Alvar
Letak astronomis Indonesia menyebabkan Negara ini tergolong sebagai Negara tropis atau panas. Sebagai akibatnya, Indonesia memiliki beberapa ciri iklim yang khas antara lain:
-Temperatur yang cederung tinggi berkisar di 26o C - 28o C. -Curah hujan yang mencapai 200 mm per tahunnya. -Temperatur yang tinggi mengakibatkan terjadinya hujan zenithal atau yang dikenal juga dengan nama hujan naik ekuator. -Terjadinya pelapukan bebatuan secara lebih cepat. -Keanekaragaman hayati (fauna dan flora) yang jauh lebih tinggi ketimbang tempat lainnya di bumi. -Munculnya gejala sosial yang khas dan dipengaruhi oleh model adaptasi penduduk terhadap iklim yang berlaku di tempat tersebut. Pengaruh lainnya yang diakibatkan oleh letak astronomis berdasarkan garis bujur adalah perbedaan waktu yang antara lain sebagai berikut:
-WIB atau Waktu Indonesia bagian Barat: zona waktu ini mencakup Pulau Sumatera, Jawa, Kalimantan Barat juga Tengah. Adapun selisih waktunya dengan titik Greenwich Mean Time atau GMT adalah tujuh jam lebih dini.
-WITA atau Waktu Indonesia bagian Tengah: Zona waktu ini mencakup wilayah Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, NTB, Bali, NTT, juga Sulawesi. Adapun selisih waktunya dengan Greenwich Mean Rime atau GMT adalah delapan jam lebih dini.
-WIT atau Waktu Indonesia bagian Timur: Zona waktu yang satu ini melingkupi wilayah Maluku juga Irian Jaya. Adapun selisih waktunya dengan GMT atau Greenwich Mean Time adalah Sembilan jam lebih dini. Dengan demikian, letak astronomis Indonesia berdasarkan garis bujur ini membuat wilayah Ibu Kota yakni Jakarta memiliki selisih waktu sejam dengan Makassar dan dua jam dengan Sorong, Papua.
-Temperatur yang cederung tinggi berkisar di 26o C - 28o C.
-Curah hujan yang mencapai 200 mm per tahunnya.
-Temperatur yang tinggi mengakibatkan terjadinya hujan zenithal atau yang dikenal juga dengan nama hujan naik ekuator.
-Terjadinya pelapukan bebatuan secara lebih cepat.
-Keanekaragaman hayati (fauna dan flora) yang jauh lebih tinggi ketimbang tempat lainnya di bumi.
-Munculnya gejala sosial yang khas dan dipengaruhi oleh model adaptasi penduduk terhadap iklim yang berlaku di tempat tersebut.
Pengaruh lainnya yang diakibatkan oleh letak astronomis berdasarkan garis bujur adalah perbedaan waktu yang antara lain sebagai berikut:
-WIB atau Waktu Indonesia bagian Barat: zona waktu ini mencakup Pulau Sumatera, Jawa, Kalimantan Barat juga Tengah. Adapun selisih waktunya dengan titik Greenwich Mean Time atau GMT adalah tujuh jam lebih dini.
-WITA atau Waktu Indonesia bagian Tengah: Zona waktu ini mencakup wilayah Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, NTB, Bali, NTT, juga Sulawesi. Adapun selisih waktunya dengan Greenwich Mean Rime atau GMT adalah delapan jam lebih dini.
-WIT atau Waktu Indonesia bagian Timur: Zona waktu yang satu ini melingkupi wilayah Maluku juga Irian Jaya. Adapun selisih waktunya dengan GMT atau Greenwich Mean Time adalah Sembilan jam lebih dini.
Dengan demikian, letak astronomis Indonesia berdasarkan garis bujur ini membuat wilayah Ibu Kota yakni Jakarta memiliki selisih waktu sejam dengan Makassar dan dua jam dengan Sorong, Papua.