Perbedaan antara NU (Nahdlatul Ulama) dan Muhammadiyah dalam segi amaliah sholat wajib dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Pemahaman tentang tata cara sholat: Meskipun NU dan Muhammadiyah sama-sama mengakui pentingnya menjalankan sholat wajib bisa ada perbedaan dalam pemahaman tentang tata cara sholat. NU umumnya menganut pemahaman yang lebih fleksibel dalam hal tata cara sholat dengan memperbolehkan variasi dalam gerakan seperti mengusapkan tangan di wajah setelah ruku dan sujud. Sedangkan Muhammadiyah cenderung mengikuti pemahaman yang lebih konservatif dan meyakini tata cara sholat sesuai dengan apa yang diajarkan secara ketat oleh Rasulullah SAW.
2. Penggunaan bahasa dalam sholat: Dalam sholat wajib NU lebih sering menggunakan bahasa Arab sebagai bahasa resmi dalam rangkaian doa dan bacaan-bacaan. Terkadang ada pula kutbah Jum'at yang disampaikan dalam bahasa Arab namun dapat diiringi dengan terjemahan dalam bahasa lokal. Di sisi lain Muhammadiyah cenderung menyampaikan doa dan bacaan-bacaan dalam sholat wajib dalam bahasa lokal atau bahasa yang dapat dimengerti oleh jemaah dengan tetap menggunakan bahasa Arab dalam rangkaian yang utama.
3. Posisi wanita dalam sholat: NU memiliki kecenderungan yang lebih inklusif terhadap partisipasi wanita dalam ibadah. Dalam masjid-masjid NU biasanya terdapat ruangan khusus untuk wanita yang ingin melaksanakan sholat baik itu di luar ruangan utama masjid atau dengan pembatas yang memisahkan antara laki-laki dan perempuan di dalam ruangan tersebut. Namun di Muhammadiyah praktik semacam ini tidak umum dengan kebanyakan masjid Muhammadiyah mengatur sholat secara terpisah antara laki-laki dan perempuan dengan barisan yang terpisah atau waktu-waktu sholat yang berbeda.
Perlu diperhatikan bahwa ini hanyalah perbedaan umum yang terlihat dalam praktik amaliah sholat wajib antara NU dan Muhammadiyah. Setiap individu dan kelompok mungkin memiliki praktik dan interpretasi yang berbeda jadi tidak semua anggota NU atau Muhammadiyah akan mengikuti ciri-ciri ini secara khusus.
Jawaban:
Perbedaan antara NU (Nahdlatul Ulama) dan Muhammadiyah dalam segi amaliah sholat wajib dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Pemahaman tentang tata cara sholat: Meskipun NU dan Muhammadiyah sama-sama mengakui pentingnya menjalankan sholat wajib bisa ada perbedaan dalam pemahaman tentang tata cara sholat. NU umumnya menganut pemahaman yang lebih fleksibel dalam hal tata cara sholat dengan memperbolehkan variasi dalam gerakan seperti mengusapkan tangan di wajah setelah ruku dan sujud. Sedangkan Muhammadiyah cenderung mengikuti pemahaman yang lebih konservatif dan meyakini tata cara sholat sesuai dengan apa yang diajarkan secara ketat oleh Rasulullah SAW.
2. Penggunaan bahasa dalam sholat: Dalam sholat wajib NU lebih sering menggunakan bahasa Arab sebagai bahasa resmi dalam rangkaian doa dan bacaan-bacaan. Terkadang ada pula kutbah Jum'at yang disampaikan dalam bahasa Arab namun dapat diiringi dengan terjemahan dalam bahasa lokal. Di sisi lain Muhammadiyah cenderung menyampaikan doa dan bacaan-bacaan dalam sholat wajib dalam bahasa lokal atau bahasa yang dapat dimengerti oleh jemaah dengan tetap menggunakan bahasa Arab dalam rangkaian yang utama.
3. Posisi wanita dalam sholat: NU memiliki kecenderungan yang lebih inklusif terhadap partisipasi wanita dalam ibadah. Dalam masjid-masjid NU biasanya terdapat ruangan khusus untuk wanita yang ingin melaksanakan sholat baik itu di luar ruangan utama masjid atau dengan pembatas yang memisahkan antara laki-laki dan perempuan di dalam ruangan tersebut. Namun di Muhammadiyah praktik semacam ini tidak umum dengan kebanyakan masjid Muhammadiyah mengatur sholat secara terpisah antara laki-laki dan perempuan dengan barisan yang terpisah atau waktu-waktu sholat yang berbeda.
Perlu diperhatikan bahwa ini hanyalah perbedaan umum yang terlihat dalam praktik amaliah sholat wajib antara NU dan Muhammadiyah. Setiap individu dan kelompok mungkin memiliki praktik dan interpretasi yang berbeda jadi tidak semua anggota NU atau Muhammadiyah akan mengikuti ciri-ciri ini secara khusus.