6 Orang Positif Covid
Dicontohkannya, perbedaan zona waktu antara barat dengan timur menjadikan jam masuk dan keluar kerja menjadi berbeda jauh antara Indonesia barat dengan timur. "Dari 8 jam bekerja, Indonesia timur jika ingin berhubungan dengan Indonesia barat hanya mempunyai waktu efektif dua jam," ujanya.
Dia memaparkan, dalam sistem jam kerja, pemerintah memberlakukan jam masuk kerja pukul 08.00 dan pulang pukul 16.00. Pukul 08.00 di Indonesia timur sama dengan pukul 06.00 di Indonesia bagian barat.
Perbedaan waktu dua jam tersebut bepengaruh besar terhadap waktu koodinasi yang terbatas, mengingat selama bekerja terpotong juga oleh waktu istirahat.
"Saat orang timur masuk kerja, di barat belum masuk. Ketika barat sudah masuk, di timur sedang istirahat. Akhinya ada hambatan dalam berkoodinasi. Jadi setelah kami hitung, efektif berhubungan antara wilayah barat dan timur hanya dua jam," paparnya.
Dengan minimnya koordinasi, tidak heran jika wilayah timur selalu tertinggal oleh bagian wilayah barat yang notabene menjadi pusat pemerintahan. "Jika dijadikan satu zona waktu, maka antara barat dan timur akan bisa berkoodinasi secara full selama delapan jam kerja," katanya.
Pun jika ditinjau dari sisi lai, termasuk konektivitas ekonomi antara wilayah barat dan timur. Dengan menjadikan satu zona waktu, maka seluruh aspek akan bisa berhubungan dalam satu waktu. "Jika pemberlakuan satu zona waktu dilakukan, akan ada lompatan besar," katanya.
Untuk menjadikan indonesia menjadi satu zona waktu, kata Imam, pemerintah tinggal membuat sebuah keputusan seperti Kepres. "Untuk swiching mau zona mana yang digunakan, itu tinggal membahasnya saja," tutupnya.
Jawaban:
Saat ini Indonesia mempunyai tiga zona waktu, yakni WIB, WITA dan WIT. Masing-masing mempunyai perbedaan waktu satu jam. Zona waktu dihitung berdasarkan perbedaan dari titik nol waktu yakni Greenwich.
WIB diambil dari GMT+7 atau greenwich mean time ditambah tujuh jam. Artinya di Indonesia bagian barat mempunyai waktu lebih cepat tujuh jam dibanding dengan Greenwich di Inggris sana.
Artinya WITA yang merupakan GMT+8 mempunyai waktu delapan lebih cepat dari Greenwich. Pun dengan WIT yang jika dihitung dari Greenwich mempunyai waktu lebih cepat sembilan jam.
Pakar pemasaran Hermawan Kartajaya mengatakan, Indonesia Marketing Asosiation (IMA) mulai melakukan kajian pada 2005 untuk menjadikan Indonesia satu zona waktu.
Ada beberapa keuntungan yang bisa diambil jika sistem pewaktuan di Indonesia dijadikan menjadi satu zona waktu. "Secara ekonomi menjadikan Indonesia dalam satu zona waktu akan menguntungkan," tutur Hermawan di sela Peringatan Soempah Pemoeda Indonesia 4.0 di Gedung Indonesia Menggugat (GIM), Kota Bandung, Minggu (28/10/2018).
Perbedaan waktu kata dia menjadikan ada gap antara wilayah barat dengan wilayah timur. Dengan memberlakukan satu zona waktu, maka ketimpangan antara wilayah barat dan timur bisa diselesaikan. "Seperti kita tahu, Indonesia Timur selalu ketinggalan dibandingkan Indonesia Barat," ucapnya.
AYO BACA :Ini Risiko jika Seseorang Bekerja Nonstop
Pakar sosial budaya Imam Prasodjo mengatakan dengan menggunakan satu zona waktu, maka seluruh wilayah Indonesia akan tekoneksi dalam waktu bersamaan. Perbedaan zona waktu yang selama ini dirasakan, turut berperan dalam memberi ketimpangan antara wilayah barat dengan timur.
Ayo Baca
Kevin/Marcus Siap Turun Di All England 2021
Kang Emil Dukung Digitalisasi Aksara Sunda Oleh Pandi
PSSI: Rencana, Liga 1 2021 Start Mei Atau Juni
457 Orang Ikuti Uji Usap Di Lapas Sukamiskin Usai 6 Orang Positif Covid
Dicontohkannya, perbedaan zona waktu antara barat dengan timur menjadikan jam masuk dan keluar kerja menjadi berbeda jauh antara Indonesia barat dengan timur. "Dari 8 jam bekerja, Indonesia timur jika ingin berhubungan dengan Indonesia barat hanya mempunyai waktu efektif dua jam," ujanya.
Dia memaparkan, dalam sistem jam kerja, pemerintah memberlakukan jam masuk kerja pukul 08.00 dan pulang pukul 16.00. Pukul 08.00 di Indonesia timur sama dengan pukul 06.00 di Indonesia bagian barat.
Perbedaan waktu dua jam tersebut bepengaruh besar terhadap waktu koodinasi yang terbatas, mengingat selama bekerja terpotong juga oleh waktu istirahat.
"Saat orang timur masuk kerja, di barat belum masuk. Ketika barat sudah masuk, di timur sedang istirahat. Akhinya ada hambatan dalam berkoodinasi. Jadi setelah kami hitung, efektif berhubungan antara wilayah barat dan timur hanya dua jam," paparnya.
Dengan minimnya koordinasi, tidak heran jika wilayah timur selalu tertinggal oleh bagian wilayah barat yang notabene menjadi pusat pemerintahan. "Jika dijadikan satu zona waktu, maka antara barat dan timur akan bisa berkoodinasi secara full selama delapan jam kerja," katanya.
Pun jika ditinjau dari sisi lai, termasuk konektivitas ekonomi antara wilayah barat dan timur. Dengan menjadikan satu zona waktu, maka seluruh aspek akan bisa berhubungan dalam satu waktu. "Jika pemberlakuan satu zona waktu dilakukan, akan ada lompatan besar," katanya.
Untuk menjadikan indonesia menjadi satu zona waktu, kata Imam, pemerintah tinggal membuat sebuah keputusan seperti Kepres. "Untuk swiching mau zona mana yang digunakan, itu tinggal membahasnya saja," tutupnya.