Saat berlangsungnya rapat OSIS SMK Nurul Iman, yang dipimpin langsung oleh Ketua Umum OSIS dengan topik pembicaran merumuskan program kerja 1 tahun. Pembicaraan alot terjadi ketika membahas kegiatan jambore latgab (latihan gabungan) beberapa bidang ekskul yang dimotori oleh pengurus ekskul pramuka. Ada beberapa ekskul yang dilibatkan, seperti Majalah Dinding (Mading) dan KIR (Karya Ilmiah Remaja). Namun, bidang ekskul, khususnya PMR dan Paskibra, tidak setuju. Mereka mengganggap kegiatan latgab, khusus untuk bidang ekskul tertentu saja. Jadi tidak semua bidang ekskul pantas menjadi peserta latgab. Berikut cuplikan percakapannya.
Ketua OSIS : ”Teman-teman pengurus OSIS, dalam kegiatan latgab bulan depan, pihak Pramuka mengizinkan seksi Mading diikutsertakan pada latihan gabungan tersebut. Sebagaimana seksi KIR. Sebelum kita putuskan, apakah ada yang ingin menanggapi?”
Anto : ”Mohon maaf, bukannya saya tidak setuju ada tambahan kelompok peserta latgab yang dalam hal ini seksi Mading, namun orientasi latihan gabungan ini kanmengarah pada lebih banyak kegiatan yang bersifat pelatihan fisik. Jadi, menurut saya, keikutsertaan seksi Mading menjadi kurang efektif dan tidak pada tempatnya.”
Tari : ”Saya sependapat dengan Anto, latihan gabungan ini jika dilihat dari nama kegiatannya, tentu kita tahu bahwa pada kegiatan ini, kita mengnyinergikan peranan beberapa ekskul yang pada intinya memiliki kesamaan materi yang dipelajari di bidang ekskulnya, yaitu keterampilan psikomotorik. Saya malah menyarankan untuk latgab tahun ini, peserta ekskul hanya melibatkan PMR, Paskibra, dan pramuka.”
Dwi : ”Mohon maaf sekali lagi rekan-rekan, jika selama ini Pramuka yang memotori kegiatan latgab sehingga kami yang merencanakan proses kegiatan ini. Sebenarnya jika kita cermati tujuan diadakannya latgab ini, yaitu mengupayakan adanya kebersamaan di tubuh OSIS dalam bidang apa pun. Sebab, induk kita adalah sama semua ekskul membawa visi dan misi Sekolah kita dan melibatkan para siswa di SMK kita. Tak ada salahnya jika kita mengajak semua bidang ekskul untuk terlibat pada jambore/latgab ini. Kami malah berkeinginan semua bidang ekskul terlibat. Masalah butuh pelatihnya, nanti akan kita rumuskan bersama, kita hendaknya tidak memandang pelatihan ini sebagai bentuk latihan keterampilan untuk fisik saja, namun juga setiap peserta apa pun bidang ekskulnya, butuh pelatihan yang bersifat kognitif. Mungkin rekan-rekan di Mading dan KIR dapat memberikan konsep dan keterampilan khusus untuk hal ini.”
Anto : ”Semua yang dikemukakan teman Dwi betul. Namun, bagaimana perencanaan mengenai akomodasi dan biaya pastilah akan mengalami pembengkakan. Sekali lagi kami minta maaf, bukannya kami bermaksud menyepelekan teman-teman di bidang lain. Ini hanya ingin supaya kegiatan tak harus bernuansa hura-hura, tapi lebih terfokus dan efektif karena OSIS tetap akan mengakomodasi semua kegiatan bidang lainnya pada bentuk kegiatan yang proporsional.”
Tari : ”Apa yang disampaikan Anto tidak salah jika pandangannya lebihmengarah pada proses penyelenggaraan. Kami akan mengupayakan semaksimal mungkin untuk meringankan beban keuangan OSIS. Tapi, kami mohonkan pengertian semua pihak bahwa melibatkan banyak pihak bukan berarti berhura-hura. Kepada Ketua umum OSIS, kami mencoba ingin adanya kebersamaan yang total di tubuh OSIS. Kami mohon tawaran kami ini didukung.”
Ketua OSIS : ”Baiklah jika pihak Pramuka yang menjadi ”master of job” kegiatan ini menjamin pihak OSIS dan sekolah tidak menjadi susah dalam proses penyelenggarannya, menurut saya kita coba saja, tak ada salahnya bukan?” ..... Akhirnya, OSIS menetapkan kegiatan latgab melibatkan semua bidang ekskul bukan saja Mading dan KIR.
1. Apakah inti permasalahan dalam rapat tersebut?
2. Apakah bahasa yang digunakan cukup santun dan tidak menyinggung perasaan orang lain?
3. Apakah gagasan/ide disampaikan secara logis?
4. Apakah alasan diikutsertakannya ekskul Mading dan KIR dalam latihan gabungan?
5. Bagaimana hasil keputusan rapat tersebut
2.Ya,karena tidak ada pemaksaan pendapat oleh pihak manapun,mereka memberi saran dengan cara yang baik.
3.Ya
4.Karena setiap peserta apa pun bidang ekskulnya, butuh pelatihan yang bersifat kognitif.
5.kegiatan latgab melibatkan semua bidang ekskul bukan saja Mading dan KIR.