Hakikatnya merupakan tuntutan bagi adanya penatanan ulang kehidupan berbangsa dan bernegara. Hal ini dilatarbelakangi oleh sistem perwakilan masa Orde Baru yang bersifat semu dan pada kenyataannya kekuasaan yang besar berada pada presiden dan adanya pasal-pasal yang multitafsir. Amandemen ini akhirnya berhasil memuat aturan tentang mekanisme pemilihan presiden secara langsungdan pembatasan masa jabatan presiden.
2. Pers yang lebih bebas
Setelah pers yang pada masa Orde Baru hanya bertujuan untuk memperkuat status quo, era Reformasi member pencerahan terhadap masalah kebebasan pers. Hal ini menguntungkan bagi masyarakat dalam hal menyebarluaskan innformasi dan memfasilitasi pembentukan opini publik dalam rangka mencapai konsensus bersama atau mengontrol kekuasaan penyelenggara negara. Fenomena kebebasan pers ini ditandai dengan munculnya media-media baru, baik media cetak aupun elektronik.
3. Restrukturisasi ABRI
Orde Baru yang menjadikan ABRI sebagai “mesin politik” akhirnya turun. Dwi Fungsi ABRI pun dihapuskan agar ABRI dapat menjalankan fungsi sebagai kekuatan pertahanan dan keamanan secara lebih baik. Hal ini ditandai dengan adanya pemisahan POLRI dan TNI.
4. Lahirnya Otonomi Daerah
Era Reformasi ditandai dengan berakhirnya peran pemerintah pusat yang besar serta menjadi titik sentral sebagai tanda bangkitnya demokrasi. Maka lahirlah kewenangan luas kepada daerah untuk mengatur serta mengurus kepentingan masyarakatnya sesuai aspirasi masyarakat yang sejalan dengan semangat demokrasi. Hal itu menimbulkan munculnya “raja-raja kecil” di daerah serta masalah koordinasi antar daerah otonom tingkat provinsi dan kabupaten.Maka dibentuklah kebijakan Otonomi Daerah untuk mengatas masalah tersebut.
DAMPAK NEGATIF REFORMASI
1. Munculnya Euforia Kebebasan
Masa reformasi memberi peluang yang besar kepada masyarakat untuk ikut serta dalam memberikan tanggapan kritik terhadap pemerintah karena hilangnya sistem yang mengekang kebebasan berpendapat. Namun, hal itu justru berdampak pada munculnya aksi-aksi unjuk rasa terhadap kinerja pemerintah yang berlebihan. Dari kebebasan yang berlebihan tersebut juga muncul gerakan separatis di Indonesia, seperti: GAM (Gerakan Aceh Merdeka) dan OPM (Organisasi Papua Merdeka) yang mengganggu kenyamanan serta menimbulkan kerusuhan di masyarakat.
10 votes Thanks 26
SelviaAdella1
Adaberbagai dampak negatif dari reformasi 1998. Pertama, iklim politik yang semrawut karena banyak yang menyalah artikan makna dari demokrasi. Kedua, kebebasan dalam menyampaikan pendapat semakin tidak beretika. Ketiga, banyak demonnstrasi yang harusnya sebagai sarana menyampaikan aspirasi, justru malah mengganggu kenyamanan masyarakat. Keempat , meningkatnya kerusuhan di masyarakat. Itu semua karena pemerintahan pasca reformasi masih belum mampu melaksanakan undang-undang sebagai mestinya sehingga belum dapat mengangkat kehidupan bangsa dalam berbagai aspek
1. Terjadinya Amandemen UUD 1945
Hakikatnya merupakan tuntutan bagi adanya penatanan ulang kehidupan berbangsa dan bernegara. Hal ini dilatarbelakangi oleh sistem perwakilan masa Orde Baru yang bersifat semu dan pada kenyataannya kekuasaan yang besar berada pada presiden dan adanya pasal-pasal yang multitafsir. Amandemen ini akhirnya berhasil memuat aturan tentang mekanisme pemilihan presiden secara langsungdan pembatasan masa jabatan presiden.
2. Pers yang lebih bebas
Setelah pers yang pada masa Orde Baru hanya bertujuan untuk memperkuat status quo, era Reformasi member pencerahan terhadap masalah kebebasan pers. Hal ini menguntungkan bagi masyarakat dalam hal menyebarluaskan innformasi dan memfasilitasi pembentukan opini publik dalam rangka mencapai konsensus bersama atau mengontrol kekuasaan penyelenggara negara. Fenomena kebebasan pers ini ditandai dengan munculnya media-media baru, baik media cetak aupun elektronik.
3. Restrukturisasi ABRI
Orde Baru yang menjadikan ABRI sebagai “mesin politik” akhirnya turun. Dwi Fungsi ABRI pun dihapuskan agar ABRI dapat menjalankan fungsi sebagai kekuatan pertahanan dan keamanan secara lebih baik. Hal ini ditandai dengan adanya pemisahan POLRI dan TNI.
4. Lahirnya Otonomi Daerah
Era Reformasi ditandai dengan berakhirnya peran pemerintah pusat yang besar serta menjadi titik sentral sebagai tanda bangkitnya demokrasi. Maka lahirlah kewenangan luas kepada daerah untuk mengatur serta mengurus kepentingan masyarakatnya sesuai aspirasi masyarakat yang sejalan dengan semangat demokrasi. Hal itu menimbulkan munculnya “raja-raja kecil” di daerah serta masalah koordinasi antar daerah otonom tingkat provinsi dan kabupaten.Maka dibentuklah kebijakan Otonomi Daerah untuk mengatas masalah tersebut.
DAMPAK NEGATIF REFORMASI
1. Munculnya Euforia Kebebasan
Masa reformasi memberi peluang yang besar kepada masyarakat untuk ikut serta dalam memberikan tanggapan kritik terhadap pemerintah karena hilangnya sistem yang mengekang kebebasan berpendapat. Namun, hal itu justru berdampak pada munculnya aksi-aksi unjuk rasa terhadap kinerja pemerintah yang berlebihan. Dari kebebasan yang berlebihan tersebut juga muncul gerakan separatis di Indonesia, seperti: GAM (Gerakan Aceh Merdeka) dan OPM (Organisasi Papua Merdeka) yang mengganggu kenyamanan serta menimbulkan kerusuhan di masyarakat.