Claudya0811
Dijelaskan kedudukan maushuf dalam susunan kalimat, yang mana i’rab sifatnya mengikuti maushuf-nya. Dalam beberapa keadaan, hubungan antara maushuf dengan sifatnya tetap terpelihara, misalnya: Sifat pada al-mubtada’. Dalam hal ini kedudukan sifat mengikuti maushuf-nya, yaitu marfu’. Contoh: الطالب الجديد حضر Sifat pada al-khabar. Kedudukan sifat dengan maushuf-nya sama seperti di atas, yaitu marfu’. Contoh: هذا كتاب جديد Sifat pada al-fa’il. Sebagaimana halnya dengan al-mubtada’ dan al-khabar, sifat al-fa’il juga mengikuti maushuf-nya dalam bentuk marfu’. Contoh: حضر الاستاذ الكريم Sifat pada al-maf’ul bih. Dalam hal ini kedudukan sifat mengikuti maushuf-nya, yaitu manshub. Contoh: ساعدت الرجل الضعيف Sifat pada isim majrur. Dalam hal ini kedudukan sifat mengikuti maushuf-nya, yaitu majrur. Contoh: نظرت الى العامل القوى
Sifat pada al-mubtada’. Dalam hal ini kedudukan sifat mengikuti maushuf-nya, yaitu marfu’. Contoh: الطالب الجديد حضر
Sifat pada al-khabar. Kedudukan sifat dengan maushuf-nya sama seperti di atas, yaitu marfu’. Contoh: هذا كتاب جديد
Sifat pada al-fa’il. Sebagaimana halnya dengan al-mubtada’ dan al-khabar, sifat al-fa’il juga mengikuti maushuf-nya dalam bentuk marfu’. Contoh: حضر الاستاذ الكريم
Sifat pada al-maf’ul bih. Dalam hal ini kedudukan sifat mengikuti maushuf-nya, yaitu manshub. Contoh: ساعدت الرجل الضعيف
Sifat pada isim majrur. Dalam hal ini kedudukan sifat mengikuti maushuf-nya, yaitu majrur. Contoh: نظرت الى العامل القوى
semoga membantu:))
maaf kalo salah