pingkytesalonika
Langkah pertama, pada awal proses produksi kain tenun dimulai dari penyusunan benang yang ditata rapi berjajar yang lebarnya sampai 180cm. Langkah kedua yaitu ‘nali’ atau ‘Gosok’. Pada proses ini, benang yang sudah ditata rapi sedemikian rupa dengan dikaitkan pada Plangkan (-rangkaian kayu membentuk kotak), maka dilakukanlah proses ‘ Nali’ atau mengikat motif dengan tali rafia. proses gosok kain tenun merupakan proses pembuatan motif kain tenun sebelum dilakukan penenunan. para perajin kain tenun menggunakan cairan wenter sebagai bahan warnanya. Langkah ketiga, yakni proses penataan motif. Setelah dilakukan proses pewarnaan motif pada benang yang akan ditenun, maka proses selanjutnya adalah penataan motif. Hal demikian dilakukan untuk mengurutkan motif agar sesuai alur saat di tenun. Biasanya proses ini dilakukan oleh para ahli penata motif tenun. Langkah keempat adalah proses penenunan, pada proses inilah bentuk kain tenun dapat dilihat hasilnya. Dengan menggunakan ATBM (Alat Tenun Bukan Mesin),
Langkah kedua yaitu ‘nali’ atau ‘Gosok’. Pada proses ini, benang yang sudah ditata rapi sedemikian rupa dengan dikaitkan pada Plangkan (-rangkaian kayu membentuk kotak), maka dilakukanlah proses ‘ Nali’ atau mengikat motif dengan tali rafia. proses gosok kain tenun merupakan proses pembuatan motif kain tenun sebelum dilakukan penenunan. para perajin kain tenun menggunakan cairan wenter sebagai bahan warnanya.
Langkah ketiga, yakni proses penataan motif. Setelah dilakukan proses pewarnaan motif pada benang yang akan ditenun, maka proses selanjutnya adalah penataan motif. Hal demikian dilakukan untuk mengurutkan motif agar sesuai alur saat di tenun. Biasanya proses ini dilakukan oleh para ahli penata motif tenun.
Langkah keempat adalah proses penenunan, pada proses inilah bentuk kain tenun dapat dilihat hasilnya. Dengan menggunakan ATBM (Alat Tenun Bukan Mesin),