MrAldo159
A.Latar Belakang Masalah Karate adalah satu dari sekian banyak olahraga khususnya beladiri yang cukup lama berkembang di Indonesia.Karate Juga Merupakan suatu Cabang olahraga prestasi yang di pertandingkan baik di area nasional maupun internasional.Dalam cabang olahrga beladiri karate ada dua jenis komponen gerak yang di pertandingkan yaiti kata dan kumite.Menurut Nakayama (1981:04)bahwa”kata adalah jurus yang merupakan perpaduan dari semua teknik dasar yaitu tangkisan,tinjuan,sentakan,atau hentakan dan tendangan yang dirangkai sedemikian rupa dalam satu kesatuan bentuk yang pasti”.Sedangkan kumite dalah “pertarungan dua orang yang saling berhadapan dan saling menampilkan teknik-teknik”.Untuk meningkatkan prestasi olahraga,khususnya dalam cabang oalahraga karate di perlukan latihan yang dapat meningkatkan seluruh komponen kondisi fisik,karena kemampuan kondisi fisik yang prima sangat menentukan tinggi rendahnya prestasi.Seperti yang di katakana Sajoto (1988:57) bahwa “kondisi fisik merupakan salah satu prasyarat yang sangat di perlukan dalam usaha peningkatan prestasi seorang atlet,bahkan dapat dikatakan sebagai landasan titik tolak suatu awalan olahraga prestasi”.Menurut Harsono (1993:1) bahwa “kondisi fisik yang dimaksud adalah kekuatan,daya tahan,kelentukan,kelincahan,kecepatan,dan power”.Kebutuhan kondisi fisik tersebut tidak dapat disamakan untuk masing-masing cabang olahraga,karena setiap cabang oalahraga memiliki karakteristik gerak tersendiri.Hal ini akan berkaitan dengan metode dan bentuk-bentuk latihan yang akan dilaksanakan sehingga bentuk latihan yang dilakukan sesuai dengan kebutuhan cabang olahraga yang bersangkutan.Disini penulis sangat tertarik untuk melakukan suatu penelitian pada AtletKarate Nomor Kumite Dojo KKI Taman Asuhan Pematangsiantar,karena penulis melihat bahwa kecepatan tendanganMawashi Geri atlet karate masih lemah dan kurang cepat mengarah sasaran,sehingga sangat mudah di tangkis dan di antisipasi oleh lawan.Hal ini disebabkan karena tidak adanya power otot tungkai dan juga kecepatan pada atlet saat melakukan tendangan Mawashi Geri.Disini karateka tersebut sudah berlatih 3 ( tiga ) tahun.Untuk mendapatkan tendangan Mawashi Geri yang cepat dan akurat kearah sasaran maka para atlet bukan saja di tekankan pada penguasaan teknik dan taktik saja,tetapi kondisi fisik yang baik juga merupakan syarat yang penting.Tendangan Mawashi Geri yang cepat dan akurat kearah sasaran akan memperoleh angka.Sesuai dengan peraturan pertandingan ( WKF rules of competition ) pengurus besar Forki 2001 bahwa tendangan Mawashi Geri memperoleh nilai 3 ( Nihon).Hal ini juga berpengaruh terhadap menurunnya prestasi atlet Karate dalam mengikuti kejuaraan Karate.Akhirnya penulis termotivasi untuk melakukan penelitian di Dojo KKI Taman Asuhan Pematangsiantar,untuk mengetahui factor – factor apa saja yang tidak mendukung dalam pelaksanaan tendangan Mawashi Geri tersebut.Penulis melihat kemampuan tendangan Mawashi Geri sudah benar namun power otot tungkai dan kecepatan tendangan peril ditingkatkan,karena di dalam kumite sangat di tuntut untuk bias menendang dengan power yang maksimal dan juga kecepatan agar lawan sulit untuk menangkis serangan yang dilakukan dan juga tidfak melukai lawan.Banyak bentuk latihan yang dapat digunakan untuk meningkatkan power otot tungkai,diantaranya adalah plyometrics.Bompa (1994:1) mengemukakan bahwa “latihan pliometrics dapat meningkatkan kemampuan power otot tungkai”.Harsono (1997:27) mengemukakan bahwa untuk melatih power otot tungkai adalah dengan melompat tanpa adanya masa berhenti,setelah mendarat,kemudian secepatnya melompat lagi keatas sekuat tenaga.Sehingga seakan-akan mendarat pada bara api.Menurut Suharto (1996:55)bahwa”untuk mengukur power otot tungkai maka digunakan tes vertical jump”.
1 votes Thanks 1
syavirraks
1.1Latar BelakangKaratemerupakan olahraga bela diri yang mempunyai cirikhas yang dapat dibedakan dari jenis olahragabela diri lainnya seperti Silat, Judo, Kung Fu,Kempodan bela diri lainnya. Perbedaan ini dapat dilihat baik secara filosofi, teknik gerakan maupun atribut yang digunakan selama menjalani proses latihan dan pertandingan. Karatejuga merupakan suatu cabang olahraga prestasi yang di pertandingkan baik di areanasional maupun internasional.Karatemerupakan salah satu olahraga yang mempunyai karakteristik gerak dan tehnik tersendiri, untuk itu harus dipelajari dan dilatih secara baik dan intensif.
Karate adalah satu dari sekian banyak olahraga khususnya beladiri yang cukup lama berkembang di Indonesia.Karate Juga Merupakan suatu Cabang olahraga prestasi yang di pertandingkan baik di area nasional maupun internasional. Dalam cabang olahrga beladiri karate ada dua jenis komponen gerak yang di pertandingkan yaiti kata dan kumite.Menurut Nakayama (1981:04)bahwa”kata adalah jurus yang merupakan perpaduan dari semua teknik dasar yaitu tangkisan,tinjuan,sentakan,atau hentakan dan tendangan yang dirangkai sedemikian rupa dalam satu kesatuan bentuk yang pasti”.Sedangkan kumite dalah “pertarungan dua orang yang saling berhadapan dan saling menampilkan teknik-teknik”. Untuk meningkatkan prestasi olahraga,khususnya dalam cabang oalahraga karate di perlukan latihan yang dapat meningkatkan seluruh komponen kondisi fisik,karena kemampuan kondisi fisik yang prima sangat menentukan tinggi rendahnya prestasi.Seperti yang di katakana Sajoto (1988:57) bahwa “kondisi fisik merupakan salah satu prasyarat yang sangat di perlukan dalam usaha peningkatan prestasi seorang atlet,bahkan dapat dikatakan sebagai landasan titik tolak suatu awalan olahraga prestasi”. Menurut Harsono (1993:1) bahwa “kondisi fisik yang dimaksud adalah kekuatan,daya tahan,kelentukan,kelincahan,kecepatan,dan power”.Kebutuhan kondisi fisik tersebut tidak dapat disamakan untuk masing-masing cabang olahraga,karena setiap cabang oalahraga memiliki karakteristik gerak tersendiri.Hal ini akan berkaitan dengan metode dan bentuk-bentuk latihan yang akan dilaksanakan sehingga bentuk latihan yang dilakukan sesuai dengan kebutuhan cabang olahraga yang bersangkutan. Disini penulis sangat tertarik untuk melakukan suatu penelitian pada AtletKarate Nomor Kumite Dojo KKI Taman Asuhan Pematangsiantar,karena penulis melihat bahwa kecepatan tendangan Mawashi Geri atlet karate masih lemah dan kurang cepat mengarah sasaran,sehingga sangat mudah di tangkis dan di antisipasi oleh lawan.Hal ini disebabkan karena tidak adanya power otot tungkai dan juga kecepatan pada atlet saat melakukan tendangan Mawashi Geri.Disini karateka tersebut sudah berlatih 3 ( tiga ) tahun. Untuk mendapatkan tendangan Mawashi Geri yang cepat dan akurat kearah sasaran maka para atlet bukan saja di tekankan pada penguasaan teknik dan taktik saja,tetapi kondisi fisik yang baik juga merupakan syarat yang penting. Tendangan Mawashi Geri yang cepat dan akurat kearah sasaran akan memperoleh angka.Sesuai dengan peraturan pertandingan ( WKF rules of competition ) pengurus besar Forki 2001 bahwa tendangan Mawashi Geri memperoleh nilai 3 ( Nihon).Hal ini juga berpengaruh terhadap menurunnya prestasi atlet Karate dalam mengikuti kejuaraan Karate. Akhirnya penulis termotivasi untuk melakukan penelitian di Dojo KKI Taman Asuhan Pematangsiantar,untuk mengetahui factor – factor apa saja yang tidak mendukung dalam pelaksanaan tendangan Mawashi Geri tersebut.Penulis melihat kemampuan tendangan Mawashi Geri sudah benar namun power otot tungkai dan kecepatan tendangan peril ditingkatkan,karena di dalam kumite sangat di tuntut untuk bias menendang dengan power yang maksimal dan juga kecepatan agar lawan sulit untuk menangkis serangan yang dilakukan dan juga tidfak melukai lawan. Banyak bentuk latihan yang dapat digunakan untuk meningkatkan power otot tungkai,diantaranya adalah plyometrics.Bompa (1994:1) mengemukakan bahwa “latihan pliometrics dapat meningkatkan kemampuan power otot tungkai”. Harsono (1997:27) mengemukakan bahwa untuk melatih power otot tungkai adalah dengan melompat tanpa adanya masa berhenti,setelah mendarat,kemudian secepatnya melompat lagi keatas sekuat tenaga.Sehingga seakan-akan mendarat pada bara api.Menurut Suharto (1996:55)bahwa”untuk mengukur power otot tungkai maka digunakan tes vertical jump”.