Masuk Islamnya Umar bin Khattab membuat para shahabat lainnya kian bersemangat dalam menyebarkan dakwah Islam. Mereka yang berdakwah ke Habasyah memutuskan untuk kembali ke kampung halaman mereka di Mekkah.
Namun, bayangan akan sambutan baik yang diperlakukan oleh kerabat mereka di sana, ternyata tak manis. Mereka diperlakukan kasar dan tak manusiawi oleh kerabatnya manakala mendapati keimanan kepada Allah dan Nabi Muhammad SAW tetap terpatri dalam jiwa mereka.
Tak tahan menderita akibat teror mental dan fisik, mereka pun mengadukan masalahnya kepada Rasulullah SAW. Melihat situasinya seperti itu, Utsman bin Affan berkata, “Ya Rasul Allah, kami telah berhijrah yang pertama kepada Najasyi, dan kali ini yang kedua, tapi engkau tidak juga ikut bersama kami.”
Rasulullah SAW berkata, “Kalian berhijrah kepada Allah dan kepadku. Kalian mendapatkan kedua hijrah ini semuanya.” “Kalau begitu, cukup kami saja, ya Rasul Allah,” jawab Utsman.Rasul pun akhirnya mengijinkan mereka untuk berangkat hijrah kembali ke Habasyah untuk kedua kalinya.
Ujian ketika hijrah ke Habasyah kali ini lebih berat dibandingkan dengan yang pertama dulu. Sebab, pembesar suku Quraisy melakukan makar untuk mencelakakan mereka melalui raja Najasyi. Selama di tanah hijrah pembesar Quraisy mendengar mereka diperlakukan dengan sangat baik oleh Najasyi.
Mereka yang berangkat hijrah ke Habasyah gelombang kedua sebanyak 83 orang laki-laki dan 11 orang perempuan dari suku Quraisy, serta ditambah 7 orang perempuan asing.
Kaum Muhajirin itu menetap di negeri Habasyah di sisi Najasyi dalam keadaan aman dan sentosa. Namun, tatkala mereka mendengar Rasulullah SAW ke Madinah, maka pulanglah dari mereka 33 orang leleki dan 8 orang perempuan. Dua orang lelaki di antaranya meninggal di Mekkah dan 7 orang lainnya tertahan di Mekkah.
Masuk Islamnya Umar bin Khattab membuat para shahabat lainnya kian bersemangat dalam menyebarkan dakwah Islam. Mereka yang berdakwah ke Habasyah memutuskan untuk kembali ke kampung halaman mereka di Mekkah.
Namun, bayangan akan sambutan baik yang diperlakukan oleh kerabat mereka di sana, ternyata tak manis. Mereka diperlakukan kasar dan tak manusiawi oleh kerabatnya manakala mendapati keimanan kepada Allah dan Nabi Muhammad SAW tetap terpatri dalam jiwa mereka.
Tak tahan menderita akibat teror mental dan fisik, mereka pun mengadukan masalahnya kepada Rasulullah SAW. Melihat situasinya seperti itu, Utsman bin Affan berkata, “Ya Rasul Allah, kami telah berhijrah yang pertama kepada Najasyi, dan kali ini yang kedua, tapi engkau tidak juga ikut bersama kami.”
Rasulullah SAW berkata, “Kalian berhijrah kepada Allah dan kepadku. Kalian mendapatkan kedua hijrah ini semuanya.” “Kalau begitu, cukup kami saja, ya Rasul Allah,” jawab Utsman.Rasul pun akhirnya mengijinkan mereka untuk berangkat hijrah kembali ke Habasyah untuk kedua kalinya.
Ujian ketika hijrah ke Habasyah kali ini lebih berat dibandingkan dengan yang pertama dulu. Sebab, pembesar suku Quraisy melakukan makar untuk mencelakakan mereka melalui raja Najasyi. Selama di tanah hijrah pembesar Quraisy mendengar mereka diperlakukan dengan sangat baik oleh Najasyi.
Mereka yang berangkat hijrah ke Habasyah gelombang kedua sebanyak 83 orang laki-laki dan 11 orang perempuan dari suku Quraisy, serta ditambah 7 orang perempuan asing.
Kaum Muhajirin itu menetap di negeri Habasyah di sisi Najasyi dalam keadaan aman dan sentosa. Namun, tatkala mereka mendengar Rasulullah SAW ke Madinah, maka pulanglah dari mereka 33 orang leleki dan 8 orang perempuan. Dua orang lelaki di antaranya meninggal di Mekkah dan 7 orang lainnya tertahan di Mekkah.