Jelaskan kehidupan masyarakat kutai pada masa pemerintahan mulawarman!
adputrifatimah03
Sejarah kerajaan Kutai dimulai dari Sejak abad pertama Masehi, bangsa Indonesia sudah menjalin hubungan dengan wilayah Indonesia, bangsa Indonesia mulai mengenai tulisan dan kebudayaan lainnya berdasarkan agama Hindu. Dengan demikian, bangsa Indonesia sudah mengakhiri zaman Prasejarah dan mulai memasuki zaman Sejarah. Hal ini dibuktikan bahwa penduduk Nusantara telah meninggalkan peninggalan tertulis. Banyak peniliti sejarah yang menyatakan bahwa Kerajaan Kutai merupakan kerajaan tertua di Indonesia. Peninggalan Sejarah Kerajaan Kutai Kerajaan Kutai terletak di aliran sungai mahakam, Kalimantan Timur. Kerajaan Kutai bercorak Hindu. Bukti yang mendukung pernyataan itu adalah ditemukannya tujuh buah yupa pada tahun 1879 dan 1940 didaerah aliran sungai Mahakam. Yupa adalah sebuah bangunan tugu batu tertulis yang berisi suatu peringatan upacara berkorban. Yupa tersebut menggunakan huruf Pallawa dan berbahasa Sansekerta dalam bentuk syair. Huruf Pallawa dan bahasa sanskerta lazim digunakan oleh kaum bramanan dari India Selatan. Dari Yupa tersebut diketahui bahwa pada sekitar tahun 400-500 Masehi telah berdiri Kerajaan Kutai. Yupa tersebut dibuat atas perintah Raja Mulawarman pada upacara kurban lembu. Dari tulisan itu diketahui bahwa raja yang memerintah ialah Mulawarman, anak Aswawarman, cucu Kudungga. Aswawarman disebut dengan wamsakerta artinya pembentuk keluarga.
Prasasti lainnya menyebutkan adanya hadiah dari Raja Mulawarman kepada pendeta ditempat suci bernama Waprakeswara berupa 20.000 ekor lembu sebagai tanda kebaikan sang raja. Untuk menghormati kebaikan raja tersebut dibuatlah yupa oleh para brahmana. Bentuk hadiah atau kurban (sedekah) yang besar itu dapat dianggap sebagai kelengkapan dalam upacara penyucian diri untuk masuk ke dalam Kasta Brahmana bagi keluarga raja. Upacara semacam itu di India disebut dengan Vratyastoma.
Agama yang dianut Raja Mulawarman adalah Hindu Syiwa. Hal itu ditunjukkan oleh salah satu prasastinya yang menyebutkan tempat suci Waprakeswara, yaitu tempat suci yang selalu disebut berhubungan dengan tiga dewa besar (trimurti) yaitu Brahma, Wisnu, Syiwa.
Kerajaan Kutai mengalami perkembangan yang pesat pada saat itu karena merupakan tempat yang baik untuk persinggahan kapal-kapal yang menempuh rute perdagangan melalui Selat Makassar. Hal itu diperkuat dengan ditemukannya peninggalan di Sulawesi Selatan berupa Arca Dewi Tara yang biasa dipuja para pelaut yang akan berlayar.
Perkembangan Kerajaan Kutai selanjutnya tidak banyak diketahui karena keterbatasan sumber tertulis yang berupa prasasti. Kehidupan Masyarakat Pada Masa Kerajaan Kutai a. Bidang Ekonomi. Kerajaan Kutai terletak di aliran SUngai Mahakam, Kalimantan Timur. Kehidupan ekonomi Kerajaan Kutai didukung oleh perdagangan dan pelayaran di sepanjang Sungai Mahakam. Sektor pertanian dijadikan sebagai bahan dalam menentukan kondisi perdagangan. Letak Kerajaan Kutai yang sangat strategis berada pada jalur pelayaran di Selat Makassar tersebut sangat berpengaruh terhadap kehidupan ekonomi masyarakat khususnya bidang perdagangan.
b. Bidang Sosial. Prasasti-prasasti peninggalan Kerajaan Kutai menunjukkan bahwa masyarakat Kutai telah terpengaruh oleh peradaban India, terutama kalangan keluarga kerajaan. Pada dasarnya, sebagian masyarakat Kutai menerima unsur budaya yang datang dari India. Meskipun begitu, sebagian besar rakyat Kutai masih berpegang kepada kepercayaan warisan leluhurnya. Unsur-unsur budaya India yang masuk tersebut disesuaikan dengan tradisi bangsa Indonesia sendiri.
c. Bidang Budaya. Prasasti berbentuk Yuoa merupakan ciri khas peninggalan kebudayaan Kerajaan Kutai. Penggunaan huruf Pallawa menunjukkan adanya pengaruh India Selatan dalam penulisan pada prasasti berbentuk Yupa tersebut. Perlu diingat bahwa yupa merupakan bentuk kelanjutan dari kebudayaan asli nenek moyang bangsa Indonesia zaman Megalitikum. Yupa merupakan perkembangan dari bentuk menhir yang berfungsi sebagai tempat untuk memuja roh nenek moyang. Yupa diperkirakan sebagai tempat untuk mengikat korban yang akan dipersembahkan kepada para dewa.
Peninggalan Sejarah Kerajaan Kutai Kerajaan Kutai terletak di aliran sungai mahakam, Kalimantan Timur. Kerajaan Kutai bercorak Hindu. Bukti yang mendukung pernyataan itu adalah ditemukannya tujuh buah yupa pada tahun 1879 dan 1940 didaerah aliran sungai Mahakam. Yupa adalah sebuah bangunan tugu batu tertulis yang berisi suatu peringatan upacara berkorban. Yupa tersebut menggunakan huruf Pallawa dan berbahasa Sansekerta dalam bentuk syair. Huruf Pallawa dan bahasa sanskerta lazim digunakan oleh kaum bramanan dari India Selatan. Dari Yupa tersebut diketahui bahwa pada sekitar tahun 400-500 Masehi telah berdiri Kerajaan Kutai. Yupa tersebut dibuat atas perintah Raja Mulawarman pada upacara kurban lembu. Dari tulisan itu diketahui bahwa raja yang memerintah ialah Mulawarman, anak Aswawarman, cucu Kudungga. Aswawarman disebut dengan wamsakerta artinya pembentuk keluarga.
Prasasti lainnya menyebutkan adanya hadiah dari Raja Mulawarman kepada pendeta ditempat suci bernama Waprakeswara berupa 20.000 ekor lembu sebagai tanda kebaikan sang raja. Untuk menghormati kebaikan raja tersebut dibuatlah yupa oleh para brahmana. Bentuk hadiah atau kurban (sedekah) yang besar itu dapat dianggap sebagai kelengkapan dalam upacara penyucian diri untuk masuk ke dalam Kasta Brahmana bagi keluarga raja. Upacara semacam itu di India disebut dengan Vratyastoma.
Agama yang dianut Raja Mulawarman adalah Hindu Syiwa. Hal itu ditunjukkan oleh salah satu prasastinya yang menyebutkan tempat suci Waprakeswara, yaitu tempat suci yang selalu disebut berhubungan dengan tiga dewa besar (trimurti) yaitu Brahma, Wisnu, Syiwa.
Kerajaan Kutai mengalami perkembangan yang pesat pada saat itu karena merupakan tempat yang baik untuk persinggahan kapal-kapal yang menempuh rute perdagangan melalui Selat Makassar. Hal itu diperkuat dengan ditemukannya peninggalan di Sulawesi Selatan berupa Arca Dewi Tara yang biasa dipuja para pelaut yang akan berlayar.
Perkembangan Kerajaan Kutai selanjutnya tidak banyak diketahui karena keterbatasan sumber tertulis yang berupa prasasti. Kehidupan Masyarakat Pada Masa Kerajaan Kutai a. Bidang Ekonomi. Kerajaan Kutai terletak di aliran SUngai Mahakam, Kalimantan Timur. Kehidupan ekonomi Kerajaan Kutai didukung oleh perdagangan dan pelayaran di sepanjang Sungai Mahakam. Sektor pertanian dijadikan sebagai bahan dalam menentukan kondisi perdagangan. Letak Kerajaan Kutai yang sangat strategis berada pada jalur pelayaran di Selat Makassar tersebut sangat berpengaruh terhadap kehidupan ekonomi masyarakat khususnya bidang perdagangan.
b. Bidang Sosial. Prasasti-prasasti peninggalan Kerajaan Kutai menunjukkan bahwa masyarakat Kutai telah terpengaruh oleh peradaban India, terutama kalangan keluarga kerajaan. Pada dasarnya, sebagian masyarakat Kutai menerima unsur budaya yang datang dari India. Meskipun begitu, sebagian besar rakyat Kutai masih berpegang kepada kepercayaan warisan leluhurnya. Unsur-unsur budaya India yang masuk tersebut disesuaikan dengan tradisi bangsa Indonesia sendiri.
c. Bidang Budaya. Prasasti berbentuk Yuoa merupakan ciri khas peninggalan kebudayaan Kerajaan Kutai. Penggunaan huruf Pallawa menunjukkan adanya pengaruh India Selatan dalam penulisan pada prasasti berbentuk Yupa tersebut. Perlu diingat bahwa yupa merupakan bentuk kelanjutan dari kebudayaan asli nenek moyang bangsa Indonesia zaman Megalitikum. Yupa merupakan perkembangan dari bentuk menhir yang berfungsi sebagai tempat untuk memuja roh nenek moyang. Yupa diperkirakan sebagai tempat untuk mengikat korban yang akan dipersembahkan kepada para dewa.