Jelaskan 3 peran Bung tomo mempertahankan kemerdekaan RI?
divitahayyu
A. memimpin rakyat surabaya melawan sekutu b. membuat semangat rakyat surabaya berkobar terus c. melawan sekutu bersama rakyat surabaya sampai titik darah penghabisan
23 votes Thanks 47
gharafe11
Bung Tomo merupakan salah satu tokoh dalam peristiwa pertempuran 10 November 1945 di Surabaya. Pasca Proklamasi Kemerdekaan Bung Tomo berhasil mengajak rakyat Surabaya untuk berjuang mempertahankan kemerdekaan Indonesia dari serangan pasukan Sekutu dan NICA. Kedekatan dengan rakyat inilah yang membuat Bung Tomo populer. Bung Tomo mempunyai cara yang berbeda dalam perjuangan mempertahankan kemerdekaan di Surabaya Ulasan tentang peranan Bung Tomo masih sedikit, oleh karena itulah penulis mengangkat judul Peranan Bung Tomo Dalam Mempertahankan Kemerdekaan di Surabaya. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah (1) bagaimana riwayat hidup Bung Tomo, (2) bagaimana situasi politik kota Surabaya pasca Proklamasi Kemerdekaan, dan (3) bagaimana peranan Bung Tomo dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia di Surabaya pada tahun 1945. Tujuan penelitian ini adalah (1) mendeskripsikan riwayat hidup Bung Tomo, (2) mendeskripsikan situasi politik kota Surabaya pasca Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945, dan (3) mendeskripsikan peranan Bung Tomo dalam Mempertahankan Kemerdekaan Indonesia di Surabaya pada tahun 1945. i
Penelitian ini menggunakan metode sejarah yang antara lain meliputi pemilihan topik, heuristik, kritik, interpretasi, dan historiografi. Hasil penelitian yang diperoleh adalah Bung Tomo lahir dalam lingkungan kampung Surabaya, tepatnya di daerah Blauran. Akibat depresi ekonomi pada tahun 1930-an, keluarga Bung Tomo harus berjuang hidup dibawah tekanan. Bung Tomo sendiri ikut bekerja membantu orang tuanya. Jiwa kebangsaan Bung Tomo terasah ketika ikut dalam KBI (Kepanduan Bangsa Indonesia). Prestasi terbaik Bung Tomo dalam KBI adalah memperoleh lencana elang. Prestasi ini membuat Bung Tomo menjadi terkenal di kampungnya. Ditambah lagi Bung Tomo mempunyai kemampuan dalam hal tulis-menulis yang mengantarkannya menjadi wartawan Domei. Daya tarik inilah yang membuat PRI (Pemuda Republik Indonesia) merekrut Bung Tomo dan menempatkannya dalam seksi penerangan.
Berita Proklamasi Kemerdekaan pertama kali diketahui oleh Bung Tomo, Yacob, dan R. Sumadi. Bung Tomo kemudian membuat pengumuman yang ditempel di depan kantor berita Domei dan bisa dibaca oleh rakyat. Pasca menerima berita Proklamasi dengan segera di Surabaya diadakan peralihan pemerintahan dan perebutan senjata dari Jepang. Bung Tomo turut serta dalam perundingan dengan pihak Jepang dalam rangka mendapatkan persenjataan dari Jepang.
Bung Tomo ikut andil dalam perjuangan mempertahankan kemerdekaan Indonesia di Surabaya. Bung Tomo membentuk BPRI (Barisan Pemberontakan Rakyat Indonesia) yang bertujuan menampung para rakyat untuk bersiap menghadapi datangnya pasukan Inggris dan NICA. Pembentukan BPRI ini berawal dari rasa kecewa Bung Tomo ketika melihat kondisi Ibukota Jakarta, dimana orang-orang Belanda maupun Sekutu bebas berkeliaran di jalanan Ibukota. BPRI mempunyai senjata ampuh dalam menggerakkan massa, yaitu Radio Pemberontakan. Pidato Bung Tomo di Radio Pemberontakan berhasil memberikan semangat kepada rakyat untuk terus berjuang mempertahankan kemerdekaan di Surabaya. Memang Bung Tomo seringkali melakukan kesalahan dalam memberikan informasi melalui radio, tapi berkat Radio Pemberontakan ini pula terjalin komunikasi antar laskar pejuang.
Bagi rekan-rekan mahasiswa yang berminat pada periode revolusi, penelitian tentang Bung Tomo bisa dikaji lebih lanjut. Penulisan tentang Bung Tomo ini bisa dilajutkan dari periode pasca revolusi. Pada peristiwa pertempuran Surabaya 10 November 1945 masih ada tokoh-tokoh yang belum dikaji, seperti Dul Arnowo, Residen Sudirman, drg. Murtopo yang juga mempunyai peran penting dalam perjuangan mempertahankan kemerdekaan Indonesia di Surabaya.
b. membuat semangat rakyat surabaya berkobar terus
c. melawan sekutu bersama rakyat surabaya sampai titik darah penghabisan
Penelitian ini menggunakan metode sejarah yang antara lain meliputi pemilihan topik, heuristik, kritik, interpretasi, dan historiografi. Hasil penelitian yang diperoleh adalah Bung Tomo lahir dalam lingkungan kampung Surabaya, tepatnya di daerah Blauran. Akibat depresi ekonomi pada tahun 1930-an, keluarga Bung Tomo harus berjuang hidup dibawah tekanan. Bung Tomo sendiri ikut bekerja membantu orang tuanya. Jiwa kebangsaan Bung Tomo terasah ketika ikut dalam KBI (Kepanduan Bangsa Indonesia). Prestasi terbaik Bung Tomo dalam KBI adalah memperoleh lencana elang. Prestasi ini membuat Bung Tomo menjadi terkenal di kampungnya. Ditambah lagi Bung Tomo mempunyai kemampuan dalam hal tulis-menulis yang mengantarkannya menjadi wartawan Domei. Daya tarik inilah yang membuat PRI (Pemuda Republik Indonesia) merekrut Bung Tomo dan menempatkannya dalam seksi penerangan.
Berita Proklamasi Kemerdekaan pertama kali diketahui oleh Bung Tomo, Yacob, dan R. Sumadi. Bung Tomo kemudian membuat pengumuman yang ditempel di depan kantor berita Domei dan bisa dibaca oleh rakyat. Pasca menerima berita Proklamasi dengan segera di Surabaya diadakan peralihan pemerintahan dan perebutan senjata dari Jepang. Bung Tomo turut serta dalam perundingan dengan pihak Jepang dalam rangka mendapatkan persenjataan dari Jepang.
Bung Tomo ikut andil dalam perjuangan mempertahankan kemerdekaan Indonesia di Surabaya. Bung Tomo membentuk BPRI (Barisan Pemberontakan Rakyat Indonesia) yang bertujuan menampung para rakyat untuk bersiap menghadapi datangnya pasukan Inggris dan NICA. Pembentukan BPRI ini berawal dari rasa kecewa Bung Tomo ketika melihat kondisi Ibukota Jakarta, dimana orang-orang Belanda maupun Sekutu bebas berkeliaran di jalanan Ibukota. BPRI mempunyai senjata ampuh dalam menggerakkan massa, yaitu Radio Pemberontakan. Pidato Bung Tomo di Radio Pemberontakan berhasil memberikan semangat kepada rakyat untuk terus berjuang mempertahankan kemerdekaan di Surabaya. Memang Bung Tomo seringkali melakukan kesalahan dalam memberikan informasi melalui radio, tapi berkat Radio Pemberontakan ini pula terjalin komunikasi antar laskar pejuang.
Bagi rekan-rekan mahasiswa yang berminat pada periode revolusi, penelitian tentang Bung Tomo bisa dikaji lebih lanjut. Penulisan tentang Bung Tomo ini bisa dilajutkan dari periode pasca revolusi. Pada peristiwa pertempuran Surabaya 10 November 1945 masih ada tokoh-tokoh yang belum dikaji, seperti Dul Arnowo, Residen Sudirman, drg. Murtopo yang juga mempunyai peran penting dalam perjuangan mempertahankan kemerdekaan Indonesia di Surabaya.