Pabrik-pabrik ponsel jaman sekarang pada berebut ngeluarin seri-seri baru. Kalau saingan ada yang ngeluarin seri baru dan terjangkau, jelas para pesaing geregetan dan segera rapat dadakan untuk ikut berjuang ngeluarin pesaingnya. Kalo ndak gitu jelas ketinggalan pasar. Apallagi konsumen sekarang pinter-pinter dan lebih jeli dalam memilih ponsel. Nah, kita ndak bahas lebih lanjut tentang “perang” yang dilakukan para pabrikan. Pengen tahu handphone yang sekarang Anda pegang itu sebenarnya gimana sih proses pembuatannya? Naaa, itu yang bakal saya bahas. Cuman dikit sih, tapi paling tidak menambah pengetahuan kita tenatng handphone. Oke, lanjut
1. Biasanya tim vendor akan melihat pasar dan melakukan survey. Mereka ndak enggan untuk beli handphone pesaing dan kemudian dipreteli untuk diliat jeroan serta teknologinya. Apalagi kalo pesaing ngeluarin handset baru yang teknologinya anyar. Nah, setelah mendapat masukan dari tim marketing maka tim desain akan menyesuaikan dengan kebutuhan dan trend yang ada.
2. Setelah tim desain menemukan ide dan konsep, maka mereka segera merancang bentuk handset atau handphone serta pembalut/kulit lapisan handphone dan fitur pengiring. Selain itu mereka juga menentukan tebal tipis yang sesuai dan ikon atau trade ponsel yang mau dibuat.
3.Segera setelah sketsa gambar selesai dibuat maka dibuatlah ponsel-ponselan alias dummy (baca dami) alias mainan tapi ukuran sudah sesuai dengan aslinya.
4. Hasil dummy tadi dipresentasikan kepada tim manajemen dan diuji tingkat ergonomisnya serta kesesuaian dengan pasar atau trend. Setelah itu jenis material/bahan pembuatan baru ditentukan, begitu juga dengan warna yang sesuai akan ditentukan.
5. Lolos dari uji ergonomis maka proses produksi dimulai. Nah proses produksi ini yang menarik. Vendor ponsel seperti Nokia, Motorola dan SE tidak membuat penuh semua material atau bahan pembuatnya, so hanya chip-chip tertentu atau motherboard ponsel yang mereka buat. Sebagian bahan ada yang dibuat di luar negeri untuk menghemat biaya, antara lain Cina atau India. Mereka memesan produk bahan tertentu sesuai dengan syarat yang mereka ajukan ke pabrik, istilahnya ODM (Oroginal Design Manufacturer).
6. Nah, untuk bagian yang sangat umum seperti baterai atau terkadang LCD mereka pesan secara borongan dari pabrikan OEM (Original Equipment Manufacture).
7. Proses produksi yang dilakukan sendiri oleh pabrik vendor dilakukan oleh robot. Hasilnya pasti lebih rapi dan cepat khan. Masak kita mau nyolder sendiri satu persatu. Cuman kalau dah jadi ponsel manusianya tinggal ngrakit, masang segel dan casing plus ngepak alias masukin ke dos beserta batre, handsfree, buku, CD dan kabel data atau fitur yang lain tergantung vendornya.
8. Setelah selesai maka bagian pemasaran akan menjual ke berbagai Negara alias diekspor melalui distributor yang telah ditunjuk di masing-masing Negara.
Jawaban:
Pabrik-pabrik ponsel jaman sekarang pada berebut ngeluarin seri-seri baru. Kalau saingan ada yang ngeluarin seri baru dan terjangkau, jelas para pesaing geregetan dan segera rapat dadakan untuk ikut berjuang ngeluarin pesaingnya. Kalo ndak gitu jelas ketinggalan pasar. Apallagi konsumen sekarang pinter-pinter dan lebih jeli dalam memilih ponsel. Nah, kita ndak bahas lebih lanjut tentang “perang” yang dilakukan para pabrikan. Pengen tahu handphone yang sekarang Anda pegang itu sebenarnya gimana sih proses pembuatannya? Naaa, itu yang bakal saya bahas. Cuman dikit sih, tapi paling tidak menambah pengetahuan kita tenatng handphone. Oke, lanjut
1. Biasanya tim vendor akan melihat pasar dan melakukan survey. Mereka ndak enggan untuk beli handphone pesaing dan kemudian dipreteli untuk diliat jeroan serta teknologinya. Apalagi kalo pesaing ngeluarin handset baru yang teknologinya anyar. Nah, setelah mendapat masukan dari tim marketing maka tim desain akan menyesuaikan dengan kebutuhan dan trend yang ada.
2. Setelah tim desain menemukan ide dan konsep, maka mereka segera merancang bentuk handset atau handphone serta pembalut/kulit lapisan handphone dan fitur pengiring. Selain itu mereka juga menentukan tebal tipis yang sesuai dan ikon atau trade ponsel yang mau dibuat.
3.Segera setelah sketsa gambar selesai dibuat maka dibuatlah ponsel-ponselan alias dummy (baca dami) alias mainan tapi ukuran sudah sesuai dengan aslinya.
4. Hasil dummy tadi dipresentasikan kepada tim manajemen dan diuji tingkat ergonomisnya serta kesesuaian dengan pasar atau trend. Setelah itu jenis material/bahan pembuatan baru ditentukan, begitu juga dengan warna yang sesuai akan ditentukan.
5. Lolos dari uji ergonomis maka proses produksi dimulai. Nah proses produksi ini yang menarik. Vendor ponsel seperti Nokia, Motorola dan SE tidak membuat penuh semua material atau bahan pembuatnya, so hanya chip-chip tertentu atau motherboard ponsel yang mereka buat. Sebagian bahan ada yang dibuat di luar negeri untuk menghemat biaya, antara lain Cina atau India. Mereka memesan produk bahan tertentu sesuai dengan syarat yang mereka ajukan ke pabrik, istilahnya ODM (Oroginal Design Manufacturer).
6. Nah, untuk bagian yang sangat umum seperti baterai atau terkadang LCD mereka pesan secara borongan dari pabrikan OEM (Original Equipment Manufacture).
7. Proses produksi yang dilakukan sendiri oleh pabrik vendor dilakukan oleh robot. Hasilnya pasti lebih rapi dan cepat khan. Masak kita mau nyolder sendiri satu persatu. Cuman kalau dah jadi ponsel manusianya tinggal ngrakit, masang segel dan casing plus ngepak alias masukin ke dos beserta batre, handsfree, buku, CD dan kabel data atau fitur yang lain tergantung vendornya.
8. Setelah selesai maka bagian pemasaran akan menjual ke berbagai Negara alias diekspor melalui distributor yang telah ditunjuk di masing-masing Negara.
#SEMOGA MEMBANTU
#JANGAN DI HAPUS