HiguraShimatsu
I1. Peran pergerakan perempuan dalam perjuangan mencapai persatuan dan pembebasan indonesia dari penjajahan adalah dengan:
・Menigkatkan kesetaraan dan harkat perempuan ・Membangun semangat kebangsaan atau nasionalisme di kalangan perempuan ・Menyatukan dan meningkatkan kerjasama dari perempuan dari berbagai latar berlakang suku dan agama 2. "Indonesia menggugat" “Haraplah fikiran, Tuan-tuan Hakim, apakah sebabnya rakyat senantiasa percaya dan menunggu-nunggu datangnya “Ratu Adil”, apakah sebabnya sabda Prabu Jayabaya sampai hari ini masih terus menyalakan harapan rakyat, – apakah sebabnya seringkali kita mendengar bahwa di desa ini atau di desa itu telah muncul seorang “Imam Mahdi”, atau “Heru Cakra”, atau turunan seorang Walisanga. Tak lain tak bukan ialah oleh karena hati rakyat yang menangis itu, tak berhenti-hentinya, tak habis-habisnya menunggu-nunggu atau mengharap-harapkan datang pertolongan, sebagaimana orang yang berada dalam kegelapan tak berhenti-hentinya pula saban jam, saban menit, saban detik, menunggu-nunggu dan mengharapharap : “kapan, kapankah matahari terbit?” O, siapa yang mengerti akan sebab-sebab yang lebih dalam ini, siapa yang mengerti akan diepere onderground dari kepercayaan rakyat ini.” 3. Kaitan antara sumpah pemuda dengan penguatan jati diri keIndonesiaan adalah bahwa sumpah pemuda mampu mempersatukan seluruh rakyat Indonesia yang beraneka ragam baik dari segi budaya, bahasa, daerah, suku, kebudayan, kehidupan social, serta cara berpikir. Dimana sebeum adanya dideklarasikannya sumpah pemuda, perjuangan bangsa Indonesia. pada zaman dahulu hanya dilakukan hanya bersifat kedaerahan atau terpisahpisah. Dengan adanya sumpah pemuda, maka perjuangan Indonesia terutama pada zamn yang terus berkembang ini, jati diri bangsa Indonesia sebagai satu kesatuan tidak akan mudah dipengaruhi oleh pengaruh dunia luar yang sifatnya merusak bangsa Indonesia sebagai satu kesatuan. Penguatan nyata jati diri keindonesiaan dapat dilihat dari isi sumpah pemuda yang terdiri atas tiga bagian, yakni bertumpah darah yang satu yang berarti rakyat Indonesia adalah saudara dalam keindonesiaannya. Kedua adalah rakyat Indonesia yang bertanah air serta merupakan bangsa yang satu walaupun bangsa Indonesia terdiri dari berbagai macam wilayah yang tersebar dari berbagai pulau sari sabang sampai merauke. Ketiga adalah jati diri keindonesiaaan sebagai satu kesatuan juga merupakan suatu hal yang tak bias ditawar meskipun Bahasa daerahnya cukup beragam namun tetap bersatu dengan adanya jati diri keindonesiaan yang satu dalam Bahasa nasional kita yakni Bahasa Indonesia. 4. Petisi Soetardjo adalah sebutan untuk petisi yang diajukan oleh Soetardjo Kartohadikoesoemo, pada 15 Juli 1936, kepada Ratu Wilhelmina serta Staten Generaal (parlemen) di negeri Belanda.
Petisi ini diajukan karena makin meningkatnya perasaan tidak puas di kalangan rakyat terhadap pemerintahan akibat kebijaksanaan politik yang dijalankan Gubernur Jenderal de Jonge. Petisi ini ditandatangani juga oleh I.J. Kasimo, G.S.S.J. Ratulangi, Datuk Tumenggung, dan Ko Kwat Tiong. 5. GAPI menyerukan pada rakyat indonesia agar di dukung oleh semua lapisan masyarakat untuk mencapai tujuanya GAPI membentuk kongres rakyat indonesia (KRI).GAPI mengeluarkan manifest GAPI (20 september 1939).GAPI mengeluarkan resolusi yang menuntut diadakannya perubahan ketatanegaraan di indonesia dengan menggunakan hulum tata negara dalam masa genting
perempuan dalam perjuangan mencapai persatuan dan pembebasan indonesia dari
penjajahan adalah dengan:
・Menigkatkan kesetaraan dan harkat perempuan
・Membangun semangat kebangsaan atau nasionalisme
di kalangan perempuan
・Menyatukan dan meningkatkan kerjasama dari perempuan
dari berbagai latar berlakang suku dan agama
2. "Indonesia menggugat"
“Haraplah fikiran, Tuan-tuan Hakim, apakah sebabnya rakyat senantiasa percaya dan menunggu-nunggu datangnya “Ratu Adil”, apakah sebabnya sabda Prabu Jayabaya sampai hari ini masih terus menyalakan harapan rakyat, – apakah sebabnya seringkali kita mendengar bahwa di desa ini atau di desa itu telah muncul seorang “Imam Mahdi”, atau “Heru Cakra”, atau turunan seorang Walisanga. Tak lain tak bukan ialah oleh karena hati rakyat yang menangis itu, tak berhenti-hentinya, tak habis-habisnya menunggu-nunggu atau mengharap-harapkan datang pertolongan, sebagaimana orang yang berada dalam kegelapan tak berhenti-hentinya pula saban jam, saban menit, saban detik, menunggu-nunggu dan mengharapharap : “kapan, kapankah matahari terbit?” O, siapa yang mengerti akan sebab-sebab yang lebih dalam ini, siapa yang mengerti akan diepere onderground dari kepercayaan rakyat ini.”
3. Kaitan antara sumpah pemuda dengan
penguatan jati diri keIndonesiaan adalah bahwa sumpah pemuda mampu
mempersatukan seluruh rakyat Indonesia yang beraneka ragam baik dari segi
budaya, bahasa, daerah, suku, kebudayan, kehidupan social, serta cara berpikir.
Dimana sebeum adanya dideklarasikannya sumpah pemuda, perjuangan bangsa Indonesia. pada zaman dahulu hanya dilakukan hanya bersifat kedaerahan atau terpisahpisah. Dengan adanya sumpah pemuda, maka perjuangan Indonesia terutama pada zamn yang terus berkembang ini, jati diri bangsa Indonesia sebagai satu kesatuan tidak akan mudah dipengaruhi oleh pengaruh dunia luar yang sifatnya merusak bangsa Indonesia sebagai satu kesatuan.
Penguatan nyata jati diri keindonesiaan dapat dilihat dari isi sumpah pemuda yang terdiri atas tiga bagian, yakni bertumpah darah yang
satu yang berarti rakyat Indonesia adalah saudara dalam keindonesiaannya. Kedua
adalah rakyat Indonesia yang bertanah air serta merupakan bangsa yang satu
walaupun bangsa Indonesia terdiri dari berbagai macam wilayah yang tersebar
dari berbagai pulau sari sabang sampai merauke. Ketiga adalah jati diri
keindonesiaaan sebagai satu kesatuan juga merupakan suatu hal yang tak bias ditawar
meskipun Bahasa daerahnya cukup beragam namun tetap bersatu dengan adanya jati
diri keindonesiaan yang satu dalam Bahasa nasional kita yakni Bahasa Indonesia.
4. Petisi Soetardjo adalah sebutan untuk petisi yang diajukan oleh Soetardjo Kartohadikoesoemo, pada 15 Juli 1936, kepada Ratu Wilhelmina serta Staten Generaal (parlemen) di negeri Belanda.
Petisi ini diajukan karena makin meningkatnya perasaan tidak puas di
kalangan rakyat terhadap pemerintahan akibat kebijaksanaan politik yang
dijalankan Gubernur Jenderal de Jonge. Petisi ini ditandatangani juga oleh I.J. Kasimo, G.S.S.J. Ratulangi, Datuk Tumenggung, dan Ko Kwat Tiong.
5. GAPI menyerukan pada rakyat indonesia agar di dukung oleh semua lapisan masyarakat untuk mencapai tujuanya GAPI membentuk kongres rakyat indonesia (KRI).GAPI mengeluarkan manifest GAPI (20 september 1939).GAPI mengeluarkan resolusi yang menuntut diadakannya perubahan ketatanegaraan di indonesia dengan menggunakan hulum tata negara dalam masa genting
Maaf jika ada kesalahan dari JAWABAN SAYA