Masa pra aksara adalah masa dimana manusia belum mengenal tulisan, sementara zaman aksara adalah masa dimana manusia sudah mulai mengenal tulisan. Zaman aksara ini berlangsung saat zaman pra aksara sudah berakhir.
Meski demikian awal dari zaman aksara ini berbeda-beda setiap negara yang mana bergantung pada perkembangan peradaban dan juga teknologi negara itu sendiri.
Di Indonesia sendiri, masa atau zaman aksara ini dimulai dengan bukti penemuan artefak serta prasasti yang memiliki tulisan atau simbol2 jelas. Hal inilah yang menandai awal mulanya zaman aksara pada kebudayaan-kebudayaan kuno Indonesia.
Perbedaan Sistem Sosial
Melihat dari ciri-ciri kedua masa yang sudah dijelaskan sebelumnya, perbedaan antara masa aksara dan pra aksara juga bisa dilihat dari sistem sosial yang berlaku di tengah masyarakat.
Pada zaman pra aksara dimana pemikiran manusia masih sangat sederhana, sistem sosial masih belum berlaku. Disini, berlaku hukum rimba dimana yang kuat menguasai yang lemah.
Berbeda ketika sudah masuk pada masa atau zaman aksara dimana pemikiran manusia sudah jauh lebih kompleks. Manusia sudah berpikir bagaimana cara bertahan hidup dengan memanfaatkan kemampuan atau keahlian dari masing-masing elemen masyarakatnya.
Pada masa ini jugalah kemudian masyarakat mengenal adanya profesi dan pembagian kerja sesuai dengan kemampuan.
Profesi ini berkaitan dengan kemampuan khusus seseorang yang dimanfaatkan untuk bertahan hidup ataupun untuk membantu kelompoknya.
Pada zaman pra aksara, masyarakat bertahan hidup dengan berburu dan mengumpulkan makanan. Mereka belum mengerti sistem bercocok tanam, beternak dan lain sebagainya. Oleh karena itu, semua orang memiliki tugas yang sama yaitu berburu dan mengolah makanan hasil buruannya.
Sedangkan di zaman aksara manusia sudah mengenal hal-hal seperti pertanian dan peternakan serta mulai hidup menetap. Perubahan inilah yang kemudian memunculkan adanya sistem sosial dan kasta-kasta tertentu.
Perbedaan Hasil Kebudayaan
Perbedaan terakhir yang membedakan masa aksara dan pra aksara adalah hasil kebudayaannya.
Pada zaman aksara, manusia sudah menggunakan akal dan pikirannya untuk membuat dan membentuk kebudayaannya sendiri. Hal tersebut bisa dibuktikan dengan banyaknya peninggalan kebudayaan yang ditemukan.
Contohnya, adanya bangunan berupa candi sebagai tempat beribadah. Ada pula hasil kebudayaan berupa karya seni yang digunakan sebagai media atau sarana melakukan ritual-ritual tertentu yang berkaitan dengan kepercayaannya.
Selain itu, ada pula seni tari, musik, gambar dan lain sebagainya yang menjadi warisan budaya dari kebudayaan tersebut.
Hasil-hasil kebudayaan tersebut jugalah yang kemudian menjadi sumber informasi bagi para peneliti untuk melakukan penelitian guna mengungkap kehidupan di masa aksara ini.
Adanya peninggalan berupa hasil kebudayaan ini membuktikan konsep dasar dari masa atau zaman aksara itu sendiri, yaitu sudah mengenal tulisan.
Masa pra aksara adalah masa dimana manusia belum mengenal tulisan, sementara zaman aksara adalah masa dimana manusia sudah mulai mengenal tulisan. Zaman aksara ini berlangsung saat zaman pra aksara sudah berakhir.
Meski demikian awal dari zaman aksara ini berbeda-beda setiap negara yang mana bergantung pada perkembangan peradaban dan juga teknologi negara itu sendiri.
Di Indonesia sendiri, masa atau zaman aksara ini dimulai dengan bukti penemuan artefak serta prasasti yang memiliki tulisan atau simbol2 jelas. Hal inilah yang menandai awal mulanya zaman aksara pada kebudayaan-kebudayaan kuno Indonesia.
Perbedaan Sistem Sosial
Melihat dari ciri-ciri kedua masa yang sudah dijelaskan sebelumnya, perbedaan antara masa aksara dan pra aksara juga bisa dilihat dari sistem sosial yang berlaku di tengah masyarakat.
Pada zaman pra aksara dimana pemikiran manusia masih sangat sederhana, sistem sosial masih belum berlaku. Disini, berlaku hukum rimba dimana yang kuat menguasai yang lemah.
Berbeda ketika sudah masuk pada masa atau zaman aksara dimana pemikiran manusia sudah jauh lebih kompleks. Manusia sudah berpikir bagaimana cara bertahan hidup dengan memanfaatkan kemampuan atau keahlian dari masing-masing elemen masyarakatnya.
Pada masa ini jugalah kemudian masyarakat mengenal adanya profesi dan pembagian kerja sesuai dengan kemampuan.
Profesi ini berkaitan dengan kemampuan khusus seseorang yang dimanfaatkan untuk bertahan hidup ataupun untuk membantu kelompoknya.
Pada zaman pra aksara, masyarakat bertahan hidup dengan berburu dan mengumpulkan makanan. Mereka belum mengerti sistem bercocok tanam, beternak dan lain sebagainya. Oleh karena itu, semua orang memiliki tugas yang sama yaitu berburu dan mengolah makanan hasil buruannya.
Sedangkan di zaman aksara manusia sudah mengenal hal-hal seperti pertanian dan peternakan serta mulai hidup menetap. Perubahan inilah yang kemudian memunculkan adanya sistem sosial dan kasta-kasta tertentu.
Perbedaan Hasil Kebudayaan
Perbedaan terakhir yang membedakan masa aksara dan pra aksara adalah hasil kebudayaannya.
Pada zaman aksara, manusia sudah menggunakan akal dan pikirannya untuk membuat dan membentuk kebudayaannya sendiri. Hal tersebut bisa dibuktikan dengan banyaknya peninggalan kebudayaan yang ditemukan.
Contohnya, adanya bangunan berupa candi sebagai tempat beribadah. Ada pula hasil kebudayaan berupa karya seni yang digunakan sebagai media atau sarana melakukan ritual-ritual tertentu yang berkaitan dengan kepercayaannya.
Selain itu, ada pula seni tari, musik, gambar dan lain sebagainya yang menjadi warisan budaya dari kebudayaan tersebut.
Hasil-hasil kebudayaan tersebut jugalah yang kemudian menjadi sumber informasi bagi para peneliti untuk melakukan penelitian guna mengungkap kehidupan di masa aksara ini.
Adanya peninggalan berupa hasil kebudayaan ini membuktikan konsep dasar dari masa atau zaman aksara itu sendiri, yaitu sudah mengenal tulisan.