matt122Tari Menak KoncarTari merupakan sarana ungkap ekspresi pengalaman jiwa yang diwujudkan melalui garap medium gerak. Ungkapan dalam seni mempunyai tujuan hayatan yang akan berbeda dengan ungkapan sehari-hari. Rasa ungkap tari akan dapat terwujud melalui medium gerak yang disajikan secara utuh dan penuh penghaytan.Tari gaya Surakarta terbagi dalam tiga genre yaitu putri atau putren, putra gagah atau gagahan, dan tari putra alus atau alusan. Alusan adalah kualitas tari yang menghadirkan karakter putra dan disajikan oleh penari putra, tetapi seiring perkembangan zaman sejak tahun 1930–an alusanlebih banyak diperagakan oleh penari putri. Hingga sekarang kualitasalusan disajikan oleh penari putra maupun putri. Menurut Sunarno Purwolelono dalam tulisannya yng berjudul “ Modul Mata Kuliah Praktik Dasar Tari Tradisi Gaya Surakarta” alusan terdiri dari dua karakter yaitu karakter alusan luruh dan alus lanyap. Perbedaannya antara lain dibedakan pada volume/lebar sempit gerak atau bentuk tubuh yang dihasilkan dan penerapan irama gerak pada karakter tari.Tari tradisi gaya Surakarta dalam bentuk alusan mempunyai ciri wirengmaupum pethilan. Wireng yaitu suatu bentuk tarian yang tidak mengambil cerita dari pewayangan sedangkan pethilan merupakan suatu bentuk tarian yang mengambil cerita dalam pewayangan atu cerita lainnya.Alusan dipandang sebagai ekspresi daya pesona kegagahan pada ksatria muda, dewa-dewa dan dilain pihak dipandang dari segi eksprsi keadaan jiwa yng tenang dan tenteram (Clara Brakel).Tari Menak Koncar pertama kali disusun oleh Nyi Bei Minto Laras dalam gaya Mangkunegaran tahun 1960-1970. Kemudian digubah oleh S. Maridi dan direkam sekitar tahun 80-an, oleh Lokananta (Wahyu S.P, wawancara 2 Mei 2010). Tari Menak koncar menggambarkan Adipati Menak Koncar sebagai pemimpin senopati perang. Menak Koncar digambarakan gandrung dengan Dewi Sekati