Sultan dari Kerajaan Banten di wilayah provinsi jawa barat.
Pembahasan:
Salah satu kerajaan bercorak islam di Indonesia ialah kerajaan Banten. Kerajaan Banten terbentuk saat Kerajaan Demak sedang mengalami kekacauan. Banten yang awalnya merupakan wilayah kekuasaan dari kerajaan Demak kemudian memisahkan diri dan mendirikan kerajaan sendiri.
Kerajaan Banten mengalami zaman keemasan pada masa pemerintahan Sultan Ageng Tirtayasa.
Sultan Ageng Tirtayasa merupakan seorang sultan yang gagah perkasa menentang tindakan belanda yang ingin menguasai seluruh perdagangan di Banten. Sultan Ageng Tirtayasa memerintah di Kerajaan banten dari tahun 1651 hingga tahun 1680.
Sultan Ageng Tirtayasa lahir pada tahun 1631. Sultan Ageng Tirtayasa merupakan pemimpin intelektual yang idealis dan mengedepankan kepentingan rakyat.
Pemberontakan Sultan Ageng Tirtayasa terhadap Belanda diawali dengan menolak perjanjian paksa monopoli perdagangan yang ditawarkan VOC karena dirasa merugikan kesultanan Banten. Ia justru menjadikan Banten sebagai pelabuhan terbuka sehingga menjadi wilayah yang sangat maju pada saat itu.
Sultan Ageng Tirtayasa berpribadi beragama yang mencintai seni budaya. Beliau menguasai permainan wayang wong dan sasaptonan, permainan di kalangan rakyat dan bangsawan yang sangat digemari pada saat itu. Ketika memperoleh gelar raja Banten, ia pun dikenal cerdas dan menjunjung tinggi pendidikan.
Keunggulan Sultan Ageng terletak dari segi diplomasi. Beliau melandaskan prinsip saling menguntungkan baik dalam bentuk politik maupun ekonomi. Dari segi kemanusiaan, jiwa sosialnya peka terhadap ketidakadilan dan berani memperjuangkan nilai kebenaran yang dianutnya.
Sultan Ageng Tirtayasa berpikirnya inovatif. Sejarah menyebutkan bahwa beliau melakukan tranformasi budaya demi pembangunan fasilitas daerah yang lebih maju.
Sultan Ageng Tirtayasa mengundang arsitek asal Tiongkok bernama Cakradana untuk mengubah dasar bangunan yang awalnya menggunakan kayu dan bambu menjadi batu beton. Bahkan untuk mengembangkan sistem pengelolaan air bagi irigasi dan pembuatan bendungan, ia tidak ragu mendatangkan seorang konsultan asal Belanda yang saat itu teknologinya sudah jauh lebih maju. Hasilnya, bukan hanya bidang pertanian yang berkembang pesat, jalur tranportasi air, perekonomian, serta pertahanan negara pun semakin menguat.
Sultan Ageng cerdas serta berwawasan terbuka dalam menerima kemajuan teknologi, ia juga andal dalam melakukan strategi perang. Sejak lama ia telah melancarkan strategi perang tersembunyi lewat politik ekspansi melalui perbesaran jalur perdagangan Banten dan pengaruh kekuasaan mulai dari Priangan hingga memasuki Batavia untuk menekan perluasan kekuasaan Mataram sekaligus VOC. Di dalamnya, ia juga meningkatkan diplomasi politik dan perdagangan dengan banyak negara asing untuk memperkuat angkatan perang.
Sultan Ageng Tirtayasa mendirikan pesantrren di lingkungan kesultanan, tapi juga di tengah masyarakat. Bahkan untuk membina mental prajurit, ia sengaja mendatangkan banyak guru-guru agama dari berbagai negara islam yang lebih maju. Salah satunya bahkan dijadikan menantu, penasihat, sekaligus guru keagamaan dalam kesultanan Banten.(Lt)
16 votes Thanks 26
OSNMatematika
Sultan Ageng Tirtayasa adalah raja pada kerajaan banten di Jawa Barat atau Banten yang mengalami masa kejayaan. Kondisi kerajaan Bantan sangat makmur saat diperintahkan oleh Sultan Ageng Tirtayasa.
Mata pelajaran: IPS Sejarah
Kelas: V SD
Kategori: Kerajaan Bercorak Islam di Indonesia
Kode Kategori berdasarkan kurikulum KTSP: 11.3.2
Kata kunci: sultan ageng tirtayasa,islamJawaban:
Informasi mengenai sultan ageng tirtayasa:Sultan dari Kerajaan Banten di wilayah provinsi jawa barat.
Pembahasan:
Salah satu kerajaan bercorak islam di Indonesia ialah kerajaan Banten. Kerajaan Banten terbentuk saat Kerajaan Demak sedang mengalami kekacauan. Banten yang awalnya merupakan wilayah kekuasaan dari kerajaan Demak kemudian memisahkan diri dan mendirikan kerajaan sendiri.
Kerajaan Banten mengalami zaman keemasan pada masa pemerintahan Sultan Ageng Tirtayasa.
Sultan Ageng Tirtayasa merupakan seorang sultan yang gagah perkasa menentang tindakan belanda yang ingin menguasai seluruh perdagangan di Banten. Sultan Ageng Tirtayasa memerintah di Kerajaan banten dari tahun 1651 hingga tahun 1680.
Sultan Ageng Tirtayasa lahir pada tahun 1631. Sultan Ageng Tirtayasa merupakan pemimpin intelektual yang idealis dan mengedepankan kepentingan rakyat.
Pemberontakan Sultan Ageng Tirtayasa terhadap Belanda diawali dengan menolak perjanjian paksa monopoli perdagangan yang ditawarkan VOC karena dirasa merugikan kesultanan Banten. Ia justru menjadikan Banten sebagai pelabuhan terbuka sehingga menjadi wilayah yang sangat maju pada saat itu.
Sultan Ageng Tirtayasa berpribadi beragama yang mencintai seni budaya. Beliau menguasai permainan wayang wong dan sasaptonan, permainan di kalangan rakyat dan bangsawan yang sangat digemari pada saat itu. Ketika memperoleh gelar raja Banten, ia pun dikenal cerdas dan menjunjung tinggi pendidikan.
Keunggulan Sultan Ageng terletak dari segi diplomasi. Beliau melandaskan prinsip saling menguntungkan baik dalam bentuk politik maupun ekonomi. Dari segi kemanusiaan, jiwa sosialnya peka terhadap ketidakadilan dan berani memperjuangkan nilai kebenaran yang dianutnya.
Sultan Ageng Tirtayasa berpikirnya inovatif. Sejarah menyebutkan bahwa beliau melakukan tranformasi budaya demi pembangunan fasilitas daerah yang lebih maju.
Sultan Ageng Tirtayasa mengundang arsitek asal Tiongkok bernama Cakradana untuk mengubah dasar bangunan yang awalnya menggunakan kayu dan bambu menjadi batu beton. Bahkan untuk mengembangkan sistem pengelolaan air bagi irigasi dan pembuatan bendungan, ia tidak ragu mendatangkan seorang konsultan asal Belanda yang saat itu teknologinya sudah jauh lebih maju. Hasilnya, bukan hanya bidang pertanian yang berkembang pesat, jalur tranportasi air, perekonomian, serta pertahanan negara pun semakin menguat.
Sultan Ageng cerdas serta berwawasan terbuka dalam menerima kemajuan teknologi, ia juga andal dalam melakukan strategi perang. Sejak lama ia telah melancarkan strategi perang tersembunyi lewat politik ekspansi melalui perbesaran jalur perdagangan Banten dan pengaruh kekuasaan mulai dari Priangan hingga memasuki Batavia untuk menekan perluasan kekuasaan Mataram sekaligus VOC. Di dalamnya, ia juga meningkatkan diplomasi politik dan perdagangan dengan banyak negara asing untuk memperkuat angkatan perang.
Sultan Ageng Tirtayasa mendirikan pesantrren di lingkungan kesultanan, tapi juga di tengah masyarakat. Bahkan untuk membina mental prajurit, ia sengaja mendatangkan banyak guru-guru agama dari berbagai negara islam yang lebih maju. Salah satunya bahkan dijadikan menantu, penasihat, sekaligus guru keagamaan dalam kesultanan Banten.(Lt)