8. Paragraf pertama memberikan informasi tentang Keraton Yogyakarta sebagai objek wisata yang masih berfungsi sebagai tempat tinggal sultan, museum dengan koleksi barang milik kesultanan, dan nilai menarik dari segi budaya, sejarah, dan arsitektur.
9. Paragraf kedua menjelaskan tentang ciri arsitektur istana Jawa yang istimewa, dengan paviliun luas, balairung mewah, lapangan, serta sejarah perombakan dan pemugaran bangunan oleh para sultan.
10. Ragam bahasa yang digunakan dalam teks deskripsi tersebut adalah ragam bahasa formal dan deskriptif. Teks ini menggunakan kalimat-kalimat panjang yang mengandung informasi mendetail tentang Keraton Yogyakarta, sejarah, dan fitur-fitur arsitekturalnya. Ragam bahasa ini juga memakai istilah-istilah budaya dan sejarah seperti "kesultanan," "gamelan," "pusaka," "paviliun," dan "balairung," yang memberikan ciri formal dan khusus pada teks ini.
8. Paragraf pertama memberikan informasi tentang Keraton Yogyakarta sebagai objek wisata yang masih berfungsi sebagai tempat tinggal sultan, museum dengan koleksi barang milik kesultanan, dan nilai menarik dari segi budaya, sejarah, dan arsitektur.
9. Paragraf kedua menjelaskan tentang ciri arsitektur istana Jawa yang istimewa, dengan paviliun luas, balairung mewah, lapangan, serta sejarah perombakan dan pemugaran bangunan oleh para sultan.
10. Ragam bahasa yang digunakan dalam teks deskripsi tersebut adalah ragam bahasa formal dan deskriptif. Teks ini menggunakan kalimat-kalimat panjang yang mengandung informasi mendetail tentang Keraton Yogyakarta, sejarah, dan fitur-fitur arsitekturalnya. Ragam bahasa ini juga memakai istilah-istilah budaya dan sejarah seperti "kesultanan," "gamelan," "pusaka," "paviliun," dan "balairung," yang memberikan ciri formal dan khusus pada teks ini.