1. Pemimpin perlawanan PETA 2. Tempat tewasnya jendral mallaby 3. Pemimpin indonesia dalam pertempuran medan area 4. Ciri ciri perang Gerilya 5. Tujuan agresi militer I 6. Tempat terjadinya agresi militer l 7. Industri berkembang di jerman 8. Tujuan romusha 9. Faktor penghambat perubahan sosial budaya 10. Faktor internal pendorong sosial budaya 11. Faktor eksternal pendorong sosial budaya
azizahazzahra32
1.shudanco supriyadi 2.jembatan merah surabaya 4.perang dilakukan di malam hari perang dilakukan secara sembunyi sembunyi 5.agar Indonesia menyerah dan mempersempit wilayah indonesia
0 votes Thanks 1
KEDEBONGPISANG
Jawab: 1.supriyadi 2.pada perang atau dalam peristiwa 10 nevember 3.brigadir jendral T.E.D kelly 4.serangan secara mendadak dan serangan dengan cara menipu musuh 5.merebut daerah-daerah perkebunan yang kaya dan daerah yang memiliki sumber daya alam, terutama minyak 6.jawa timur 7.industri otomotif 8.untuk menunjukkan kepada Jepang bahwa penduduk Jawa telah siap sehidup semati dengan Dai Nippon. 9.ideologi dan agama,sikap tertutup terhadap perubahan dan tingkat pendidikan yg rendah 10.Adanya kejenuhan atau ketidakpuasan individu terhadap sistem nilai yang berlaku di masyarakat. 11.Peperangan selalu berdampak pada tingginya angka kematian, rusaknya berbagai sarana dan prasarana kebutuhan hidup sehari-hari, terjadinya kekacauan ekonomi dan sosial, serta tergoncangnya mental penduduk sehingga merasa frustasi dan tidak berdaya
1.supriyadi
2.pada perang atau dalam peristiwa 10 nevember
3.brigadir jendral T.E.D kelly
4.serangan secara mendadak dan serangan dengan cara menipu musuh
5.merebut daerah-daerah perkebunan yang kaya dan daerah yang memiliki sumber daya alam, terutama minyak
6.jawa timur
7.industri otomotif
8.untuk menunjukkan kepada Jepang bahwa penduduk Jawa telah siap sehidup semati dengan Dai Nippon.
9.ideologi dan agama,sikap tertutup terhadap perubahan dan tingkat pendidikan yg rendah
10.Adanya kejenuhan atau ketidakpuasan individu terhadap sistem nilai yang berlaku di masyarakat.
11.Peperangan selalu berdampak pada tingginya angka kematian, rusaknya berbagai sarana dan prasarana kebutuhan hidup sehari-hari, terjadinya kekacauan ekonomi dan sosial, serta tergoncangnya mental penduduk sehingga merasa frustasi dan tidak berdaya