fola41 A.SEJARAH DAN PERKEMBANGAN TEATER Istiah teater, drama, dan sandiwara memiliki ciri khusus dan perkembangan yang berbeda seiring dengan perubahan jamannya. Kata drama diturunkan dari kata dromain (bha. Yunani) yang berarti sebagai kejadian, risalah, karangan yang dipertunjukan memakai mimik (Aeschylus + 525-456 SM). Dalam perkembangannya drama memiliki ciri khas sendiri sebagai bagian dari seni sastra karena merujuk pada isi ceritanya (drama keluarga, drama percintaan, drama tragedi, drama perjuangan dll). Istilah drama harus memiliki 3 aspek yaitu : 1.Aspek kesatuan (ruang, waktu, dan peristiwa) 2.Aspek penghemat (waktu, dialog, dan gerak) 3.Aspek Psikis (karakterisasi, penjiwaan). Drama memperjuangkan nilai-nilai kemanusiaan serta permasalahan kemanusiaan, aspek kejiwaan, sosial, agama, politik, HAM merupakan esensi dari drama. Kata teater berasal dari kata theatron yang berari memandang dengan takjub. Semasa plato (428-348) mengacu pada istilah gedung pertunjukan semasa Herodotus (490-348 SM) atau mengacu pada bentuk auditorium publik. Dalam perjanjian lama istilah teater mengacu pada bentuk karangan tonil. Pada perkembangan selanjutnya istilah Teater menjadi sebuah kelompok kolektif (organisasi) yang melakukan pertunjukan drama dengan konsep modern yang lebih padat. Teater adalah cabang seni yang berbicara tentang kemanusiaan dan yang dimanusiakan yang dikembangkan dalam klektivitas pelaku teater. Sedangkan istilah sandiwara berasal dari Indonesia, menurut PKG Mangkunegara VII (1885-1944) berasal dari kata sandhi dan warah, sandhi berarti symbol rahasia, makna dibalik itu, sedangkan warah adalah ajaran/pendidikan. Kata sandiwara di daerah Jawa dinggunakan untuk merujuk pada kegiatan seni pementasan terutama kethoprak. Di Indonesia perkembangan seni teater/drama/cerita terbagi atas sejarah kebudayaan