Gaya bahasa menurut goys keraf,dengan contohnya dan penjelasannya
Didocahyadesthian
Menurut Gorys Keraf, gaya bahasa dibagi menjadi 4 yaitu perbandingan, pertentangan, pertautan dan perulangan. 1.Perbandingan -Metafora : Gaya Bahasa yang membandingkan suatu benda dengan benda lain karena mempunyai sifat yang sama atau hampir sama. Contoh : Api Semangat juangnya telah berkobar, tak gentar menghadapi musuh. -Personifikasi : Pengungkapan dengan menggunakan perilaku manusia yang diberikan kepada sesuatu yang bukan manusia atau menghidupkan benda mati. Contoh : Hembusan angin di tepi pantai membelai rambutku. -Alegori : Menyatakan dengan cara lain, melalui kiasan atau penggambaran. Contoh : Perjalanan hidup manusia seperti sungai yang mengalir menyusuri tebing-tebing, yang kadang-kadang sulit ditebak kedalamannya, yang rela menerima segala sampah, dan yang pada akhirnya berhenti ketika bertemu dengan laut. -Simbolik : Majas yang melukiskan sesuatu dengan mempergunakan benda, binatang, atau tumbuhan sebagai simbol atau lambang. Contoh : Ia adalah kembang desa di kampung ini. -Simile : Pengungkapan dengan perbandingan eksplisit yang dinyatakan dengan kata depan dan penghubung, seperti layaknya, bagaikan, " umpama", "ibarat","bak", bagai". Contoh : Kau umpama air aku bagai minyaknya, bagaikan Qais dan Laila yang dimabuk cinta berkorban apa saja. 2.Pertentangan -Hiperbola : Pengungkapan yang melebih-lebihkan kenyataan sehingga kenyataan tersebut menjadi tidak masuk akal. Contoh : Gedung-gedung perkantoran di kota-kota besar telah mencapai langit. -Litotes : Ungkapan berupa penurunan kualitas suatu fakta dengan tujuan merendahkan diri. Contoh : Terimalah kado yang tidak berharga ini sebagai tanda terima kasihku. -Ironi : Sindiran dengan menyembunyikan fakta yang sebenarnya dan mengatakan kebalikan dari fakta tersebut. Contoh : Suaramu merdu seperti kaset kusut. -Paradoks : Majas yang mengandung pertentangan antara pernyataan dan fakta yang ada. Contoh : Aku merasa sendirian di tengah kota Jakarta yang ramai ini. -Antitesis : Majas yang mempergunakan pasangan kata yang berlawanan artinya. Contoh : Tua muda, besar kecil, ikut meramaikan festival itu. 3.Pertautan -Alusi : Pemakaian ungkapan yang tidak diselesaikan karena sudah dikenal. Contoh : Sudah dua hari ia tidak terlihat batang hidungnya. -Metonimia : Majas yang menggunakan ciri atau label dari sebuah benda untuk menggantikan benda tersebut. Pengungkapan tersebut berupa penggunaan nama untuk benda lain yang menjadi merek, ciri khas, atau atribut. Contoh : Ayah pulang dari luar negeri naik garuda (maksudnya pesawat). -Sinekdoke : Majas yang menyebutkan nama bagian sebagai pengganti nama keseluruhan atau sebaliknya. Majas sinekdoke dapat dibedakan menjadi dua, yaitu pars pro toto dan totem pro parte. Pars pro toto ialah majas yang menggunakan nama bagian sebagai pengganti nama keseluruhan.Contoh:Setiap kepala mendapatkan hadiah Rp 100.000,00. Kata kepala mengandung arti orang. Totem pro parte ialah majas yang menggunakan nama keseluruhan sebagai pengganti nama bagian.Contoh :Dalam pertandingan sepakbola kemarin Indonesia mengalahkan Malaysia dengan angka 2-1. Kata Indonesia untuk menyebut kesebelasan sepakbola Indonesia. -Eufemisme : majas yang merupakan ungkapan halus sebagai ungkapan yang dirasakan kasar, kurang sopan, atau kurang menyenangkan. Contoh : Semoga arwah para pahlawan yang telah mendahului kita diterima di sisi Tuhan.Arti kata mendahului kita ialah meninggal dunia. 4.Perulangan -Aliterasi : Majas yang menggunakan kata-kata dengan bunyi awal yang sama (purwakanti). Contoh : Dara damba daku datang dari danau duga dua duka diam di diriku. -Repetisi : Majas yang berupa pengulangan kata atau kelompok kata yang sama, dengan maksud menarik perhatian atau lebih menegaskan. Contoh : Dengan modal ketekunan, kita akan meraih cita-cita. Oleh sebab itu, sekali lagi ketekunanlah yang perlu kalian tingkatkan. -Anafora : Majas yang berupa pengulangan kata atau frase pada awal kalimat atau penggalan kalimat yang disusun secara berurutan. Contoh : Dengan giat belajar, kalian dapat mengambil jurusan yang diinginkan. Dengan giat belajar, nilai-nilai kalian akan memusakan. Dengan giat belajar, kalian dapat mencapai cita-cita yang diinginkan. -Pleonasme : Majas yang menjelaskan arti dari kata sebelumnya. Contoh :Ayo maju ke depan, saya melihat peristiwa itu dengan mata kepala sendiri.Kata maju pada kalimat tersebut ditegaskan kembali dengan kata ke depan, padahal secara harfiah kata maju berarti bergerak ke arah depan.
1.Perbandingan
-Metafora : Gaya Bahasa yang membandingkan suatu benda dengan benda lain karena mempunyai sifat yang sama atau hampir sama.
Contoh : Api Semangat juangnya telah berkobar, tak gentar menghadapi musuh.
-Personifikasi : Pengungkapan dengan menggunakan perilaku manusia yang diberikan kepada sesuatu yang bukan manusia atau menghidupkan benda mati.
Contoh : Hembusan angin di tepi pantai membelai rambutku.
-Alegori : Menyatakan dengan cara lain, melalui kiasan atau penggambaran.
Contoh : Perjalanan hidup manusia seperti sungai yang mengalir menyusuri tebing-tebing, yang kadang-kadang sulit ditebak kedalamannya, yang rela menerima segala sampah, dan yang pada akhirnya berhenti ketika bertemu dengan laut.
-Simbolik : Majas yang melukiskan sesuatu dengan mempergunakan benda, binatang, atau tumbuhan sebagai simbol atau lambang.
Contoh : Ia adalah kembang desa di kampung ini.
-Simile : Pengungkapan dengan perbandingan eksplisit yang dinyatakan dengan kata depan dan penghubung, seperti layaknya, bagaikan, " umpama", "ibarat","bak", bagai".
Contoh : Kau umpama air aku bagai minyaknya, bagaikan Qais dan Laila yang dimabuk cinta berkorban apa saja.
2.Pertentangan
-Hiperbola : Pengungkapan yang melebih-lebihkan kenyataan sehingga kenyataan tersebut menjadi tidak masuk akal.
Contoh : Gedung-gedung perkantoran di kota-kota besar telah mencapai langit.
-Litotes : Ungkapan berupa penurunan kualitas suatu fakta dengan tujuan merendahkan diri.
Contoh : Terimalah kado yang tidak berharga ini sebagai tanda terima kasihku.
-Ironi : Sindiran dengan menyembunyikan fakta yang sebenarnya dan mengatakan kebalikan dari fakta tersebut.
Contoh : Suaramu merdu seperti kaset kusut.
-Paradoks : Majas yang mengandung pertentangan antara pernyataan dan fakta yang ada.
Contoh : Aku merasa sendirian di tengah kota Jakarta yang ramai ini.
-Antitesis : Majas yang mempergunakan pasangan kata yang berlawanan artinya.
Contoh : Tua muda, besar kecil, ikut meramaikan festival itu.
3.Pertautan
-Alusi : Pemakaian ungkapan yang tidak diselesaikan karena sudah dikenal.
Contoh : Sudah dua hari ia tidak terlihat batang hidungnya.
-Metonimia : Majas yang menggunakan ciri atau label dari sebuah benda untuk menggantikan benda tersebut. Pengungkapan tersebut berupa penggunaan nama untuk benda lain yang menjadi merek, ciri khas, atau atribut.
Contoh : Ayah pulang dari luar negeri naik garuda (maksudnya pesawat).
-Sinekdoke : Majas yang menyebutkan nama bagian sebagai pengganti nama keseluruhan atau sebaliknya. Majas sinekdoke dapat dibedakan menjadi dua, yaitu pars pro toto dan totem pro parte.
Pars pro toto ialah majas yang menggunakan nama bagian sebagai pengganti nama keseluruhan.Contoh:Setiap kepala mendapatkan hadiah Rp 100.000,00. Kata kepala mengandung arti orang.
Totem pro parte ialah majas yang menggunakan nama keseluruhan sebagai pengganti nama bagian.Contoh :Dalam pertandingan sepakbola kemarin Indonesia mengalahkan Malaysia dengan angka 2-1. Kata Indonesia untuk menyebut kesebelasan sepakbola Indonesia.
-Eufemisme : majas yang merupakan ungkapan halus sebagai ungkapan yang dirasakan kasar, kurang sopan, atau kurang menyenangkan.
Contoh : Semoga arwah para pahlawan yang telah mendahului kita diterima di sisi Tuhan.Arti kata mendahului kita ialah meninggal dunia.
4.Perulangan
-Aliterasi : Majas yang menggunakan kata-kata dengan bunyi awal yang sama (purwakanti).
Contoh : Dara damba daku datang dari danau duga dua duka diam di diriku.
-Repetisi : Majas yang berupa pengulangan kata atau kelompok kata yang sama, dengan maksud menarik perhatian atau lebih menegaskan.
Contoh : Dengan modal ketekunan, kita akan meraih cita-cita. Oleh sebab itu, sekali lagi ketekunanlah yang perlu kalian tingkatkan.
-Anafora : Majas yang berupa pengulangan kata atau frase pada awal kalimat atau penggalan kalimat yang disusun secara berurutan.
Contoh : Dengan giat belajar, kalian dapat mengambil jurusan yang diinginkan. Dengan giat belajar, nilai-nilai kalian akan memusakan. Dengan giat belajar, kalian dapat mencapai cita-cita yang diinginkan.
-Pleonasme : Majas yang menjelaskan arti dari kata sebelumnya.
Contoh :Ayo maju ke depan, saya melihat peristiwa itu dengan mata kepala sendiri.Kata maju pada kalimat tersebut ditegaskan kembali dengan kata ke depan, padahal secara harfiah kata maju berarti bergerak ke arah depan.
source : Rizki Reforman