1. proses jual beli serta harga jual beli ditentukan oleh satu pihak yang mengakibatkan kerugian bagi masyarakat Indonesia pada saat itu.
2.
dampak positif kebijakan kerja paksa ialah adanya pembangunan infrastruktur, rakyat jadi mengenal tanaman dan cara mengelola lahan dan dampak negatifnya ialah kesengsaraan rakyat meluas dan menimbulkan perlawanan terhadap pemerintah kolonial.
3.Sistem sewa tanah menggambarkan seakan-akan rakyat tidak memiliki tanah, padahal tanah tersebut adalah milik rakyat. Hasil sewa tanah juga tidak seluruhnya digunakan untuk kemakmuran rakyat.
4.Akibat sistem tamam paksa, kualitas dan hasil tanaman pangan juga berkurang dan menimbulkan masalah baru yaitu kelaparan. Hal ini karena petani tidak sempat mengurusi sawah dan ladang karena harus mengurus tanaman perkebunan.
5.perlawanan terhadap kolonialisme dan imperialisme dilakukan oleh rakyat di Maluku (Pattimura), Tanah Minang (Imam Bonjol), Jawa (Pangeran Diponegoro), Bali (I Gusti Ketut Jelantik), Kalimantan (Pangeran Antasari), Aceh (Teuku Umar), dan Tapanuli (Raja Sisingamangaraja XII).
Jawaban:
1. proses jual beli serta harga jual beli ditentukan oleh satu pihak yang mengakibatkan kerugian bagi masyarakat Indonesia pada saat itu.
2.
dampak positif kebijakan kerja paksa ialah adanya pembangunan infrastruktur, rakyat jadi mengenal tanaman dan cara mengelola lahan dan dampak negatifnya ialah kesengsaraan rakyat meluas dan menimbulkan perlawanan terhadap pemerintah kolonial.
3.Sistem sewa tanah menggambarkan seakan-akan rakyat tidak memiliki tanah, padahal tanah tersebut adalah milik rakyat. Hasil sewa tanah juga tidak seluruhnya digunakan untuk kemakmuran rakyat.
4.Akibat sistem tamam paksa, kualitas dan hasil tanaman pangan juga berkurang dan menimbulkan masalah baru yaitu kelaparan. Hal ini karena petani tidak sempat mengurusi sawah dan ladang karena harus mengurus tanaman perkebunan.
5.perlawanan terhadap kolonialisme dan imperialisme dilakukan oleh rakyat di Maluku (Pattimura), Tanah Minang (Imam Bonjol), Jawa (Pangeran Diponegoro), Bali (I Gusti Ketut Jelantik), Kalimantan (Pangeran Antasari), Aceh (Teuku Umar), dan Tapanuli (Raja Sisingamangaraja XII).