Kategori : Dampak penjajahan Belanda di bidang pendidikan pada rakyat Indonesia
Kata kunci : Pendidikan, intelektual, penjajahan
Dampak penjajahan Belanda di bidang pendidikan yang diterima rakyat Indonesia adalah dibangunnya sekolah dan diberikannya pendidikan bagi rakyat yang akhirnya melahirkan golongan terpelajar atau kaum intelektual muda sehingga mereka mampu mengetahui perkembangan di dunia luar. Pemikiran para golongan terpelajar atau intelektual muda inilah kemudian yang menjadi cikal bakal untuk memperjuangkan kemerdekaan Indonesia melalui perjuangan pergerakan organisasi.
Hasrat untuk memperjuangkan kemerdekaan melalui perjuangan organisasi karena jiwa nasionalisme itu terlihat melalui: 1. Tumbuhnya organisasi modern sebagai wadah perjuangan Indonesia sejak tahun 1908 yang ditandai lahirnya Budi Utomo. 2. Lahirnya golongan terpelajar yang berasal dari masyarakat Indonesia yang mampu menganalis ketertinggalan Masyarakat Indonesia atas negara – negara di dunia. 3. Tumbuhnya kesadaran kebangsaan atau nasionalisme melalui momentum 1908 dan 1920 yang puncaknya 17 Agustus 1945. 4. Adanya perubahan taktik dalam mengusir penjajahan tidak menggunakan kekerasan senjata, tetapi berdiplomasi melalui organisasi modern.
Pembahasan:
Pendidikan barat mulai diterima bangsa Indonesia dari pemerintah kolonial Belanda setelah lahirnya kebijakan politik etis yang dikeluarkan oleh pemerintah colonial Belanda. Politik Etis merupakan suatu kebijakan yang menyatakan bahwa kerajaan Belanda melalui pemerintah kolonial Belanda mempunyai tanggung jawab moral demi kehormatan mereka untuk membalas hutang budi atas kekayaan dan kemakmuran yang diterima Belanda dari tanah jajahannya yakni Indonesia.
Namun pendidikan barat yang diberikan pada masyarakat Indonesia ternyata disalahgunakan oleh pemerintah kolonial Belanda di Indonesia, dimana sekolah hanya diselenggarakan untuk anak -anak pegawai yang bekerja pada pemerintah colonial Belanda saja dan pemberian pendidikan ditujukan untuk mencapai lulusan rendah yang akan diangkat menjadi pegawai rendahan terampil namun dengan upah rendah.
Penyimpangan kebijakan politik etis dalam sistem pendidikan tersebut dapat dilihat pada perbedaan kelas berikut ini:
1. Sekolah kelas satu adalah khusus ditujukan untuk anak-anak dari golongan masyarakat menengah yang mampu membayar biaya pendidikan, untuk anak-anak Eropa dan orang asing lainnya didirikan sekolah yang hanya khusus untuk mereka.
2. Sekolah kelas dua adalah sekolah yang khusus ditujukan untuk mendidik calon-calon pegawai rendah, muridnya berasal dari golongan masyarakat biasa.
Berikut ini adalah faktor – faktor yang melatarbelakangi lahirnya perjuangan pergerakan organisasi kebangsaan di Indonesia, yakni:
1. Faktor Internal atau dari dalam diri bangsa Indonesia, antara lain:
a. Meluasnya pembangunan sekolah – sekolah dan program pendidikan untuk dan oleh masyarakat Indonesia sehingga dengan adanya sekolah dan pendidikan ini Indonesia mampu melahirkan kaum intelektual muda yang berhasrat untuk memperjuangkan kemerdekaan Indonesia melalui organsasi pergerakan.
b. Kegagalan perjuangan yang bersifat kedaerahan membuat para intelektual muda ini mendirikan organisasi perjuangan yang bersifat kebangsaan.
c. Adanya Pax Neerlandica sebagai politik colonial Belanda untuk mempersatukan wilayah jajahannya digunaka para cendikiawan Indonesia sebagai propaganda pemersatu nusantara Indonesia dalam perjuangan pergerakan organisasi kebangsaan Indonesia.
d. Kejayaan Indonesia yang pernah diraih pada masa lampau seperti kejayaan kerajaan Sriwijaya dan Majapahit membuat cendikiawan Indonesia bersemangat dalam berjuang untuk mewujudkannya kembali melalui perjuangan pergerakan organisasi kebangsaan Indonesia.
e. Adanya persamaan senasib sepenanggungan memperkuat keinginan untuk berjuang melalui pergerakan organisasi kebangsaan Indonesia.
f. Timbulnya nasionalisme dibidang politik, sosial, ekonomi.
g. Semakin majunya bidang komunikasi dan informasi dengan kemunculan berbagai surat kabar.
h. Adanya pengguanaan bahasa Melayu sebagai bahasa pemersatu bangsa Indonesia.
i. Munculnya organisasiyang bersifat etnik, kedaerahan, serta keagamaan yang menginspirasi cendikiawan untuk berjuang lebih besar lagi melalui pergerakan organisasi kebangsaan Indonesia.
2. Faktor Eksternal atau dari luar bangsa Indonesia, antara lain:
a. Munculnya paham-paham baru di dunia seperti komunisme, pan-islamisme, dan lain sebagainya.
b. Kemenangan Jepang atas Russia yang membuktikan bahwa bangsa Asia juga bisa unggul atas bangsa Eropa.
c. Munculnya berbagai gerakan nasional dari negara Asia lainnya seperti di India, Cina, dan Filipina.
Mapel : Sejarah
Kelas : XI SMA
Kategori : Dampak penjajahan Belanda di bidang pendidikan pada rakyat Indonesia
Kata kunci : Pendidikan, intelektual, penjajahan
Hasrat untuk memperjuangkan kemerdekaan melalui perjuangan organisasi karena jiwa nasionalisme itu terlihat melalui:
1. Tumbuhnya organisasi modern sebagai wadah perjuangan Indonesia sejak tahun 1908 yang ditandai lahirnya Budi Utomo.
2. Lahirnya golongan terpelajar yang berasal dari masyarakat Indonesia yang mampu menganalis ketertinggalan Masyarakat Indonesia atas negara – negara di dunia.
3. Tumbuhnya kesadaran kebangsaan atau nasionalisme melalui momentum 1908 dan 1920 yang puncaknya 17 Agustus 1945.
4. Adanya perubahan taktik dalam mengusir penjajahan tidak menggunakan kekerasan senjata, tetapi berdiplomasi melalui organisasi modern.
Pembahasan:
Pendidikan barat mulai diterima bangsa Indonesia dari pemerintah kolonial Belanda setelah lahirnya kebijakan politik etis yang dikeluarkan oleh pemerintah colonial Belanda. Politik Etis merupakan suatu kebijakan yang menyatakan bahwa kerajaan Belanda melalui pemerintah kolonial Belanda mempunyai tanggung jawab moral demi kehormatan mereka untuk membalas hutang budi atas kekayaan dan kemakmuran yang diterima Belanda dari tanah jajahannya yakni Indonesia.
Namun pendidikan barat yang diberikan pada masyarakat Indonesia ternyata disalahgunakan oleh pemerintah kolonial Belanda di Indonesia, dimana sekolah hanya diselenggarakan untuk anak -anak pegawai yang bekerja pada pemerintah colonial Belanda saja dan pemberian pendidikan ditujukan untuk mencapai lulusan rendah yang akan diangkat menjadi pegawai rendahan terampil namun dengan upah rendah.
Penyimpangan kebijakan politik etis dalam sistem pendidikan tersebut dapat dilihat pada perbedaan kelas berikut ini:
1. Sekolah kelas satu adalah khusus ditujukan untuk anak-anak dari golongan masyarakat menengah yang mampu membayar biaya pendidikan, untuk anak-anak Eropa dan orang asing lainnya didirikan sekolah yang hanya khusus untuk mereka.
2. Sekolah kelas dua adalah sekolah yang khusus ditujukan untuk mendidik calon-calon pegawai rendah, muridnya berasal dari golongan masyarakat biasa.
Berikut ini adalah faktor – faktor yang melatarbelakangi lahirnya perjuangan pergerakan organisasi kebangsaan di Indonesia, yakni:
1. Faktor Internal atau dari dalam diri bangsa Indonesia, antara lain:
a. Meluasnya pembangunan sekolah – sekolah dan program pendidikan untuk dan oleh masyarakat Indonesia sehingga dengan adanya sekolah dan pendidikan ini Indonesia mampu melahirkan kaum intelektual muda yang berhasrat untuk memperjuangkan kemerdekaan Indonesia melalui organsasi pergerakan.
b. Kegagalan perjuangan yang bersifat kedaerahan membuat para intelektual muda ini mendirikan organisasi perjuangan yang bersifat kebangsaan.
c. Adanya Pax Neerlandica sebagai politik colonial Belanda untuk mempersatukan wilayah jajahannya digunaka para cendikiawan Indonesia sebagai propaganda pemersatu nusantara Indonesia dalam perjuangan pergerakan organisasi kebangsaan Indonesia.
d. Kejayaan Indonesia yang pernah diraih pada masa lampau seperti kejayaan kerajaan Sriwijaya dan Majapahit membuat cendikiawan Indonesia bersemangat dalam berjuang untuk mewujudkannya kembali melalui perjuangan pergerakan organisasi kebangsaan Indonesia.
e. Adanya persamaan senasib sepenanggungan memperkuat keinginan untuk berjuang melalui pergerakan organisasi kebangsaan Indonesia.
f. Timbulnya nasionalisme dibidang politik, sosial, ekonomi.
g. Semakin majunya bidang komunikasi dan informasi dengan kemunculan berbagai surat kabar.
h. Adanya pengguanaan bahasa Melayu sebagai bahasa pemersatu bangsa Indonesia.
i. Munculnya organisasiyang bersifat etnik, kedaerahan, serta keagamaan yang menginspirasi cendikiawan untuk berjuang lebih besar lagi melalui pergerakan organisasi kebangsaan Indonesia.
2. Faktor Eksternal atau dari luar bangsa Indonesia, antara lain:
a. Munculnya paham-paham baru di dunia seperti komunisme, pan-islamisme, dan lain sebagainya.
b. Kemenangan Jepang atas Russia yang membuktikan bahwa bangsa Asia juga bisa unggul atas bangsa Eropa.
c. Munculnya berbagai gerakan nasional dari negara Asia lainnya seperti di India, Cina, dan Filipina.