Jelaskan apa yg dimaksud dinasti chang,chin,chou?dan apa hasil kebudayaan,dari masing masing
YahikoDinasti Chang dianggap dinasti yang mengawali sejarah Cina karena baru pertama kali dilakukan penulisan sejarah oleh Suma Chien
Pendiri dinasti Chou adalah Chou Wen Wang, pusat pemerintahannya di Chang - An Dinasti Chou (Zhou) meletakkan dasar sistem pemerintahan feodalisme dan pola kebudayaan Cina. Kerajaan dibagi menjadi negara-negara bagian yang diperintah oleh raja bagian atau raja Vazal. Raja Vazal memerintah atas nama kaisar dan tunduk kepada kaisar. Kesetiaan raja vazal diwujudkan melalui penyerahan upeti secara teratur dan mengirimkan tentara yang dibutuhkan pada saat negara menghadapi ancaman.
Setelah dinasti Chou, Cina diperintah oleh dinasti Chin (Qin). Konon nama Cina diambil dari nama dinasti Chin ini. Dinasti Chin memerintah dengan sistem sentralisasi dan meninggalkan sistem feodalisme (desentralisasi).
Hasil-hasil peninggalan KEBUDAYAAN sebagai berikut:
Seni Bangunan. Keramik Penemuan Kertas dan Alat Cetak
0 votes Thanks 3
alifyanurmawatiA. Dinasti Shang (Pertengahan abad ke-16 sampai abad ke-11 SM) Dinasti Shang dianggap dinasti yang mengawali sejarah Cina karena baru pertama kali dilakukan penulisan sejarah oleh Suma Chien. Catatan itu dituliskan di atas bejana perunggu, tempurung kura-kura dan tulang binatang.
Salah satu contoh dari tulisan itu tampak pada gambar di samping. Tulisan Cina berbentuk gambar sehingga disebut piktografi (picture = gambar, grafi = huruf ) setiap gambar melambangkan gagasan tertentu sehingga tulisan itu juga disebut ideografi. ( Idea = gagasan, grafi = huruf )
B. Dinasti Chou (Zhou, 1222 SM - 249 SM) Pendiri dinasti Chou adalah Chou Wen Wang, pusat pemerintahannya di Chang - An Dinasti Chou (Zhou) meletakkan dasar sistem pemerintahan feodalisme dan pola kebudayaan Cina. Kerajaan dibagi menjadi negara-negara bagian yang diperintah oleh raja bagian atau raja Vazal. Raja Vazal memerintah atas nama kaisar dan tunduk kepada kaisar. Kesetiaan raja vazal diwujudkan melalui penyerahan upeti secara teratur dan mengirimkan tentara yang dibutuhkan pada saat negara menghadapi ancaman.
Pada masa dinasti Chou hiduplah para filosof yang terkenal yaitu Lao Tze, Kung Fu Tze dan Meng Tze. Ajaran Kung Fu Tze mengenai kesusilaan menjadi dasar perkembangan kebudayaan Cina. Ajaran Kung Fu Tze lahir sebagai reaksi atas keadaan negara waktu itu yaitu banyaknya korupsi serta merosotnya akhlak bangsa dan para pemimpinnya .
Runtuhnya Dinasti Chou disebabkan oleh beberapa faktor antara lain tidak ada raja-raja pengganti yang cakap, kerajaan terpecah menjadi dua yaitu Chou Barat dan Chou Timur, banyak raja vazal yang melepaskan diri. Raja vazal yang kuat menyerang raja pusat dan menggantikannya.
Bagaimanakah keadaan negeri Cina setelah berakhirnya pemerintahan dinasti Chou? Apakah pemerintahan dengan sistem desentralisasi tetap di jalankan? Pertanyaan demi pertanyaan tersebut dapat Anda temukan jawabannya pada uraian berikutnya.
C. Dinasti Chin (Qin, 221 SM - 207 SM) Setelah dinasti Chou, Cina diperintah oleh dinasti Chin (Qin). Konon nama Cina diambil dari nama dinasti Chin ini. Dinasti Chin memerintah dengan sistem sentralisasi dan meninggalkan sistem feodalisme (desentralisasi). Timbul pertanyaan, mengapa dinasti Chin meninggalkan sistem feodalisme dan melaksanakan sentralisasi dengan kekuasaan sebesar-besarnya ditangan pemerintah pusat? Kebijakan sentralisasi dilakukan oleh dinasti Chin sebab kekacauan yang terjadi di Cina pada akhir pemerintahan dinasti Chou tidak cukup hanya di atas oleh sikap raja-raja yang baik dan saleh saja. Namun dibutuhkan adanya kekuasaan raja yang kuat dan nyata serta hukum yang dijalankan dengan adil sehingga tercipta ketertiban dan ketentraman diseluruh negeri Cina. Untuk maksud di atas kaisar Shih Huang Ti dari dinasti Chin yang memerintah di Chang An mengambil beberapa tindakan sebagai berikut:
1. melarang ajaran Kung Fu Tze karena mendukung feodalisme. 2. membagi kerajaan menjadi 36 propinsi, setiap propinsi diperintah oleh gubernur selaku kepala pemerintahan yang bertanggung jawab kepada kaisar. 3. menetapkan standardisasi ( pembakuan) tulisan, satuan ukuran misalnya timbangan, ukuran roda, alat-alat pertanian. 4. membangun tembok besar Cina sepanjang 2.250 Km, untuk membendung masuknya suku-suku pengembara (nomaden) dari Utara
Setelah Shih Huang Ti wafat pada tahun 210 SM, para gubernur dari tiap-tiap propinsi berupaya untuk merebut kekuasaan tertinggi di Cina. Dalam keadaan kacau tersebut tampillah tokoh Liu Pang dan pasukannya yang berhasil mengalahkan lawan-lawannya dan kemudian menduduki tahta, Liu Pang mendirikan dinasti baru bernama dinasti Han.
Pendiri dinasti Chou adalah Chou Wen Wang, pusat pemerintahannya di Chang - An Dinasti Chou (Zhou) meletakkan dasar sistem pemerintahan feodalisme dan pola kebudayaan Cina. Kerajaan dibagi menjadi negara-negara bagian yang diperintah oleh raja bagian atau raja Vazal. Raja Vazal memerintah atas nama kaisar dan tunduk kepada kaisar. Kesetiaan raja vazal diwujudkan melalui penyerahan upeti secara teratur dan mengirimkan tentara yang dibutuhkan pada saat negara menghadapi ancaman.
Setelah dinasti Chou, Cina diperintah oleh dinasti Chin (Qin). Konon nama Cina diambil dari nama dinasti Chin ini. Dinasti Chin memerintah dengan sistem sentralisasi dan meninggalkan sistem feodalisme (desentralisasi).
Hasil-hasil peninggalan KEBUDAYAAN sebagai berikut:
Seni Bangunan.
Keramik
Penemuan Kertas dan Alat Cetak
Dinasti Shang (Pertengahan abad ke-16 sampai abad ke-11 SM)
Dinasti Shang dianggap dinasti yang mengawali sejarah Cina karena baru pertama kali dilakukan penulisan sejarah oleh Suma Chien. Catatan itu dituliskan di atas bejana perunggu, tempurung kura-kura dan tulang binatang.
Salah satu contoh dari tulisan itu tampak pada gambar di samping. Tulisan Cina berbentuk gambar sehingga disebut piktografi (picture = gambar, grafi = huruf ) setiap gambar melambangkan gagasan tertentu sehingga tulisan itu juga disebut ideografi. ( Idea = gagasan, grafi = huruf )
B.
Dinasti Chou (Zhou, 1222 SM - 249 SM)
Pendiri dinasti Chou adalah Chou Wen Wang, pusat pemerintahannya di Chang - An Dinasti Chou (Zhou) meletakkan dasar sistem pemerintahan feodalisme dan pola kebudayaan Cina. Kerajaan dibagi menjadi negara-negara bagian yang diperintah oleh raja bagian atau raja Vazal. Raja Vazal memerintah atas nama kaisar dan tunduk kepada kaisar. Kesetiaan raja vazal diwujudkan melalui penyerahan upeti secara teratur dan mengirimkan tentara yang dibutuhkan pada saat negara menghadapi ancaman.
Pada masa dinasti Chou hiduplah para filosof yang terkenal yaitu Lao Tze, Kung Fu Tze dan Meng Tze. Ajaran Kung Fu Tze mengenai kesusilaan menjadi dasar perkembangan kebudayaan Cina. Ajaran Kung Fu Tze lahir sebagai reaksi atas keadaan negara waktu itu yaitu banyaknya korupsi serta merosotnya akhlak bangsa dan para pemimpinnya .
Runtuhnya Dinasti Chou disebabkan oleh beberapa faktor antara lain tidak ada raja-raja pengganti yang cakap, kerajaan terpecah menjadi dua yaitu Chou Barat dan Chou Timur, banyak raja vazal yang melepaskan diri. Raja vazal yang kuat menyerang raja pusat dan menggantikannya.
Bagaimanakah keadaan negeri Cina setelah berakhirnya pemerintahan dinasti Chou? Apakah pemerintahan dengan sistem desentralisasi tetap di jalankan? Pertanyaan demi pertanyaan tersebut dapat Anda temukan jawabannya pada uraian berikutnya.
C. Dinasti Chin (Qin, 221 SM - 207 SM)
Setelah dinasti Chou, Cina diperintah oleh dinasti Chin (Qin). Konon nama Cina diambil dari nama dinasti Chin ini. Dinasti Chin memerintah dengan sistem sentralisasi dan meninggalkan sistem feodalisme (desentralisasi). Timbul pertanyaan, mengapa dinasti Chin meninggalkan sistem feodalisme dan melaksanakan sentralisasi dengan kekuasaan sebesar-besarnya ditangan pemerintah pusat? Kebijakan sentralisasi dilakukan oleh dinasti Chin sebab kekacauan yang terjadi di Cina pada akhir pemerintahan dinasti Chou tidak cukup hanya di atas oleh sikap raja-raja yang baik dan saleh saja. Namun dibutuhkan adanya kekuasaan raja yang kuat dan nyata serta hukum yang dijalankan dengan adil sehingga tercipta ketertiban dan ketentraman diseluruh negeri Cina.
Untuk maksud di atas kaisar Shih Huang Ti dari dinasti Chin yang memerintah di Chang An mengambil beberapa tindakan sebagai berikut:
1. melarang ajaran Kung Fu Tze karena mendukung feodalisme.
2. membagi kerajaan menjadi 36 propinsi, setiap propinsi diperintah oleh gubernur selaku kepala pemerintahan yang bertanggung jawab kepada kaisar.
3. menetapkan standardisasi ( pembakuan) tulisan, satuan ukuran misalnya timbangan, ukuran roda, alat-alat pertanian.
4. membangun tembok besar Cina sepanjang 2.250 Km, untuk membendung masuknya suku-suku pengembara (nomaden) dari Utara
Setelah Shih Huang Ti wafat pada tahun 210 SM, para gubernur dari tiap-tiap propinsi berupaya untuk merebut kekuasaan tertinggi di Cina. Dalam keadaan kacau tersebut tampillah tokoh Liu Pang dan pasukannya yang berhasil mengalahkan lawan-lawannya dan kemudian menduduki tahta, Liu Pang mendirikan dinasti baru bernama dinasti Han.