Hadis kedudukan orang berilmu beserta arabnya dan latin
144900mhz مَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلتمسُ فِيهِ عِلْمًا سَهّلََ اللهُ بِهِ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ، وَإِنَّ الْمَلَائِكَةَ لَتَضَعُ أَجْنِحَتَهَا لِطَالِبِ الْعِلْمِ رِضًا بما يصنع، وَإِنَّ العالم لَيَسْتَغْفِرُ له مَنْ فِي السَّمَاوَاتِ وَ مَنْ فِي الْأَرْضِ، حَتَّى الْحِيتَانُ فِي الْمَاءِ، وَفَضْلُ الْعَالِمِ عَلَى الْعَابِدِ كَفَضْلِ الْقَمَرِ ليلة البدر عَلَى سَائِرِ الْكَوَاكِبِ، و إِنَّ الْعُلَمَاءَ وَرَثَةُ الْأَنْبِيَاءِ، فإن الْأَنْبِيَاء لَمْ يُوَرِّثُوا دِينَارًا وَلَا دِرْهَمًا، وَإِنَّمَا وَرثُوا الْعِلْمَ، فَمَنْ أَخَذَه، أَخَذَ بِحَظٍّ وَافِرٍ“Barangsiapa yang menempuh suatu jalan untuk menuntut ilmu, maka Allāh akan memudahkan baginya jalan menuju surga.Sesungguhnya para malaikat menaungi penuntut ilmu dengan sayap-sayap mereka karena ridhā terhadap apa yang mereka lakukan.Sesungguhnya orang-orang yang berilmu akan dido’akan ampunan oleh para penghuni langit dan bumi, sampai ikan yang ada di air sekalipun.Keutamaan orang yang berilmu dibanding orang yang rajin ibadah adalah sebagaimana keutamaan bulan ketika purnama dibandingkan seluruh bintang di langit.Dan sesungguhnya para ulama adalah pewaris nabi. Sesungguhnya para nabi tidaklah mewariskan dinar dan dirham, akan tetapi mereka mewariskan ilmu. Barangsiapa yang mengambil warisan tersebut, sungguh dia telah mengambil bagian yang banyak” (HR. Ahmad, Abu Dawud, Tirmidzi, dan lainnya. Dinilai hasan lighāirihi oleh Syaikh Al Albani)Ilmu dan Amal Adalah Tujuan Diciptakannya ManusiaSesungguhnya Rābb kita, Allāh Jalla wa ‘Alaa menciptakan manusia untuk ilmu dan amal, yakni agar manusia mengenal Allāh (ilmu) dan beribadah kepada-Nya semata (amal).Allāh Ta’ala berfirman,اللَّهُ الَّذِي خَلَقَ سَبْعَ سَمَاوَاتٍ وَمِنَ الْأَرْضِ مِثْلَهُنَّ يَتَنَزَّلُ الْأَمْرُ بَيْنَهُنَّ لِتَعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ وَأَنَّ اللَّهَ قَدْ أَحَاطَ بِكُلِّ شَيْءٍ عِلْمًا “Allāh yang menciptakan tujuh lapis langit dan tujuh lapis bumi. Perintah Allāh berlaku padanya agar kalian mengetahuibahwasanya Allāh Maha Kuasa atas segala sesuatu. Dan ilmu Allāh meliputi segala sesuatu” (QS. Ath Thālaq : 12)Allāh Ta’ala berfirman,وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ“Dan tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepada-Ku” (QS. Adz Dzariyat : 56)Maka ilmu dan amal (ibadah) adalah tujuan penciptaan makhluk. Dan sebuah ibadah haruslah dikerjakan atas dasar ilmu yang bermanfaat, yang mendekatkan seorang hamba kepada Rābb-nya. Barangsiapa yang berilmu kemudian mengamalkan ilmunya, berarti dia telah mewujudkan tujuan penciptaan dirinya.Dimurkai Karena Tidak Beramal dan Sesat Karena Tidak BerilmuAllāh Ta’ala berfirman,اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ (6) صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّالِّينَ“Ya Allāh, tunjukkanlah kami jalan yang lurus. Yakni jalannya orang-orang yang Engkau beri nikmat, bukan jalannya orang-orang yang Engkau murkai dan bukan pula jalan orang yang sesat” (QS. Al Fatihah : 6-7)Di dalam ayat terakhir surat Al Fatihah tersebut, Allāh Ta’ala menyebutkan 3 golongan :Golongan yang diberikan nikmat, mereka inilah orang-orang yang berilmu kemudian mengamalkannyaGolongan yang dimurkai, mereka adalah yahudi, berilmu tetapi tidak mengamalkan ilmunyaGolongan yang sesat, mereka adalah nasrani, beramal tanpa dasar ilmuSufyan bin ‘Uyainah rāhimahullāh berkata,من فسد من علمائنا ففيه شبه من اليهود. و من فسد من عبادنا ففيه شبه من النصارى“Orang yang rusak dari kalangan ulama kita, maka padanya ada kemiripan dengan yahudi. Dan orang yang rusak dari ahli ibadah kita, maka padanya ada kemiripan dengan nasrani”Karena yahudi adalah orang yang berilmu tetapi tidak mengamalkannya. Sedangkan nasrani adalah orang yang beramal tanpa landasan ilmu.Bersambung dengan pembahasan ancaman keras bagi orang yang tidak mengamalkan ilmunya, insya Allah…Ya Allāh, ajarilah kami segala yang bermanfaat bagi diri kami. Dan berikanlah manfaat kepada kami dari apa yang telah Engkau ajarkan. Dan tambahkanlah ilmu kami. Sesungguhnya Engkau Maha Mendengar lagi Maha Dekat.
مَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلتمسُ فِيهِ عِلْمًا سَهّلََ اللهُ بِهِ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ، وَإِنَّ الْمَلَائِكَةَ لَتَضَعُ أَجْنِحَتَهَا لِطَالِبِ الْعِلْمِ رِضًا بما يصنع، وَإِنَّ العالم لَيَسْتَغْفِرُ له مَنْ فِي السَّمَاوَاتِ وَ مَنْ فِي الْأَرْضِ، حَتَّى الْحِيتَانُ فِي الْمَاءِ، وَفَضْلُ الْعَالِمِ عَلَى الْعَابِدِ كَفَضْلِ الْقَمَرِ ليلة البدر عَلَى سَائِرِ الْكَوَاكِبِ، و إِنَّ الْعُلَمَاءَ وَرَثَةُ الْأَنْبِيَاءِ، فإن الْأَنْبِيَاء لَمْ يُوَرِّثُوا دِينَارًا وَلَا دِرْهَمًا، وَإِنَّمَا وَرثُوا الْعِلْمَ، فَمَنْ أَخَذَه، أَخَذَ بِحَظٍّ وَافِرٍ“Barangsiapa yang menempuh suatu jalan untuk menuntut ilmu, maka Allāh akan memudahkan baginya jalan menuju surga.Sesungguhnya para malaikat menaungi penuntut ilmu dengan sayap-sayap mereka karena ridhā terhadap apa yang mereka lakukan.Sesungguhnya orang-orang yang berilmu akan dido’akan ampunan oleh para penghuni langit dan bumi, sampai ikan yang ada di air sekalipun.Keutamaan orang yang berilmu dibanding orang yang rajin ibadah adalah sebagaimana keutamaan bulan ketika purnama dibandingkan seluruh bintang di langit.Dan sesungguhnya para ulama adalah pewaris nabi. Sesungguhnya para nabi tidaklah mewariskan dinar dan dirham, akan tetapi mereka mewariskan ilmu. Barangsiapa yang mengambil warisan tersebut, sungguh dia telah mengambil bagian yang banyak” (HR. Ahmad, Abu Dawud, Tirmidzi, dan lainnya. Dinilai hasan lighāirihi oleh Syaikh Al Albani)Ilmu dan Amal Adalah Tujuan Diciptakannya Manusia Sesungguhnya Rābb kita, Allāh Jalla wa ‘Alaa menciptakan manusia untuk ilmu dan amal, yakni agar manusia mengenal Allāh (ilmu) dan beribadah kepada-Nya semata (amal).Allāh Ta’ala berfirman,اللَّهُ الَّذِي خَلَقَ سَبْعَ سَمَاوَاتٍ وَمِنَ الْأَرْضِ مِثْلَهُنَّ يَتَنَزَّلُ الْأَمْرُ بَيْنَهُنَّ لِتَعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ وَأَنَّ اللَّهَ قَدْ أَحَاطَ بِكُلِّ شَيْءٍ عِلْمًا “Allāh yang menciptakan tujuh lapis langit dan tujuh lapis bumi. Perintah Allāh berlaku padanya agar kalian mengetahuibahwasanya Allāh Maha Kuasa atas segala sesuatu. Dan ilmu Allāh meliputi segala sesuatu” (QS. Ath Thālaq : 12)Allāh Ta’ala berfirman,وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ“Dan tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepada-Ku” (QS. Adz Dzariyat : 56)Maka ilmu dan amal (ibadah) adalah tujuan penciptaan makhluk. Dan sebuah ibadah haruslah dikerjakan atas dasar ilmu yang bermanfaat, yang mendekatkan seorang hamba kepada Rābb-nya. Barangsiapa yang berilmu kemudian mengamalkan ilmunya, berarti dia telah mewujudkan tujuan penciptaan dirinya.Dimurkai Karena Tidak Beramal dan Sesat Karena Tidak BerilmuAllāh Ta’ala berfirman,اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ (6) صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّالِّينَ“Ya Allāh, tunjukkanlah kami jalan yang lurus. Yakni jalannya orang-orang yang Engkau beri nikmat, bukan jalannya orang-orang yang Engkau murkai dan bukan pula jalan orang yang sesat” (QS. Al Fatihah : 6-7)Di dalam ayat terakhir surat Al Fatihah tersebut, Allāh Ta’ala menyebutkan 3 golongan :Golongan yang diberikan nikmat, mereka inilah orang-orang yang berilmu kemudian mengamalkannyaGolongan yang dimurkai, mereka adalah yahudi, berilmu tetapi tidak mengamalkan ilmunyaGolongan yang sesat, mereka adalah nasrani, beramal tanpa dasar ilmuSufyan bin ‘Uyainah rāhimahullāh berkata,من فسد من علمائنا ففيه شبه من اليهود. و من فسد من عبادنا ففيه شبه من النصارى“Orang yang rusak dari kalangan ulama kita, maka padanya ada kemiripan dengan yahudi. Dan orang yang rusak dari ahli ibadah kita, maka padanya ada kemiripan dengan nasrani”Karena yahudi adalah orang yang berilmu tetapi tidak mengamalkannya. Sedangkan nasrani adalah orang yang beramal tanpa landasan ilmu.Bersambung dengan pembahasan ancaman keras bagi orang yang tidak mengamalkan ilmunya, insya Allah…Ya Allāh, ajarilah kami segala yang bermanfaat bagi diri kami. Dan berikanlah manfaat kepada kami dari apa yang telah Engkau ajarkan. Dan tambahkanlah ilmu kami. Sesungguhnya Engkau Maha Mendengar lagi Maha Dekat.