MiraWrycza
Semoga membantu ya ... ^_^ 1. Dampak Positif -Sistem tanam paksa dihapuskan. -Modal swasta asing mulai masuk dan ditanam di Indonesia. -Rakyat Indonesia di pedesaan mulai mengenal arti pentingnya uang. -Hindia Belanda (Indonesia) menjadi negara produsen hasil-hasil perkebunan yang penting. -Pemerintah Hindia Belanda mulai membangun proyek-proyek prasarana untuk mendukung dan memperlancar ekspor hasil-hasil perkebunan dari Indonesia. 2. Dampak Negatif -Kemerosotan tingkat kesejahteraan penduduk, dimana pendapatan penduduk Jawa pada awal abad ke-20 untuk setiap keluarga dalam 1 tahun sebesar 80 gulden. -Dari jumlah tersebut masih dikurangi untuk membayar pajak kepada pemerintah sebesar 16 gulden. -Oleh karena itu, penduduk hidup dalam kemiskinan. -Adanya krisis perkebunan pada tahun 1885 karena jatuhnya harga kopi dan gula yang berakibat buruk bagi penduduk. -Menurunnya konsumsi bahan makanan, terutama beras, sementara pertumbuhan penduduk Jawa meningkat cukup pesat.Menurunnya usaha kerajinan rakyat Indonesia karena kalah bersaing dengan banyaknya barang-barang impor dari Eropa. -Pengangkutan dengan gerobak menjadi merosot penghasilannya setelah adanya angkutan dengan kereta api. -Rakyat menderita karena masih diterapkannya kerja rodi dan adanya hukuman yang berat bagi yang melanggar peraturan Poenate Sanctie. -Terjadi perubahan kepemilikan tanah dan tenaga kerjaPenduduk semakin bertambah, sedangkan lahan pertanian semakin berkurang karena disewa untuk perkebunan. Akibatnya timbul kelaparan dimana-mana.
1. Dampak Positif
-Sistem tanam paksa dihapuskan.
-Modal swasta asing mulai masuk dan ditanam di Indonesia.
-Rakyat Indonesia di pedesaan mulai mengenal arti pentingnya uang.
-Hindia Belanda (Indonesia) menjadi negara produsen hasil-hasil perkebunan yang penting.
-Pemerintah Hindia Belanda mulai membangun proyek-proyek prasarana untuk mendukung dan memperlancar ekspor hasil-hasil perkebunan dari Indonesia.
2. Dampak Negatif
-Kemerosotan tingkat kesejahteraan penduduk, dimana pendapatan penduduk Jawa pada awal abad ke-20 untuk setiap keluarga dalam 1 tahun sebesar 80 gulden.
-Dari jumlah tersebut masih dikurangi untuk membayar pajak kepada pemerintah sebesar 16 gulden.
-Oleh karena itu, penduduk hidup dalam kemiskinan.
-Adanya krisis perkebunan pada tahun 1885 karena jatuhnya harga kopi dan gula yang berakibat buruk bagi penduduk.
-Menurunnya konsumsi bahan makanan, terutama beras, sementara pertumbuhan penduduk Jawa meningkat cukup pesat.Menurunnya usaha kerajinan rakyat Indonesia karena kalah bersaing dengan banyaknya barang-barang impor dari Eropa.
-Pengangkutan dengan gerobak menjadi merosot penghasilannya setelah adanya angkutan dengan kereta api.
-Rakyat menderita karena masih diterapkannya kerja rodi dan adanya hukuman yang berat bagi yang melanggar peraturan Poenate Sanctie.
-Terjadi perubahan kepemilikan tanah dan tenaga kerjaPenduduk semakin bertambah, sedangkan lahan pertanian semakin berkurang karena disewa untuk perkebunan. Akibatnya timbul kelaparan dimana-mana.