MuhAldyJabir
Esensi berpikir = keraguan akan kenyataan (makanya kita berpikir) Sejauh mana kita harus ragu = selama tidak ada kebenaran mutlak, makanya kita ragu dan akhirnya mengambil keputusan bahwa sesuatu itu benar, yang pada dasarnya keputusan akan kebenaran itu belum tentu dapat diterima oleh orang lain. Jadi filosofinya tidak ada kebenaran mutlak di dunia ini, semua harus dicerna dengan berpikir kritis.
Buktinya = bahkan banyak orang yang ragu akan kebenaran jawaban saya ini. Sehingga ini merupakan contoh bahwa kita memang diciptakan untuk berpikir dan ragu (ragu disini dalam artian berpikir kirtis, yakni tidak begitu saja menerima atau menolak segala informasi yang diterima, semua harus dicerna dulu)
Sejauh mana kita harus ragu = selama tidak ada kebenaran mutlak, makanya kita ragu dan akhirnya mengambil keputusan bahwa sesuatu itu benar, yang pada dasarnya keputusan akan kebenaran itu belum tentu dapat diterima oleh orang lain. Jadi filosofinya tidak ada kebenaran mutlak di dunia ini, semua harus dicerna dengan berpikir kritis.
Buktinya = bahkan banyak orang yang ragu akan kebenaran jawaban saya ini. Sehingga ini merupakan contoh bahwa kita memang diciptakan untuk berpikir dan ragu (ragu disini dalam artian berpikir kirtis, yakni tidak begitu saja menerima atau menolak segala informasi yang diterima, semua harus dicerna dulu)