prasasti100602
Pada September 629, pasukan Islam gagal mengalahkan pasukan Bizantium (Romawi Timur) dalam pertempuran Mu'tah. Banyak yang menganggap hal ini sebagai tanda melemahnya kekuatan umat Islam, dan memancing beberapa kabilah Arab menyerang umat Muslim di Madinah. Pada musim panas tahun 630, umat Muslim mendengar kabar bahwa Bizantium dan sekutu Ghassaniyah-nya telah menyiapkan pasukan besar untuk menginvasi Hijaz dengan kekuatan sekitar 40.000-100.000 orang. Di lain pihak, Kaisar Bizantium Heraclius menganggap bahwa kekuasaan kaum Muslimin di Jazirah Arab berkembang dengan pesat, dan daerah Arab harus segera ditaklukkan sebelum orang-orang Muslim menjadi terlalu kuat dan dapat menimbulkan masalah bagi Bizantium.
Setelah perang Mu’tah, banyak kabilah-kabilah Arab yang melepaskan diri dari kekuasaan Kaisar untuk bergabung dengan orang-orang Muslim. Hal ini dipandang Kaisar Romawi sebagai ancaman bagi kekuasaannya terhadap wilayah-wilayah Arab. Maka, sebelum kekuatan ini merembet dan berkembang menjadi besar serta menimbulkan keresahan di wilayah-wilayah Arab yang berbatasan dengan wilayah kekuasaan Romawi, Kaisar Romawi mempersiapkan pasukannya untuk menghancurkan Islam. Persiapan menggempur pasukan Muslimin dilakukan oleh mereka ketika belum genap setahun setelah peperangan Mu’tah. Kaisar juga menghimpun pasukan dari Arab yang tunduk kepada kekuasaannya seperti Bani Ghassan, Lakhm, Judzam dan kabilah-kabilah Arab lainnya yang beragama Nasrani. Kekuatan besar berkekuatan empat puluh ribu (40.000) personil telah dihimpun oleh Heraklius untuk ekspedisi ini.
# MAAF KALAU SALAH # SEMOGA MEMBANTU # TERIMAKASIH
gagal mengalahkan pasukan
Bizantium (Romawi Timur) dalam
pertempuran Mu'tah. Banyak yang
menganggap hal ini sebagai tanda
melemahnya kekuatan umat Islam,
dan memancing beberapa kabilah
Arab menyerang umat Muslim di
Madinah. Pada musim panas tahun
630, umat Muslim mendengar kabar
bahwa Bizantium dan sekutu
Ghassaniyah-nya telah menyiapkan
pasukan besar untuk menginvasi
Hijaz dengan kekuatan sekitar
40.000-100.000 orang. Di lain pihak,
Kaisar Bizantium Heraclius
menganggap bahwa kekuasaan
kaum Muslimin di Jazirah Arab
berkembang dengan pesat, dan
daerah Arab harus segera ditaklukkan
sebelum orang-orang Muslim
menjadi terlalu kuat dan dapat
menimbulkan masalah bagi
Bizantium.
Latar Belakang Peperangan
Setelah perang Mu’tah, banyak kabilah-kabilah Arab yang melepaskan diri dari kekuasaan Kaisar untuk bergabung dengan orang-orang Muslim. Hal ini dipandang Kaisar Romawi sebagai ancaman bagi kekuasaannya terhadap wilayah-wilayah Arab. Maka, sebelum kekuatan ini merembet dan berkembang menjadi besar serta menimbulkan keresahan di wilayah-wilayah Arab yang berbatasan dengan wilayah kekuasaan Romawi, Kaisar Romawi mempersiapkan pasukannya untuk menghancurkan Islam.
Persiapan menggempur pasukan Muslimin dilakukan oleh mereka ketika belum genap setahun setelah peperangan Mu’tah. Kaisar juga menghimpun pasukan dari Arab yang tunduk kepada kekuasaannya seperti Bani Ghassan, Lakhm, Judzam dan kabilah-kabilah Arab lainnya yang beragama Nasrani. Kekuatan besar berkekuatan empat puluh ribu (40.000) personil telah dihimpun oleh Heraklius untuk ekspedisi ini.
# MAAF KALAU SALAH
# SEMOGA MEMBANTU
# TERIMAKASIH