Jelaskan bagaimana konflik antara kerajaan aceh dengan dominasi portugis dimalaka
Iranimanaf
Pada umumnya semua peristiwa sejarah, termasuk peristiwa konflik yang terjadi antara Kerajaan Aceh dengan Kerajaan Johor disebabkan oleh beberapa faktor. Namun di antara faktor-faktor penyebab itu, terdapat faktor yang paling dominan atau menonjol. Dalam kasus peritiswa konflik antara Kerajaan Aceh dengan Kerajaan Johor diperkirakan penyebabnya antara lain; adanya perebutan kuasa dalam hegemoni perniagaan di kawasan Selat Melaka di antara beberapa Kerajaan Melayu3 di samping itu peningkatan maruah kekuasaan masing-masing kerajaan yang berbeda kepentingan juga menjadi salah satu penyebab. Sedangkan faktor yang paling dominan dalam hal ini karena kehadiran pihak barat (orang-orang Portugis) yang mempunyai kepentingan tersendiri. Untuk kepentingannya pihak Portugis melakukan bermacam cara, termasuk menciptakan pertikaian dan permusuhan serta membiarkannya terus terjadi di antara sesama Kerajaan Melayu yang penduduknya sama-sama penganut agama Islam. Usaha Portugis “mengadu domba” dan memprovokasi sesama Kerajaan Melayu supaya mereka tidak bersatu dan tetap bertikai satu dengan yang lainnya, berhasil mereka lakukan. Karena ternyata kerajaan-kerajaan Melayu Islam yang merupakan musuh-musuh Portugis di kawasan Selat Melaka seperti Aceh dan Johor tidak pernah kompak dan sungguh-sungguh bersatu untuk sama-sama menghadapi Portugis yang telah merusak tatanan dalam sistem perdagangan di kawasan Selat Melaka. Malahan, akibat kehadiran dan campur tangan Portugis terhadap persoalan-persoalan intern dan ekstern yang dihadapi oleh kerajaan-kerajaan Melayu lebih memperparah pertikaian dan menjadikan mereka tetap bermusuhan satu dengan yang lainnya.4 Di sinilah letak kelihaian dan keunggulan pihak Portugis sehingga mereka dapat tetap eksis berkuasa di Bandar Melaka lebih dari satu abad (1511-1641). Semua tindakan Portugis dilakukan demi kepentingan misinya sesuai dengan tujuan dan maksud kedatangan mereka ke Nusantara.
Usaha Portugis “mengadu domba” dan memprovokasi sesama Kerajaan Melayu supaya mereka tidak bersatu dan tetap bertikai satu dengan yang lainnya, berhasil mereka lakukan. Karena ternyata kerajaan-kerajaan Melayu Islam yang merupakan musuh-musuh Portugis di kawasan Selat Melaka seperti Aceh dan Johor tidak pernah kompak dan sungguh-sungguh bersatu untuk sama-sama menghadapi Portugis yang telah merusak tatanan dalam sistem perdagangan di kawasan Selat Melaka. Malahan, akibat kehadiran dan campur tangan Portugis terhadap persoalan-persoalan intern dan ekstern yang dihadapi oleh kerajaan-kerajaan Melayu lebih memperparah pertikaian dan menjadikan mereka tetap bermusuhan satu dengan yang lainnya.4 Di sinilah letak kelihaian dan keunggulan pihak Portugis sehingga mereka dapat tetap eksis berkuasa di Bandar Melaka lebih dari satu abad (1511-1641). Semua tindakan Portugis dilakukan demi kepentingan misinya sesuai dengan tujuan dan maksud kedatangan mereka ke Nusantara.